Zedith Grochelle/ Nicholson
Deru nafas Trixy terdengar mulai pelan dan rileks. Aku mengusap keningnya dengan lembut serta menyingkirkan rambut-rambut kecil yang ada di sekitar wajahnya. Sebisa mungkin aku harus menahan tangisku dan menahan rasa ini. Sekuat tenaga aku menekan bibir bawahku dengan gigiku kemudian hanya merasakan deru nafas Trixy di pahaku.
Perlahan-lahan kuangkat kepalanya dan kuambil bantal kecil yang berada di reading nook lalu meninggalkan Trixy untuk mengambil selimut di kamar tidurnya. kututupi tubuhnya dengan selimut kemudian kukecup keningnya lama sekali hingga tangisku hampir sekali lagi pecah.
Aku menggeleng berkali-kali meyakinkan diriku bahwa aku kuat menghadapi hal ini, aku bisa menghadapi hal ini. Aku terbiasa menghadapi empat klien yang sakit parah kemudian mengantar mereka ke liang kubur dengan tidak emosional seperti ini.
Tetapi, ini Trixy Nicholson. Dia bukan klien biasa. She's my first love. I called her The Girl.
Aku keluar dari ruang baca mengambil ponsel yang ada di saku celana jeans ku dan panik menghampiriku. Aku menekan tombol nomor favorit yang langsung terhubung dengan wanita yang pernah kucintai selama empat tahun, tetapi cintaku tak berbalas. Ya, ada empat wanita yang kucintai sepanjang aku hidup. Ibuku, Kakak tiriku, Francesca Miller dan Trixy Nicholson.
Tetapi, Trixy adalah cinta pertama yang kukira takkan pernah kutemui lagi, jika melihat sosoknya saja jantungku serta tubuhku akan bereaksi seperti orang gila. Tidak, Trixy tidak ingat siapa diriku tentu saja. Aku yang dulu dan sekarang sangat jauh berbeda. Jauh-jauh berbeda.
"'Allo?"Jessen? Kenapa bukan wanita yang pernah kucintai yang mengangkatnya? Kekesalan menghampiriku. Okay, bukannya aku kesal dengan hubungan mereka berdua. Aku sangat bahagia dengan hubungan mereka.
Francesca Miller adalah rekan kerjaku semasa aku masih bekerja di Apotheke. Kami membangun bersama Apotheke bar dari nol hingga besar. Aku mengagumi kerja kerasnya dan karismanya.
She's an amazing woman, the strong one for sure... Ah! Too strong. Kami teman-temannya memanggil Francesca Miller dengan sebutan Fe karena ia tidak menyukai nama lengkapnya.
Kini dia sedang memiliki hubungan yang sangat serius dengan salah satu sahabat minum-minumnya yang pernah bekerja di satu group perusahaan yang sama dengan Apotheke, Jessen Harrison atau Jessen William? Whatever! Aku tidak pernah akur dengan pria ini. Jessen menghamili Fe dan kini mereka sedang menantikan kelahiran anak pertama mereka.
"Ass-brit where's Fe?"
"What do you want jerk-face?" Tanya Jessen yang nadanya terdengar kasar. Lihat kan? aku tidak akan pernah akur dengannya.
"Aku ingin bicara dengan sahabatku, apakah tidak boleh? Lagipula bukankah kau merusak privasi milik Fe jika kau yang mengangkatnya, ass-brit?"
Aku memanggilnya Ass-Brit karena dia memang pria Inggris yang menyebalkan dan sombong. I hate him, gosh.
"Listen, Jerk-face. Kau menyatakan kepada kekasihku bahwa kau menyukainya dan kini aku akan baik-baik saja ketika kau menelepon nomor ini? not a chance fucker not a chance!"
"Shit!Jessen!Just give this phone to Fe karena aku ingin bicara!" Nada suaraku terdengar kesal dan bergetar karena menahan tangis.
"Wait, Zed?Are you... crying?" Fuck! okay.Tanpa sadar air mataku telah terjatuh dan saat ini aku berada di lorong rumah Trixy yang berada diantara ruang baca dan ruang kerjanya.
"Apa yang terjadi Zedith? Apakah kau menjadi sentimental karena saat ini Fe pindah ke London bersamaku?" Aku tertawa kecil dan cairan di hidung serta mataku tidak kunjung berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
Storie d'amoreWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...