Sepulangku dari Heaven Garden, aku mengecek email yang masuk ke dalam inbox dan mendapatkan sebuah balasan darei customer service, Professional Lover. Aku mendapatkan alamat kantor mereka, jam berapa aku harus menuju kantor mereka dan lain sebagainya. Jujur, aku sedikit gugup setelah memutuskan untuk memesan PL.
Sebelum pulang tadi aku juga menanyakan kepada Pricillia mengenai PL. Dia divonis hanya memiliki waktu dua bulan karena kanker paru-paru yang ia derita. Pricillia, merasa pengobatan medis tidak berpengaruh terhadap dirinya. Dia menjadi lebih gugup dan panik ketika mengetahui hasil kemoterapi yang ia jalani berbuah buruk terhadap tubuhnya.
Pembengkakan terjadi dimana-mana, rambut yang semakin hari semakin rontok dan lain sebagainya. Kini Pricillia sudah bertahan kurang lebih dalam jangka waktu lima bulan dan kesehatannya lumayan membaik walaupun saat ini dia menolak menjalani kemoterapi lagi namun hatinya bahagia.
Sudah lima bulan pula dia menyewa PL dengan orang yang sama dan bahagia. Walaupun Pricillia mengatakan kepadaku bahwa kita tidak bisa menempatkan hati terhadap para lelaki PL, namun setidaknya hatimu bahagia karena mereka membuatmu bahagia.
"Apakah kau melakukan hubungan seksual dengannya?" Tanyaku. Pricillia hanya terkekeh.
"What do you think honey?"
"Kau melakukannya?" Bukannya Pricillia menjawab dia hanya menepuk pundakku.
"Terkadang perjanjian yang kita buat kepada perusahaan PL sangat berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan honey...dan ingatlah sekali lagi, no feelings involved. Pikirkanlah bahwa mereka melakukan itu demi kebaikanmu dan kebahagiaanmu. Kau membayar mereka untuk membuatmu bahagia. Maybe it sounds pathetic tetapi tidak ada salahnya kau memakai uang untuk membahagiakanmu bukan? Lagipula uang untuk orang-orang seperti kita sudah tidak terlalu penting karena kita tahu batas kapan nafas kita akan berakhir..."
"Apakah para pengguna PL rata-rata berada di usiamu?" Pricillia sudah berusia tujuh puluh tahun dan ia memiliki PL yang masih berusia dua puluh enam tahun. Well, jika kupikir-pikir aku sedikit tidak dapat membayangkan bahwa mereka berhubungan seksual.
"Yeah, because we old and we sick dan kami ingin mendapatkan kasih sayang terakhir yang kami miliki di usia ini. Aku cukup terkejut anak muda pertimu menerima saranku untuk menyewa PL, apakah kau tidak bahagia di dalam kehidupan pribadimu honey?" Aku terdiam sejenak kemudian aku mengangguk pelan.
"I'm a divorcee and yeah, maybe I'm not that happy. Tetapi aku sedikit nervous dengan apa yang akan terjadi bersama dengan pria PL yang sudah kupesan—astaga mengatakan pesan saja aku merasa terlibat di sebuah jual beli manusia yang sangat buruk,"
"Don't be. Mereka melakukan ini karena mereka ingin bukan karena terpaksa,"
Setelah itu aku melihat seorang pria tampan yang hampir mirip dengan tokoh imajinasi liar yang kubuat ketika membuat novel yang sedang kukerjakan. Pria itu bernama Charles dan dia pria PL milik Pricillia. Mereka pulang bersama dan aku dapat melihat sisi bahagia yang Pricillia dapatkan ketika melihat Charles.
Apakah tindakan ini tepat? Apakah ini keputusan yang tepat untuk memesan seorang PL yang well, ini hampir sama seperti aku memesan pelacur bukan? In a smooth way.
***
Berkali-kali aku memandangi wajahku di cermin kemudian merapikan lagi pakaian dan rambutku. Lalu kuputuskan untuk sedikit berdandan, tetapi aku tidak pandai berdandan seperti saudari kembarku, Tasha.
Kupandangi lagi tubuhku di cermin. Astaga, kenapa lemakku begitu banyak? Bagaimana kalau pria PL yang bernama Zedith itu tidak menyukai wanita besar sepertiku? Bagaimana kalau dia tampak kecil disampingku?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
RomanceWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...