16

2.1K 184 21
                                    

Zedith Grochelle/Nicholson

Aku membawa Trixy ke kamar tidur kami kemudian meletakkan tubuhnya secara perlahan di atas tempat tidur besar milik kami.

Mata Trixy menatapku dengan tatapan berat. Tatapan gairah yang tidak sabar untuk kucicipi. Astaga, aku tahu kakaknya berada di rumah ini, namun tidak menutup kemungkinan milikku sudah mengeras hanya di tatap olehnya seperti itu.

Perkataanku kepada Rowan juga tidak main-main. Aku memang mencintai wanita ini sejak kami masih remaja, sejak ia memanggilku Zombie.

Tetapi jantungku berdetak dengan sangat kencang ketika Rowan mengatakan bahwa ia ingin menghubungi Jack via video call. Aku takut jika Jack memang menyadari siapa diriku, dan Trixy akan mengetahui bahwa aku Zombie dari masa lalunya dan tidak memberitahunya mengenai kebenaran ini.

Setahuku, orang di tempat rehabilitasi hanya mengetahui bahwa aku meninggal terkena overdosis sedangkan kenyataannya, aku dibawa oleh Ayahku menuju Dubai dan bertemu keluarga sungguhannya disana hingga akhirnya aku kembali ke Amerika dan menemui Ibuku yang saat kutahu sebetulnya memiliki keluarga di Queens, New York dan meninggalkan suami serta anak perempuan satu-satunya.

Tapi, aku sedang tidak ingin mengingat mendiang Ibuku serta bagaimana kesedihan menghampirinya ketika Ibu kandungnya meninggal di Queens dan ia tidak bisa mendekati rumah duka. Ibuku juga tidak bisa mendekati anak perempuannya yang saat ini sudah memiliki tiga anak serta menikah dengan bahagia bersama dengan pemilik penerbit terbesar di Amerika yang sempat membuatku terkejut bahwa Trixy berada di bawah penerbit tersebut.

Let me eat my dinner properly... my wife's beautiful pussy.

Ketika posisi Trixy sudah sangat tepat, kukecup bibirnya, lehernya, kuhirup aroma tubuhnya hingga ia mendesah dan bergetar. Kemudian, kuremat dadanya dan secara perlahan-lahan kuangkat pakaian yang ia pakai hingga ia hanya memakai bra saja lalu secara perlahan juga kulepaskan kaitan celana yang ia pakai serta menurunkannya dan menurunkan lagi celana dalamnya selagi aku tidak berhenti mengecup atas dadanya.

Saat posisiku sudah berada di depan miliknya, kukecup secara perlahan miliknya hingga Trixy mendesah dan mengerang.

"Zed!" Itu reaksi yang kutunggu-tunggu.

Secara perlahan kukecup miliknya hingga lidahku merasakan dan masuk ke dalam miliknya. Kini, Trixy bergetar.

Kuhisap, kujilat, kugoda hingga Trixy mendesah dan mengerang serta menyebut namaku seperti sebuah doa yang ia panjatkan di pagi hari. Tanganku, meremat dadanya yang masih berbalut bra namun kuangkat bra miliknya hinggacup bra yang Trixy pakai tidak lagi berada di tempatnya.

"Honeybunch, look at my eyes," Gumamku di depan miliknya ketika lidahku menjilat klitorisnya dan Trixy melakukan apa yang kupinta.

"Relax, honey... I'll make you wet and happy..." Gumamku lagi.

Kulanjutkan apa yang telah kumulai hingga tubuh Trixy sekali lagi bergetar dan menyebut namaku berkali-kali.

Aku tahu sebentar lagi dia akan datang, orgasmenya akan datang dan aku sangat senang mengetahui bahwa apa yang kulakukan dapat membuatnya tenang dan bahagia.

Saat kuangkat tanganku dari dadanya kemudian menjilat serta memasukkan jari ke dalam miliknya dan menggesekkannya berkali-kali, Trixy bergetar lebih hebat dibandingkan sebelumnya hingga aku merasakan orgasmenya keluar and she's squirt beautifully until my smile is bigger than ever.

***

Seperti biasa di pagi hari aku menyiapkan sarapan untuk Trixy bersama dengan Vila. Namun, bedanya hari ini aku akan menyiapkan sarapan yang banyak untuk jumlah orang yang bertambah di dalam rumah ini.

SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang