Zedith menuntunku menuju ruang kantornya yang berada di lantai atas kemudian ia membuka pintu kayu besar dan menutupnya. Ruangannya begitu luas dan tidak tampak seperti ruang kantor seorang pemilik bar. Gambaranku akan ruang kantor pemilik bar tidak sebersih dan serapih ini.
Gambaranku memiliki ruang yang berwarna gelap, dengan lampu temaram dan meja yang tampak seperti kotak kayu bekas ekspedisi kapal namun ini sungguh keterbalikannya.
Begitu terang karena banyak jendela di sekitar ruangan. Tidak begitu luas karena adanya rak buku yang membatasi antara ruang kerja, ruang baca dan tempat tidur serta lemari pakaian.
Is this office? Why it feels so homey? And of course, manly. Karena aku dapat menghirup aroma Zedith dimana-mana.
"Apakah ini kantor atau—"
"Secara teknis ini juga rumahku honeybunch..." Tak terasa mulutku terbuka.
Aku tidak percaya bahwa Zedith membawaku ke bar miliknya dan tempa tinggalnya! Wait, bukankah hal-hal seperti ini sangat dilarang di peraturan yang tertulis di kontrak PL bahwa kami penyewa tidak boleh menanyakan dimana mereka bekerja dan dimana mereka tinggal.
"Zed,this is so wrong," Kataku pelan. Aku dapat melihat keningnya berkerut.
"Kenapa begitu?"
"This is your personal space, aku tidak berhak untuk tahu dan tidak boleh untuk tahu. Bagaimana kalau... kalau aku seorang penguntit? Atau lebih buruknya lagi aku terobsesi padamu sehingga hidupmu terganggu?"
"You, as a stalker. Aku tidak bisa membayangkannya honeybunch," Katanya sambil terkekeh.
Ia pasti mengira aku bercanda mengatakan hal ini nyatanya tidak.
"No, superman... I'm serious!" Kukira dia akan menanggapiku secara serius namun kini ia tertawa.
"Barusan kau memanggilku apa? Superman? I like that one,"
Ah, kumohon fokuslah kepada pernyataanku Zedith!
"Itu tidak penting, aku ingin membahas mengenai personal space Zed,"
"Please sekali lagi panggil aku Superman. Aku sangat senang kau panggil dengan nama itu. It sounds sexy kalau keluar dari mulutmu honeybunch,"
Aku memutar kedua bola mataku karena lelah menghadapinya yang tidak ingin bersikap serius dengan hal ini.
Ini diluar batas. Sangat-sangat diluar batas.
Aku tidak boleh masuk ke lingkup pribadinya dan hanya dia yang boleh memasuki lingkup pribadiku. Ini terasa tidak baik dan benar.
Aku takut apa yang akan Lucinda lakukan jika dia mengetahui hal ini, aku akan kehilangan my sexy Viking Superman for the rest of my life until my Tomato comes.
"Zed,I'm serious...apakah karena Tomato ku akan datang lebih cepat dari yang kita duga?" Kini perhatian Zedith sepenuhnya kepadaku, dan raut wajahnya kembali serius.
"What do you mean?"
"Kau tahu apa maksudku. Sebastian sempat mengatakan bisa jadi Tomato-ku akan datang lebih cepat dari yang di duga karena operasi tidak dilakukan atau lebih parahnya berkembang menjadi sel kanker dan—"
"Shut the fuck up Trixy! Aku tidak ingin mendengar omong kosong dari doktermu! Kau sudah memakan makanan sehat, meminum obat dan besok kau menjalani terapi. No more tomatoes talk!"
Baru kali ini Zedith tampak kesal kurasa? Yeah, he's seemed so pissed ketika membicarakan tomatoyang kita sepakati menjadi kata aman untuk kematian.
"Listen, honeybunch. Maafkan aku telah hampir membentakmu tetapi aku serius mengatakan hal ini, kau akan selamat dan kau akan sehat. Aku percaya akan hal itu. Terapi pasangan yang disediakan oleh PL selalu bekerja dengan baik dan—"
"Tetapi ada beberapa kasus yang tidak selalu lancar bukan? Kenapa kau bersikeras bahwa aku akan sembuh? Ketika mengetahui hasil dokter yang kau pegang kemarin dan mengetahui obat apa saja yang harus kuminum dan terapi apa saja yang harus kuambil. Kenapa kau seperti memaksa bahwa hidupku akan panjang ketika aku tahu, dan menyerahkan sepenuhnya kepada takdir apa yang harus kuhadapi ke depan Zed... why you so insist that I'll be live more that five months?!"
Aku dapat melihat mata Zedith tampak goyah menatapku kemudian ia menghela napas dengan panjang, kemudian menangkup wajahku.
"Karena aku percaya kepada kekuatan kasih sayang yang lebih hebat dibandingkan kekuatan medis Trixy," Oh, what a bullshit talks right there.
Dia kubayar untuk menjadi suamiku for fuck's sake. Aku memutar kedua bola mataku dan tidak percaya dengan kekuatan kasih sayang yang ia maksud. Maka aku mendengus sambil tertawa mengejek ke arahnya.
"Did you even love me? kita baru saja mengenal selama satu minggu superman..."
Zedith menangkup bokongku hingga aku terkesiap kemudian ia menekankan keningnya di keningku. Kemudian ia menggigit daun telingaku dan berbisik hingga membuat tubuhku menegang.
"Bagaimana kalau rasa dapat tumbuh seiring berjalannya waktu peaches girl? I know you more than you know yourself," Kemudian Zedith melepaskan tubuhku lalu memukul pantatku dengan gerakan sensual hingga aku mendesah, lalu Zedith menutup pintunya sambil terkekeh.
"Aku akan kembali sebentar lagi hon, and bend you over the desk and tearing your clothes!"
Really? Pertengkaran kecil kami berbuah menjadi smackin' my butt and bend me over the desk... oh also fuck me hard?
Superman, you have no idea how hard my nipples now!
sorry! pendek! karena part berikutnya adalah part zedith!
jangan lupa berikan vote dan komentar kaliaan!!!
love you all!
see you on zedith's chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
RomanceWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...