7

3.3K 208 13
                                    

21+ Please be a responsible reader!

Zedith is a pussy eater for sure.

Damn,lidahnya berputar dengan begitu baiknya di sekitar tempat yang tepat dan kami menyebutnya dengan G-spot,hingga aku tidak tahan untuk melepaskannya tetapi, Zedith juga penyiksa yang baik terutama terhadap hal-hal seperti ini.

"Not yet Trixy... not yet," Damn him!Aku tahu dia pasti akan menyiksaku!

"You need to come while I inside of you, honeybunch," Getaran suaranya yang berada diantara kedua pahaku memberiku getaran kenikmatan yang tiada tara. Zedith memberikan kecupan terakhir kemudian menyedot klitorisku, hingga aku memekikkan kenikmatan yang kudapatkan.

Kugigit bibir bawahku ketika melihat Zedith membuka zipper celana yang ia pakai, menurunkannya lalu menurunkan boxernya dan aku mengangkat tangan kananku untuk membuatnya berhenti. Zedith tampak kebingungan namun aku ingin sekali mengatakan hal ini karena aku mempunyai fantasi seks mengenai hal ini.

"Biarkan celana jeans dan boxer yang kau pakai berada diantara lututmu, it will give me a much pleasure," Kataku dengan terengah-engah.

Sudut kanan bibir Zedith naik ke atas kemudian berubah menjadi seringai yang seksi, hingga aku ingin sekali miliknya berada di milikku sesegera mungkin.

"You kinky as hell," Katanya pelan masih memandang mataku dengan mata biru terangnya. Di dalam hatiku sendiri aku juga berkata 'so do you Zed...'

"I'm an erotic-romantic author, right?" Jawabku dengan jawaban yang terdengar pintar di telingaku.

Zedith terkekeh kemudian tubuh besarnya menutupi sebagian tubuhku, lalu bibir kami bertemu dan aku menyambut bibirnya dengan suka cita.

Kurasakan milik Zedith menggesekkan dengan sangat pelan di depan milikku hingga mulut kami berdua yang masih menempel terbuka secara perlahan. Aku berdesis secara perlahan mengatakan 'fuck' ketika miliknya lagi menggesek klitorisku dengan sangat-sangat sensual.

"Zed, kau menyiksaku," Kataku dengan nafas yang hampir hilang, karena hampir tidak terdengar sama sekali.

Tangan Zedith menggapai dadaku yang masih terbalut bra, kemudian ia merematnya, menggoda putingku dari balik kain yang menutupi dadaku dengan memencetnya hingga kugigit bibir bawahnya yang masih menempel di dekat bibirku.

Aku melihat tangan besar Zedith memegang miliknya sendiri, menaik dan menurunkan pegangannya sambil menggesekkan secara pelan di klitorisku dengan miliknya, hingga aku merasa aku akan lepas saat ini juga. Sepertinya Zedith menyadarinya karena mataku sedikit bergetar terbuka.

"Don't come yet honeybunch..." Shit,dia penyiksa yang sangat-sangat baik.

Saat mata kami bertemu dan aku tidak ingin menyimpulkan apapun atau menerjemahkan apapun tatapan Zedith kepadaku, karena this is just sex, right? No hard feelings walapun kami sudah berstatus suami dan istri tetapi aku membayarnya untuk menikahiku, right??

Seketika itu juga aku merasakan seperti sebuah serangan listrik yang dahsyat dimilikku, karena miliknya masuk secara penuh, hingga memenuhi diriku.

"Fuuucckkk," Desisku, memejamkan mataku lalu membukanya lagi.

Zedith mengeluarkan sedikit lalu memasukkannya lagi dengan hantaman yang luar biasa nikmat. Zedith menaikkan kakiku hingga kini berada di pundaknya, lalu pahaku menekan perutku. Bibir Zedith sekali lagi mencapai bibirku dan ia menelan erangan serta desahanku.

Gerakannya di awal begitu lambat, begitu pelan, hingga menaikkan sebuah sensasi yang membuatku bergetar secara baik di seluruh tubuhku.

"You're so tight, shit Trix... rasamu membuatku gila," Bisik Zedith sambil masih pumpinginside of me slowly and lazily.

SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang