"Dae-aah, jangan paksa dirimu. Bagaimana jika kau-"
"Gege!!"
Keriuhan yang sedari tadi terjadi di sebuah ruangan hangat, kini menjadi senyap seketika tatkala Jongdae mengeluarkan sedikit emosinya.
Semua diam — memikirkan alasan pemuda itu naik pitam. Sedangkan Lay tak berbuat apapun. Lay menunduk dalam ketika Jongdae menarik Kyungsoo menuju dapur untuk menunaikan tugas mereka.Bukan maksud pria berkebangsaan China ini membuat adiknya kesal. Kekhawatirannya menguasai hatinya sehingga otaknya tak mampu mencegahnya untuk menegur Jongdae. Lay tak ingin sesuatu yang buruk terjadi lagi. Ditambah, Jongdae baru saja memakan makanan yang akan membuatnya ambruk. Lay tak berhenti memikirkannya.
"Jongdae kenapa? Tumben sekali menggunakan nada tinggi di depan kita" Minseok meminta penjelasan.
"Benar, Hyung. Apa salah satu dari kita membuatnya kesal?" Suho mengarahkan netranya kepada setiap member. Para member meninggikan bahunya — tanda tak ada yang tau jawabannya. Tentu saja, pengecualian untuk Lay.
"Em, Lay Hyung. Apa kau tahu sesuatu? Disini hanya kau yang dipanggil 'gege' oleh Jongdae Hyung 'kan?" Jong-in menoleh kearah Sehun yang baru saja menutup kalimatnya. Pria berkulit Tan itu menyetujuinya dengan anggukan.
"Benar juga. Apa ada sesuatu, Lay?"
Lay menengadahkan kepalanya. Punggungnya tersandar di sofa, matanya ia pejamkan lalu helaan napas ia keluarkan. Lay menegakkan badannya kembali sembari menatap Minseok. Ekspresinya, oh, Lay terlihat sangat sendu.
"Hyung, aku hanya tak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi lagi" Lay mengusap wajahnya.
"Maksudmu? Sesuatu yang buruk?"
"Sesuatu yang buruk, Hyung. Aku tak ingin melihatnya menderita lagi, Hyung. Dan- dan itulah alasan terbesarku untuk menunda penerbanganku" Minseok dan yang lainnya menatap Lay dengan bingung.
"Lay Hyung. Kau tampak gelisah. Tenangkan dirimu dulu. Setelah itu ceritakan masalahmu, eoh. Jangan dipendam sendirian, Hyung"
Lay tersenyum kecut. Lay sangat ingin menceritakannya, hanya saja-
Praankkk!!!
Suara benda jatuh menggema dari arah dapur. Lay teringat bahwa Jongdae dan Kyungsoo sedang berada di sana. Oh, ayolah. Jongdae disana dan terdengar suara benda pecah!! Lay segera bangkit dari duduknya dengan kekhawatiran yang telah memuncak. Pikiran negatif telah memenuhi otaknya.
"Hyung, kau kenapa?" Sehun menarik tangannya ketika Lay beranjak dengan raut wajah penuh kegelisahan.
"Lepas, Sehun! Hyung akan menyusul Jongdae dan Kyungsoo. Apa kau tidak dengar tadi ada suara pecahan beling?!"
"Itu hanya piring jatuh, Hyung. Kenapa kau cemas sekali? Kyungsoo Hyung pasti tak sengaja menyenggolnya"
"Tetap saja, Sehunnie. Hyung harus melihat mereka. Jika terjadi sesuatu pada Jongdae bagaimana? Lepaskan!"
Sehun mengedipkan kedua matanya — tak percaya bahwa Lay juga mengeluarkan nada tingginya.
"Ada apa dengan kalian,Hyung?" Sehun melirih sampai tak ada satupun yang mendengar.
Member hanya fokus kepada Lay yang terus berjalan meskipun Suho memanggilnya — menyuruhnya untuk semua kembali duduk. Lay tak peduli. Ia menulikan pendengarannya. Cemas sekali rasanya ketika membayangkan kondisi adiknya yang kembali tumbang. Dan betapa bersyukurnya dia saat mendapati Jongdae baik - baik saja bersama Kyungsoo. Lay tak jadi memasuki dapur. Jika dia menampakan diri dengan ekspresi sedih seperti ini, Jongdae akan benar - benar membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
September || Kim Jongdae
FanfictionKetika raganya sudah hampir hilang, lengkung manisnya pun perlahan sirna, satu persatu dari mereka termakan berjuta penyesalan. Tidak ada yang bisa dimaklumi atau bahkan di perbaiki lagi. Dan mungkin, ini sudah berakhir.