"Maafkan aku Ms Trixy Nicholson waktumu hanya lima bulan, lebih buruk lagi bisa kurang dari itu," Aku mengerjap-ngerjapkan mataku karena mendengarkan pernyataan konyol seorang dokter yang katanya sangat ahli menangani kasus penyakit ini.
"I'm sorry what?" dokter Sebastian berdeham kemudian ia menunjukkan hasil tes yang begitu banyak yang berada di atas mejanya kemudian ia menunjukkanku hasil scan MRI yang menunjukkan sebuah lingkaran hitam yang terdapat diantara dua bagian otak besar.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menolongmu lebih jauh, paling hanya pengobatan-pengobatan sederhana yang bisa mengurangi rasa sakit yang ada di kepalamu,"
"Kau bercanda dok..."
"Aku tidak pernah bercanda mengenai hasil Ms Nicholson. Apalagi aku sangat mengenal mendiang Professor Nicholson, Ayahmu. Aku takkan main-main dengan hasil yang ada,"
What a shitty situation.
Kenapa hidup tidak pernah berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang kuinginkan? Kenapa... kenapa sepertinya dunia memilih untuk memusuhiku bukannya memelukku untuk berkawan denganku? Kenapa begitu?
"Miss? Miss? Kuharap kau segera memutuskan untuk rawat inap disini," Aku menggeleng dengan cepat.
Rawat inap? Hell no.
Aku takkan mau keluargaku tahu bahwa aku terkena penyakit yang sama seperti Ibuku. Aku tidak mau dikasihani dan tidak mau menyianyiakan hidupku selama beberapa bulan hanya terjebak di kamar rumah sakit.
"Bisakah aku melakukan rawat jalan?"
"Miss Nicholson, please...demi menghormati Professor, aku harus memaksamu untuk dirawat disini," Aku menggeleng dengan cepat.
"You know what doc? Kenapa aku ke rumah sakit ini bukan ke rumah sakit milik Ayahku? Karena aku tidak mau seluruh orang tahu bahwa aku berpenyakit. Apalagi jika kau memaksaku seperti ini... aku takkan ingin memakai fasilitas rumah sakitmu. Terima kasih atas hasil yang ada. Aku akan pindah rumah sakit ke tempat yang lebih baik,"
Aku mengambil hasil tesku kemudian berjalan dengan cepat keluar dari ruangan dan aku mendengar dokter Sebastian berkali-kali meneriakkan namaku namun tak kuhiraukan akhirnya aku mendengar ia berkata.
"Fine!Jika kau tak ingin diobati setidaknya, biarkan aku merekomendasikanmu sebuah perkumpulan bagi pasien yang memiliki sisa waktu dan tetap minumlah obatmu okay Trixy?" Ugh, aku kesal jika Sebastian Kellan memanggil namaku seperti itu.
Sebastian Kellan sebetulnya tidak hanya dokter biasa bagiku, dia termasuk mantan kekasihku dan teman masa kecilku. Aku membalikkan tubuh ke arahnya kemudian Sebastian menarik pergelangan tanganku dan aku mengikutinya masuk lagi ke dalam ruangannya.
Setelah itu Sebastian mengambil sebuah kartu nama dari kotak kartu nama miliknya dan ia menyerahkannya kepadaku, terdapat sebuah tulisan 'Heaven Garden'."Aku tahu ini terdengar berat bagimu Trix, but please... please setidaknya biarkan aku melakukan sesuatu untukmu," Aku memandangi kartu nama tersebut.
Kartu nama itu terdapat nama pemiliknya Regina Sand kemudian terdapat logo rangkaian bunga yang berbentuk senyuman dan genggaman tangan.
"Sebetulnya apa ini?" Tanyaku. Aku mendengar Sebastian mendesah pelan.
"Sebuah perkumpulan agar meringankan beban para pasien. Penyakit kanker dan yang terkena tumor ganas, dan penyakit mematikan lainnya. Biasanya amat sangat membantu dalam pemulihan,"
"Pemulihan? Kau mengatakan kepadaku bahwa waktuku hanya lima bulan atau bisa jadi kurang dari itu Sebastian!"
"Yeah, tetapi kita tidak tahu apa anugerah dan keajaiban yang menanti Trix! Listen,jika kau tidak mau menjalani rawat inap yang membosankan, setidaknya biarkanlah aku mengenalkanmu kepada Regina dan biarkan Regina membantumu untuk... untuk memberikanmu sebuah keringanan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
Roman d'amourWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...