10

2.4K 212 15
                                    

Zedith menggenggam tanganku, menekankan tangannya di pingganggku dan atas bokongku selama ia memperkenalkanku kepada karyawannya. Entah kenapa aku merasa ia seperti mendeklarasikan bahwa aku off limits.

Tetapi, takkan ada pria manapun yang tertarik denganku atau sekedar menggodaku untuk mendapatkan perhatian.

I mean, come-on! Look at me! bahkan, aku harus membayar Zedith untuk menjadi suamiku. Pathetic right?

Tetapi kurasa worth-it mengingat Tomato-ku akan datang. Aku mengingatkan sekali lagi kepada diriku bahwa aku bukanlah Tasha. Tasha memiliki paras, yang lebih mirip Ibuku. Tubuhnya mungil dan tidak terlalu tinggi. Berbeda denganku, aku sangat tinggi dan memiliki tulang yang besar sehingga tubuhku juga besar.

Jika Tasha berjalan melewati sekerumunan pria, para pria tersebut tidak segan-segan untuk menggodanya, membelikannya minuman, mengajaknya berdansa atau mengajaknya untuk menemani mereka di tempat tidur. Tasha, akan tersenyum kepada mereka, menolak mereka dengan ramah namun dia sudah mengincar pria pilihannya dan mengejarnya hingga ia dapat.

Lamunanku kembali buyar ketika Zedith memperkenalkanku kepada manajernya. Manajernya memiliki wajah yang tampan dan mengingatkanku kepada Zac Efron. Bahkan, aku ragu apakah ia benar-benar Zac Efron but let's we see.

"Ini Emillio Diaz, dia manajer bar disini tanpa adanya Emillio, aku akan kesulitan mengatur bar selagi aku bekerja di New York dulu,"

Emillio menyodorkan tangannya kepadaku kemudian ia mengecup punggung tanganku.

Astaga, aku dapat melihat dengan jelas struktur tubuh sempurna Emillio. Ia memiliki tubuh seorang yang rajin berolahraga dengan otot sepadat itu. Otot dadanya yang begitu jelas tampak dari balik kaos berwarna abu-abu yang ia pakai.

Tato di lehernya yang bertuliskan 'Young blood' kurasa juga tampak begitu mengerikan namun menakjubkan di saat yang bersamaan. Piercing di bagian hidung, alis dan telinganya begitu penuh.

Sexy, bad, and dangerous.

Kurasa aku bisa menuliskan cerita baru untuk novelku selanjutnya.

"Nice to know you, hermosa dama," Oh, aku tidak paham apa itu artinya di dalam bahasa spanyol tetapi aku tersanjung dan wajahku memanas apalagi Emillio mengedipkan sebelah matanya kepadaku dan seketika aku salah tingkah.

Sepertinya itu bahasa spanyol dan nilai bahasa spanyol-ku saat di sekolah dulu sangatlah buruk so, I don't get any of the words tetapi aku yakin itu memuji sesuatu di dalam diriku.

"Don't take too long Emillio," Kata Zedith tiba-tiba dan Emillio melepaskan tanganku namun masih tersenyum dengan sangat-sangat seksi.

Astaga, kenapa semua orang di bar memiliki paras bagaikan dewa dan dewi Yunani?

Setelah Emillio, aku diperkenalkan lagi oleh salah satu bartender disini. Ia memiliki gaya rambut setengah dicukur namun panjang sebelah. Rambutnya begitu hitam, serta matanya begitu tajam.

Astaga, dia sangat menawan. Baru kali ini aku menatap wanita begitu lama karena ia sangat cantik. She's black and so freaking gorgeous.

Seluruh lengannya tertutup oleh tato dan ditengah bibirnya terdapat anting bulat polos, kemudian hidungnya juga memiliki anting yang sama begitupula bagian pipinya yang memiliki dua piercing polos.

"Aku Aisha Farouq. Nice to meet you madam boss," Ah, namanya saja begitu eksotis. Kurasa dia juga memiliki keturunan yang hampir sama dengan Zedith. Arabic blood.

"You're gorgeous," Kataku secara tiba-tiba.

Aisha tertawa dengan sangat lepas kemudian ia memelukku dengan singkat dan melepaskannya. Aisha mengatakan sesuatu bahasa yang tidak kumengerti kepada Zedith dan Zedith hanya menjawab dengan bahasa yang sama tetapi aku menangkap percakapan mereka walaupun tidak mengerti artinya.

"Nem 'anaha Jamila," Well, aku tidak mengerti tetapi Zedith memandangku sambil tersenyum. Entah kenapa mendengar Zedith mengatakan bahasa asing membuatnya lebih menarik lagi. Dia lebih seksi dibandingkan sebelumnya.

"Adakah dari kalian yang berbicara bahasa Inggris? I'm lost in translation here!" Kataku.

Emillio dan Aisha hanya terkekeh kemudian Zedith tersenyum.

"Emillio disini, mengatakan bahwa kau wanita yang cantik. Kemudian Aisha mengatakan bahwa kau cantik dan seksi dan aku menjawab dengan Nem 'anaha Jamila yang berarti yes, she's beautiful,"

Oh, okay. Kurasa sangat salah menanyakan hal tersebut, karena kini aku salah tingkah telah dipuji oleh ketiga orang yang memiliki paras paling menarik di dunia kurasa.

"Come, kuperkenalkan dirimu dengan yang lain," Setelahnya Zedith memperkenalkanku dengan bartender lainnya yang bernama Emma, Akbar, Yves, dan terakhir Xiu Yi. Kemudian dengan cleaning service disini yang bernama Arba'a.

"Kau beruntung mendapatkan Brother Zedith, Sister Trixy... dia sudah seperti kakak laki-laki kandungku karena dia menyekolahkanku dan adik-adikku serta memberi kami pekerjaan disini disaat ia mengejar mimpinya untuk menjadi seorangh manajer di bar paling terkenal dan ekslusif di Manhattan namun ia merelakannya karena harus menolong Lucinda,"

Aku hanya mengenal Arba'a selama sepuluh menit dan dia sudah memberikan informasi berlimpah Untukku. Aku juga sangat penasaran apalah Arba'a mengetahui pekerjaan sampingannya, sepertinya sebelum aku bertanya dia sudah menjawabnya sendiri.

"Ini pertama kalinya ia membawa wanita dari lingkungan PL. kurasa kau spesial untuknya sister," Katanya lagi. Aku hanya tersenyum canggung.

"Kurasa bukan begitu. Aku membayarnya Arba'a..."

"Nah, I think you're more than that sister...apakah kau pernah bertemu brother Zedith sebelum ini?"

Apa yang sebenarnya ia tanyakan? Sebelum kami bertemu di PL? tentu saja tidak, maka aku hanya menggeleng dengan pelan.

"Ah, sayang sekali... kukira kau cinta pertamanya sedari ia remaja,"

Kini keningku berkerut. Cinta pertama? Interesting.

"Bisakah kau memberitahuku sedikit informasi mengenai hal itu Arb? Well, I'm yoursister by law now... right?"

Aku sengaja ingin memancing Arba'a namun ia terlalu pintar untuk tidak menjawabku karena ia meresponnya hanya dengan menggelengkan kepala kemudian kembali membersihkan lantai.

Ah, kurasa aku harus mencari tahunya sendiri. Mengenai 'Zedith's First love'.

Waaaittt...kenapa aku begitu penasaran?

Pfft! Aku bukanlah siapa-siapanya setelah ini.

Trixy! Kau membayar Zedith untuk menjadi suamimu dan kau tidak berhak tahu lebih jauh tentangnya! Kehadirannya di hidupmu saja sudah patut kau syukuri Trixy! Jangan serakah dan tamak atas perasaan yang tidak seharusnya tumbuh!

Kutepuk-tepuk kedua pipiku sendiri kemudian aku mendengar Zedith memanggil namaku untuk mengikutinya ke lantai atas.

"I'm coming!"Jawabku dengan lantang dan semua orang di bar tertawa mendengarku mengatakan ini. Kemudian Zedith mendekatiku dan menarik tanganku.

"I'll make you come, diatas Trix! Damn, kau sangat terang-terangan sekali honeybunch!"

Oh, bukan itu maksudku!!! bukan 'coming' yang itu!!!

HAPPY 3K! TERIMA KASIH SEMUANYA!

SORRY PENDEK! HEHE

SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER!

LOVE YA!!

SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang