Zedith Nicholson/Grochelle
"Bisakah kau setidaknya melihatku atau berbicara kepadaku honeybunch?!"
"Pergilah, sudah kukatakan kontrakmu telah selesai lebih dahulu!"
"Tidak, Lucinda mengatakan kontrak yang telah kau bayar tidak dapat dibatalkan begitu saja! sesuai perjanjian yang ada!" Suara pintu kamar terbuka kemudian Trixy keluar dan membanting pintu di belakangnya dengan sangat kasar.
"Please, go home Zed," Mata Trixy memerah tampak ia telah menangis seharian, saat aku akan menyentuh pipinya ia menangkis tanganku dengan pelan.
"Go. Home. Grochelle!"
"No, this is my home... dan kau Istriku. Namaku, Nicholson bukan lagi Grochelle,"
"Pergilah ke tempat yang sepantasnya bagimu Zed," Aku menahan kedua lengannya kemudian mengusapnya dengan lembut.
"Ini tempat yang sepantasnya bagiku honeybunch!" Air mata mengalir secara tiba-tiba dari kedua mata Trixy. Isakannya membuat dadaku terasa nyeri bahwa akulah penyebab ia menangis. Kurasa aku terlalu keras berkata seperti itu kepadanya.
Sudah lebih dari satu minggu semenjak Trixy masuk ER—Emergency Room— ia menjadi terus-terusan seperti ini.
Sering mengusirku, tidak menginginkanku berada di dekatnya, kemudian berkali-kali menuju kantor Lucinda namun aku selalu menyusulnya untuk menghentikannya membatalkan kontrak, karena aku tidak mau Lucinda mengetahui bahwa diagnosa yang dimiliki Trixy beberapa bulan yang lalu adalah diagnosa palsu yang salah. Aku selalu berbohong kepada Trixy bahwa Lucinda tidak memperbolehkannya membatalkan kontrak, padahal kontrak bisa dibatalkan sewaktu-waktu dengan mengembalikan uang atau tidak sama sekali. Bukannya aku ingin mengambil uang Trixy hanya saja aku ingin lebih lama lagi berada di sampingnya.
Apalagi semenjak Trixy mengandung bayi kami berdua di dalam tubuhnya kini. Aku sama sekali tidak ingin meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Bisakah, aku berkata jujur kepadanya bahwa aku mencintainya serta sedang belajar benar-benar mencintai dia yang sebenarnya dan sesungguhnya. Lalu, mengatakan kepadanya bahwa aku adalah zombie yang ia temui saat ia masih remaja?
Apalagi aku belum menceritakan mengenai Kakekku yang menginginkanku untuk kembali ke Dubai.
Rowan juga akhirnya mengetahui alasan mengapa Trixy menikahiku karena melihat diagnosa yang Trixy miliki di awal. Ia semakin melihatku sebagai penggali harta para wanita kesepian. Aku bahkan sudah tidak peduli lagi perkataan pedas serta tajam yang keluar dari bibir Rowan. Karena bukan itu kenyataannya, untuk apa aku memikirkannya begitu dalam?
Shit, I know... Sasha!
Maksudku, Tasha.
Semakin ia mengetahui alasanku masuk ke keluarga ini, ia semakin sering menggodaku dengan berbagai cara. Aku tahu kemarin sore ia sengaja melupakan baju handuk miliknya di kamar tamu agar akiu mengambilkan untuknya namun aku sengaja memanggil Vila untuk mengambilkan baju handuk itu untuknya.
Lagipula untuk apa Tasha kembali ke rumah ini setelah bertahun-tahun ia tidak kembali? Setahuku ia mempunyai Apartemen mewah di tengah kota Chicago!!
Ah, kenapa semuanya menjadi sangat rumit sekali?
"Honeybunch, please jangan lagi mengusirku," Kataku dengan pelan kemudian aku merengkuh tubuhnya, walaupun ia meronta-ronta di dalam dekapanku.
Sudah hampir satu minggu lebih setelah
"Aku tidak ingin mengakhiri hal ini," Kataku lemah masih sambil mendekap tubuh Trixy yang meronta di dalam dekapanku.
"Semuanya sudah berakhir, aku tidak sakit dan Tomato tidak akan datang Zed!"
"I know, tetapi apakah semuanya harus diakhiri? Bukankah kita dapat memulainya dari awal?" Trixy menaikkan kepalanya kemudian menatap mataku dengan mata indahnya.
