Chapter 15

937 112 51
                                    

Bagi yang semalem udah baca chapter ini, mungkin kalian hanya akan menemukan sedikit perbedaan disini.

.
.
__________

"Jika kau menginginkan sum-sum tulang ku, maka a-akan kuberikan untuk Lay Ge. A-aku akan b-bertanggung jawab atas semua kecerobohanku"

"Tidak! Jangan mengorbankan dirimu sendiri, Hyung" Sehun meronta.

"Ini sudah menjadi tanggung jawabku, Oh Sehun"

"Kumohon, Jangan, Hyung!" Sehun menangis.

"Baguslah, itu yang harus kau lakukan untuk menebus kesalahanmu, Hyung"

Ada keheningan beberapa menit. Tiada diantara kami yang berucap satu katapun. Aku tahu, tidak ada yang baik - baik saja disini. Semua orang sedih, semuanya merasa frustasi. Namun, kenapa aku sibuk menyalahkan diri dan hanya memandang diam adik - adikku ini?

Baekhyun sudah menangis sejak dokter memberi tahu bahwa kondisi Lay semakin memburuk. Junmyeon menjadi lemah dan sedikit dingin pada salah satu diantara kami. Sehun merengek sembari menyangga tubuh Jongdae yang masih menyentuh ubin karena ulah Jongin. Chanyeol sepertiku. Dia diam dan mengamati keadaan yang buruk ini. Netranya menatap kosong pada Jongdae. Sedangkan Jongin, anak itu terlihat menyeramkan dan berapi-api. Tapi, jelas sekali bahwa ia menyimpan kerapuhannya di dalam sana.

Lalu apa yang ku lakukan? Akulah member tertua disini. Tidak bisakah aku mengatasi persoalan rumit yang menyebabkan keretakan pada hubungan kami? Aku tidak tahu. Aku hilang arah.

"Soo-aah, bisakah kau membantuku untuk menemui dokter?"

Rasanya sesak sekali saat Jongdae, adik kesayanganku itu merintih menahan sakit. Dia meluruskan netranya pada Kyungsoo yang sedang terpaku menatap Jongin.

Sehun menggeleng hebat. "Tidak, Hyung. Kau tidak boleh merelakan sumsum tulangmu. K-kau bisa mati, h-hyung"

"T-tidak, Sehunnie. Jika operasinya berjalan lancar, h-hyung tidak akan mati"

"Soo-aah, tolong bantu aku berdiri"

Jongdae, aku ingin sekali mencegah bocah itu mendonorkan sumsum tulangnya. Namun, kakiku dan lidah ku tak ingin bergerak. Pandanganku tiba-tiba memburam dan setetes air mata mengalir di pipi kananku. Ku hapus dengan cepat dan kasar sebelum ada yang melihatku menangis.

"Kyungsoo, bantu Hyung berdiri" pintanya lagi. Kyungsoo menoleh.

"Tidak, Dae"

"Kumohon. Ini, I-ini demi Lay Ge"

"Jongdae, resikonya besar untukmu!"

"Kumohon, Kyungsoo"

"Biar aku saja yang menemanimu. Aku harus memastikanmu bertanggung jawab akan semua kecerobohanmu"

Anak itu, Jongin menatap Jongdae tajam. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Jongdae bangkit.

"Bagaimanapun, semua ini adalah kesalahanmu! Kau harus bertanggung jawab"

Tanpa mendengar jawaban dari Jongdae, ku lihat Jongin menggeret lengan Jongdae dengan kasar. Anak itu, kenapa harus bertingkah kasar pada Jongdae yang sudah lemah? Bolehkah aku menegurnya? Aku menunduk dalam.

Sehun dan Kyungsoo mengikuti Jongin dan Jongdae. Sehun sudah menampilkan wajah pucatnya sedangkan Kyungsoo menunjukkan raut kemarahannya. Kemudian, Aku, Aku hanya manusia lemah yang berdiam diri memandangi adikku yang sedang dalam bahaya. Payah sekali. Dia memiliki penyakit. Sialan. Bolehkah aku mengumpat sekarang?

September || Kim JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang