9

2.7K 197 30
                                    

Kepalaku terasa sangat berat dan tubuhku terasa lemah. Mataku juga sedikit sulit untuk terbuka, namun dimana aku sekarang? Aku tidak ingat pukul berapa dan hari apa ini namun yang jelas aku tahu efek apa ini terhadap tubuhku. Obat pereda nyeri yang diresepkan oleh Sebastian kepadaku ketika aku menolak untuk melakukan sebuah terapi untuk sedikit melunakkan tumor yang kumiliki karena akan berhasil percuma.

Tetapi sebuah lengan besar melingkari tubuhku serta hangat nafasnya menderu dengan pelan di tengkukku. Aku berusaha sebisa mungkin menggerakkan tubuhku serta membalikkan tubuhku agar dapat melihat siapa yang memelukku dari belakang.

Aku berusaha mengingat-ingat siapa dan apa yang terjadi kepadaku namun sulit untuk terpikirkan siapa sebenarnya.

Saat mataku sepenuhnya terbuka aku dapat melihat dengan jelas cahaya lampu kecil yang ditimbulkan oleh lampu baca yang terdapat di ruang bacaku. Yeah, kini aku tertidur di reading nookmilikku.

"Trix? You wake up honey?" Kemudian dengan mudahnya ia menolehkan wajahku ke wajahnya seketika aku ingat ia siapa.

"Zedith?"

"Yes,kau ingat sesuatu?" Harus kuakui aku sediki tidak ingat namun kuyakin itu berhubungan dengan penyakitku.

"Yeah," Namun mata Zedith berkata lain ia seperti tidak percaya dengan apa yang kukatakan.

"Beritahu aku, apa yang kau ingat honeybunch," Aku berusaha mengingat apa yang terjadi namun hanya sedikit yang kuingat. Damn, efek obat tersebut.

"Kau tidak ingat," Katanya pelan. Darimana ia sangat tahu hal ini?

"Obat itu sangat keras Trix, dan aku sangat paham," Kemudian Zedith membantuku untuk duduk dan kini aku berhadapan dengannya dan ia merapikan rambutku serta mengusap pipiku.

"Let me help you," Katanya dengan nada bergetar. Lagipula kenapa ia seperti menahan sesuatu? Aku juga tidak tahu apa yang ia tahan, matanya memerah kurasa karena ia juga tertidur sama sepertiku. 

"Kita sedang membahas bukumu, kemudian aku dengan bodohnya membahas mantan suamimu dan kepalamu sakit lalu kau meminum obat dan kau tertidur," Katanya dengan tenang, namun tangannya bergetar sambil memegang tanganku. Ada apa dengan Zedith yang seksi dan panas sebelumnya?

"Pukul berapa ini?" Tanyaku.

"Dini hari, aku sudah menelepon kepala pelayanmu yang ada di ponselmu. Maafkan aku harus membuka ponselmu,"

"Oh, tidak masalah. Kau meneleponnya untuk meminta seluruh karyawan masuk hari ini?" Tanyaku dan Zedith mengangguk.

"Kau harus istirahat. Untuk hari ini jangan dulu menulis okay? Oh, aku juga sudah menelepon editormu Anika dan tampaknya ia sangat-sangat terkejut bahwa kau menikah lagi," Sangat terbayang olehku reaksi Anika yang berlebihan itu.

"Kenapa kau meneleponnya?"

"Untuk mengatakan bahwa Istriku tidak dapat mengirimkan draft lagi untuk hari ini karena ia butuh istirahat dan bulan madu yang panjang di ranjang," Perkataan Zedith membuatku tidak bisa menahan senyumku.

"Anika tampaknya sangat terkejut akan hal itu lalu ia mengatakan 'Oh! Aku tahu apa yang menyebabkan Trixy menulis adegan panas seperti itu kemarin! Tampaknya itu efek dari dirimu Mr Nicholson!'

Aku tertawa dengan sangat kencang karena Zedith dapat menirukan aksen India Anika yang sangat kental ketika berbicara bahasa Inggris dan menirukan suaranya yang tampak sangat mirip dengan Anika.

"Aku senang kau bisa tertawa sekarang," Kata Zedith lagi kemudian aku mengambil tangannya dan mengecupnya dengan pelan.

"Because, I have you,"Jawabku tanpa sadar terdengar lebih tulus dari yang kukira. Zedith berdeham tetapi sepertinya aku salah melihat bahwa pipinya menampakkan rona merah, karena cahaya di ruang baca sedikit redup dan kurasa ini efek dari obat yang kuminum sebelumnya. Kurasa begitu.

SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang