Chapter 25

1K 116 59
                                    

"Lay Hyung, apa mimpimu sangat indah hingga kau tak ingin bangun, Hyung?"

Diruangan serba putih beraroma antiseptik, pria beruang terduduk tak bertenaga dihadapan seseorang yang masih setia terbujur di ranjang pesakitan.

"Hyung" paraunya sembari menggenggam tangan kakaknya yang terbebas.

"Apa semua ini terjadi karena ku, Hyung? Semua memburuk. Hubungan kami merenggang, apa itu gara-gara hasutanku pada Baekhyun Hyung untuk membenci Jongdae Hyung?"

Jongin tersenyum miris. Melihat perbuatannya yang tak pantas, dalam hatinya mulai timbul penyesalan. Titik dari masalah ini adalah dirinya. Bukan Baekhyun atau siapapun. Jika ia tak menghasut Baekhyun, maka kakaknya itu tak akan menaruh dendam sedemikian rupa pada Jongdae hingga berani berniat membunuhnya. Percayalah, Baekhyun hanya korban.

"Kondisi Jongdae Hyung yang memburuk, apa itu gara-gara tinjuanku, Hyung? Jika benar begitu, maka sudah sepantasnya aku dihukum, Hyung. Aku bahkan tak memikirkan penyakitnya saat memukul perutnya"

"Aku memaksa Jongdae Hyung untuk memberikan sum-sum tulangnya padamu. Mulutku ini, aku mengumpatinya hampir setiap waktu, Hyung. Jongdae Hyung pasti kesakitan karena perlakuan burukku" Jongin menengadahkan kepalanya keatas—menahan cairan bening yang segera tumpah.

"Tapi, Hyung. Dia tersenyum. Jongdae Hyung menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. A-aku semakin merasa bersalah, Hyung"

"Ingin sekali meminta maaf padanya, tapi bukankah kakiku tak pantas untuk mendekati Jongdae Hyung? Aku malu, Hyung. Aku bodoh karena telah menghilangkan kebahagiaan Jongdae Hyung saat dia butuh dukungan untuk melawan penyakitnya, Hyung"

"H-hyung-, apa yang harus ku lakukan? Kumohon, bangun dan bantu aku, Hyung"

Pecah. Jongin tak mampu membendung air matanya. Ia menangis hingga tak sadar bahwa seseorang sedang memperhatikannya dari pintu yang sedikit terbuka. Dia Chanyeol. Lelaki yang barusaja kembali dari ruangan Jongdae setelah memastikan bahwa dokter mulai menangani adiknya. Di tempat Jongdae sudah ada para member, jadi ia pikir ia harus menemani Lay yang terbaring sendirian.

"Aku termakan emosi, ya, Hyung? Kecelakaan tempo hari, di kepalaku Jongdae Hyung lah penyebabnya"

"Kyungsoo Hyung sampai membenciku karena aku bersih kukuh menyalahkan Jongdae Hyung. Dari situ, aku semakin membenci Jongdae Hyung, Hyung. Kupikir, dialah penyebab permusuhan antara aku dan Kyungsoo Hyung karena saat itu Kyungsoo Hyung memukulku atas dasar membela Jongdae Hyung. Aku tidak suka, Hyung" Jongin berhenti bicara, ia memukuli dadanya.

"Aku membencinya, menyakitinya dan menuduhnya sebagai pelaku kecelakaan mu, hyung. Tapi nyatanya semua dugaanku salah, Hyung. Minhwak Hyung yang menabrakmu dan dia tidak mengaku"

Kedua netra Chanyeol membulat sempurna. Apa ini fakta? Bagaimana bisa?

"Jika saja Minhwak Hyung mengaku, keadaan takkan berakhir seburuk ini, kan, Hyung?!"

"Tapi, Hyung, aku tak bisa menyalahkannya sepenuhnya. Karena disini, akulah yang paling bersalah. Aku, aku ingin memperbaiki semuanya, Hyung"

Suaranya melirih terbawa angin pada kalimat terakhir. Tiada yang mendengar, baik Lay yang enggan membuka mata maupun Chanyeol yang sibuk menerima fakta. Sedangkan Jongin, ia menunduk lesu lalu beranjak dari tempat duduk. Perasaannya kalut. Ia ingin pergi kemanapun untuk mendapatkan sedikit ketenangan dalam dirinya.

September || Kim JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang