•whiffler•

558 83 3
                                    

"Kesederhanaan takdir begitu tampak, bagaimana caranya ia dapat mendekatkan satu sisi yang selalu menjauh sementara sisi yang lain senantiasa mendekat"
.
.
.
.
.
.
.
.

STELLA GIANNI MOON
STELLA GIANNI MOON
STELLA GIANNI MOON

STELLA...

Tangan Archie mendadak berhenti menuliskan nama itu. Ia akhirnya tersadar bahwa sejak tadi bukannya mengerjakan PR geografi yang ada ia malah sibuk menulis-nulis nama Stella di buku tugasnya.

"Yaelah kenapa gue goblok banget si ah?". Keluh Archie sebal.

Pasalnya, ia tidak memahami sama sekali soal geografi yang di berikan gurunya ini. Kalau paham saja tidak bagaimana ia bisa mengerjakan tugasnya?

Heran. Kenapa ya kepintaran mama dan papanya sama sekali tidak menular sedikitpun kepadanya?

Archie jadi ragu apa benar ia anak kandung di keluarga ini?

Kok bisa ia sama sekali tidak kecipratan kejeniusan kedua orangtuanya?

Archie mengusap wajahnya kasar. Memang salah kalau ia sok-sokan ingin mengerjakan PR malam begini. Mending juga besok ia datang pagi-pagi lalu menyalin jawaban milik anak perempuan di kelas. Paling di rayu sedikit mereka langsung mau kasih.

Archie pun menutup buku geografinya dan meringsut ke tempat tidur.

Di bukanya ponselnya lalu mulai mengetikkan nama Stella di kolom pencarian instagram.

Berulang kali Archie mencoba tetap saja ia tidak menemui akun gadis itu. Archie jadi bingung, memangnya kira-kira nama apalagi yang kemungkinan dijadikan Stella nama akun instagramnya?

Hari gini mana mungkin ada cewek yang nggak eksis di instagram kan?

Biar kata Stella orangnya rada aneh gitu, tapi rasanya Archie tidak percaya kalau sampai cewek itu tidak punya akun instagram.

Mungkin besok Archie akan mulai mencari tahu dan kalau perlu bertanya langsung pada Stella.

Tiba-tiba pandangan Archie terlonjak saat mendapati nama Davis muncul di layar ponselnya. Cowok itu melakukan panggilan video pada Archie.

"Mau apa lo kampret?". Tanya Archie tanpa basa-basi.

Terlihat wajah Davis yang planga plongo di seberang sana sambil berusaha memasang earphone miliknya.

"Buruan. Gue sibuk". Desak Archie.

"Gaya lo sibuk. Pr geografi udah kagak?".

"Udah lah!".

"Hah serius lo Ar?".

"Hooh".

"Siapa yang ngerjain? Kan lo lagi nggak ada doi".

"Sialan. Baru juga gue jomblo beberapa jam udah ngeremehin aja lo ya".

"Ya abisnya siapa dong yang ngerjain?".

"Gue sendiri, ngasal tapi".

"Hilih upil kuda, pantesan!".

"Lo apaan sih vc malem-malem? Ketular Owen ya lo demen vcs sama cewek nggak jelas?".

"Anjir, enggak lah!".

"Terus apaan?".

"Barusan gue denger nyokap gue telponan sama nyokap lo katanya Om Brandon sama Om Ferre mau ke Jakarta ya?".

Archie mengernyitkan keningnya. "Ya mana gue tahu, nyokap gue ngga ada cerita tuh".

"Ah elah gue kira lo tahu, padahal gue baru mau kepo itu Lyra ikut juga nggak ya kesini?!".

TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang