Zedith Grochelle/ Nicholson
What a fucktard!
Aku sangat kenal siapa Slate Williams.
Aku sangat-sangat mengenal lelaki brengsek itu. Dia adalah pria yang sempat membuat Lucinda kesulitan akan bisnisnya. Bisnis, yang Lucinda miliki, adalah sebuah bisnis legal yang sah di mata hukum negara bagian Illinois. Namun, seorang Slate Williams membuatnya menjadi sebuah perkara besar hingga membawa hal ini ke pengadilan tinggi.
Lucinda menghabiskan uang banyak untuk menyewa pengacara, hingga beberapa hutang perusahaan harus ia tutup dengan biaya pribadi miliknya, dan aku membantunya. Hingga, pengadilan memutuskan bahwa tuntutan konyol dari klien Slate yaitu saingan utama kami yang memiliki nama, "The Cuddlers" kalah.
Slate masih ingin mengejar kami hingga saat ini. namun, memang rumor yang beredar bahwa ia tidak sehebat dulu. Beberapa 'partner' pengacara menolak untuk mengangkatnya menjadi 'partner' karena skandal yang ia miliki ketika membela seorang politikus ternama di Illinois. Ia salah mengambil langkah dengan menjadi pengacara politikus tersebut hingga menimpa karirnya kini.
Aku tidak percaya bahwa Slate adalah mantan suami dari Trixy. Bagaimana bisa orang paling haus kekuasaan, harta dan wanita itu adalah suami dari Trixy-ku.
Aku juga merasa bersalah serta merasa kesal ketika tahu bahwa Sasha, melakukan hal keji kepada saudari kembarnya, terlebih lagi kepada Trixy-ku. How fucked up that woman.
Bagi Sasha, aku hanyalah sex doll miliknya. Ketika ia membutuhkan seorang yang akan sanggup melepaskan hasratnya makai a memanggilku. Entah, itu di apartemen miliknya atau hotel yang tidak jauh dari rumah sakit tempat ia bekerja. Aku tidak pernah menanyakan latar belakangnya, atau berkencan dengannya di luar tempat tidur.
Sasha dan aku berhenti tidur bersama ketika ia memutuskan akan menjalani sebuah hubungan serius dengan kekasihnya kini. Entah ia masih bersama atau tidak, aku tidak perduli. Hanya saja kini aku merasa sakit setelah mendengar penjelasan panjang lebar Trixy.
Hebatnya, Trixy menceritakan kisah ini seperti menceritakan kisah orang lain yang tidak pernah ia alami. Ia seperti menceritakan sebuah kisah yang dialami oleh sahabatnya atau rekan kerjanya. Seperti sudut pandang orang ketiga? Yeah, seperti itu.
Kini Trixy menyandarkan kepalanya di pundakku kemudian aku mengelus kepalanya serta mengecup puncak kepalanya. Aku berharap waktu berputar dan menyelamatkan Trixy dari mimpi buruk yang pernah menimpa dirinya. Aku ingin menghajar bajingan itu mati-matian serta ingin sekali memukul wanita.
Well, orang-orang berkata 'jangan pernah memukul wanita', tidak untukku... aku pernah lebih buruk dari itu. Aku pernah memukul wanita yang menyakiti orang yang kucintai dan kusayangi. Untuk menyakiti orang tidak lagi kita melihat gender, namun melihat bagaimana sikap dan kelakuan buruk orang tersebut.
"Bagaimana perasaanmu kini honeybunch?" Tanyaku lembut sembari mendekap lagi tubuhnya agar lebih merasakan kehangatan tubuhnya di tubuhku.
"Better... much much better..."Aku hanya mengangguk dan menggumam kemudian mengecup puncak kepalanya lagi dengan afeksi yang luar biasa. Aku selalu menyukai aroma tubuhnya yang beraroma vanilla ini.
"Maafkan aku atas semua kejadian yang pernah menimpa di hidupmu, maafkan aku tidak bisa berada di sisimu di kala itu," Kataku pelan hampir berbisik. Trixy mengangkat wajahnya hingga matanya bertemu dengan mataku kemudian ia tersenyum dan mengusap pipiku.
"Hei, kau tidak perlu meminta maaf. Lagipula, itu bukan salahmu. Itulah hidup... sometime it's got shitty sometime is not.Aku yakin, semua akan lebih baik lagipula Tomato—" Aku tidak ingin mendengar kata Tomato lagi maka kutekankan bibirku ke bibirnya hingga bibir Trixy membuka sepenuhnya kepadaku dan lidah kami menari dengan indahnya dan kurasakan manis bibir serta tajam lidahnya di dalam mulutku. Aku mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIT HAPPENED (#5 THE SHIT SERIES)
RomansaWARNING 21+++ (Due to some mature scene and content underage are not allowed) Trixy Nicholson, 30 tahun divonis usianya hanya bebrapa bulan saja. Dia tak ingin menyianyakan waktunya dan ingin terbebas dari ketidak bahagiaan yang selalu menghampiri d...