"Memulainya? Apa yang harus dimulai Zed?" Kuangkat lagi wajahnya kemudian kukecup bibir manisnya.
"Saling mencintai misalnya," Mata Trixy melebar kemudian ia mengalihkan pandangannya.
"Mencintaimu yang kubayar untuk menemani hari akhirku?" Jujur, perkataan Trixy barusan sedikit menyayat hatiku. Sedikit sakit. Tetapi bukankah itu kenyataannya? Bahwa hubungan kami saat ini berdasarkan kontrak dan uang?"Mencintai secara sungguh-sungguh,"
"Jangan berkata seperti ini dikala aku mengandung," Aku menggeleng dengan pelan.
"Tidak Trixy sebelum kau mulai mengandung-pun aku sudah berpikir untuk memulai ini semua dengan sungguh-sungguh,"
"Oh ya? Atas dasar apa? Kita tidak saling menyayangi!"
"Bullshit! Kau selalu menatapku dengan tatapan sayang dan tidakkah kau menyadari bahwa aku menatapmu dengan tatapan yang sama?" Trixy sekali lagi menggeleng kemudian ia terlepas dari dekapanku tetapi karena tubuhku lebih besar dari tubuhnya maka kutarik lengannya dan membuat ia berhenti menjauh dariku.
"Ingatkah, ketika aku mencicipi setiap inci dari kulitmu Trix? Kau menikmatinya dan aku menikmatinya... tatapan serta reaksi tidak akan pernah bohong Trixy... I love to get inside of you... I love to taste every inch of your skin!"
Aku dapat melihat kedua pipi Trixy merona kemudian kudekatkan tubuhku ke tubuhnya dan kuusap pipinya dengan lembut.
"Tidakkah kau menyayangiku Trix?" Trixy tidak menjawab. Ia juga tidak menatapku hanya menatap ke kakinya.
"Jawab aku Honeybunch... kita saling menyayangi bukan?"
"I don't know Zed,"
"You sure?" Kemudian kuangkat tangannya untuk di tempelkan ke dadaku agar dia tahu betapa jantungku berdetak begitu cepatnya jika aku berada di dekatnya.
"Inilah yang terjadi dengan tubuhku jika aku berada di dekatmu, ini yang sebenarnya terjadi Trix," Kemudian kuturunkan tangan Trixy yang kugenggam untuk menyentuh perutnya.
"Ini bukti dari itu semua juga, hasil kasih sayang kita berdua ada disini," Trixy menatapku sambil menahan tangis dengan menekan bibir bawahnya memakai gigi atasnya.
"Kau yakin kita tidak saling menyayangi Trixy?" Aku tidak ingin melihatnya menangis lagi maka kukecup pipinya kemudian kukecup perutnya dan melepaskan tangannya setelah itu memutuskan untuk turun ke lantai bawah.
"Tell me if you need me, aku takkan kemana-mana," Kuangkat tanganku yang terdapat cincin pernikahan kami.
"Ingat, kau masih Istri sah-ku," Kuturuni tangga satu persatu kemudian aku mengela napas panjang dan berharap Trixy tidak memintaku pergi dari sisinya karena aku ingin sekali membesarkan anak itu bersama dengannya dan ingin menghabiskan waktu bersama selamanya dengan Trixy entah bagaimana caranya.
Ah, shit!
Aku juga harus melakukan penerbangan ke Dubai dengan membawa Trixy!
Aku harus menyelesaikan hal ini dahulu lalu membicarakan hal ini dengan baik-baik bersama Trixy. Ya, aku ingin mengenalkan Trixy kepada keluarga kandungku, aku yang sebenarnya. Kini giliranku untuk mengenalkannya ke kehidupanku yang sesungguhnya. Setelah itu secara perlahan akan kujelaskan kepadanya bahwa aku Zombie yang ia kenal dulu.
HALO SEMUANYAA!!
MAAFKAAN KALAU PENDEEK WKWKW
FANA LAGI MENYELESAIKAN EDITAN CERITA UNTUK DI TERBITKAN
INSHALLAH BAKALAN TERBIT TAPI MASIH BELUM TAHU KAPAN DAN FANA NGGAK BISA NGASIH TAUIN APA YANG BAKALAN TERBIT.
DOAKAN SEMUANYA LANCAR
BEGITUPULA DENGA THESIS FANA WAHAHHAA DOAKAN YAA
SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER~!

KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
RomantikWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...