•knight•

524 85 8
                                    

Maaf jika banyak terdapat kesalahan penulisan:')

***

Stella meraih sebuah nasi bungkus yang di sodorkan oleh Archie. Stella yakin itu adalah nasi dengan lauk ikan yang di goreng beserta tahu tempe dan tumis kankung.

Dan benar saja saat ia buka isinya persis seperti itu.

Ia pun melirik ke depannya, dimana Archie tengah bersiap menyantap nasi bungkus dengan isi yang sama lengkap dengan wajah kelaparannya.

Beberapa menit yang lalu Archie pergi membelikannya nasi karena mendengar suara perut Stella yang memalukan. Cewek itu memang tidak sempat sarapan dirumah karena ia bangun agak kesiangan.

Tadinya Stella hanya bercanda meminta cowok itu membelikannya nasi bungkus di warteg terdekat. Tapi siapa sangka respon Archie justru di luar perkiraannya.

"Oke bidadari, gue tinggal bentar ya, kebetulan gue juga pengen dan lapar banget dari tadi hehe".

Begitu Archie bilang. Dan lihat saja sekarang cowok itu lahap sekali memakan lauk pauk tersebut.

Untuk ukuran seorang Archie Mavi Damaresh, anak tunggal CEO SDR Entertainment yang kekayaannya sepertinya tidak akan menipis sampai tujuh turunan sekalipun, agak mengagetkan bisa menyaksikannya makan nasi bungkus murah dari warteg pinggir jalan dengan sangat lahap dan tampak doyan seperti ini.

"Lo laper apa doyan sih?". Tanya Stella yang baru memasukkan satu suapan ke mulutnya sendiri.

Archie pun menoleh dan tersenyum manis. "Dua-duanya neng".

"Nggak nyangka ya". Ungkap Stella.

"Nggak nyangka gue ganteng?". Tanya Archie konyol.

Stella berdecak seraya menatap cowok itu lamat-lamat. "Lo nggak lagi pencitraan kan depan gue?". Stella sengaja memandang Archie dengan tatapan menyipit.

Archie tersedak mendadak. "Kalau gue kelihatan ganteng sekarang itu mah emang udah nasib gue dari lahir Stel bukan pencitraan".

Stella pun menggetok ubun-ubun cowok itu. "Bukan soal itu goblok". Geramnya.

"Lha terus?". Archie mengusap-usap kepalanya yang cukup sakit.

"Tumbenan lo makan nasi dari warteg, pencitraan doang atau bukan nih?".

Tawa Archie pun pecah seketika. "Ini mah fix elo nya aja yang nggak kenal gimana gue". Jawab Archie sambil tertawa.

"Gimana? Gimana?".

"Gini nih tela-tela ku sayang, bokap nyokap gue itu emang orang tajir, tapi tuh harta bukan punya gue, gue cuman anak mereka doang. Soal makanan gue mah nggak pilih-pilih asal enak dan aman aja beres dah pasti gue makan. Nggak peduli belinya dimana. Itu adalah kebiasaan gue dari dulu, salah kalau lo mikirnya lambung gue di isi sama makanan mewah mulu. Yang ada malah gue nggak doyan makanan mewah, soalnya dikit banget haha".

Archie kembali tertawa dan entah kenapa Stella jadi ikut tertawa mendengar Archie seperti itu. Jujur suara tawa Archie tergolong 'menular'. Sulit untuk tidak ikut tertawa jika mendengar ia tertawa.

"Ada benernya sih, makanan mewah tuh porsinya nggak ada yang banyak. Mau nambah lagi juga sayang duitnya". Sambung Stella sambil terkikik geli.

"Nah tuh lo tahu, itu sih yang bikin gue nggak bangga sama sekali kalau kebetulan di ajak ortu dinner ke tempat mahal gitu. Buang-buang duit tuh". Sahut Archie.

"Bener, bener!".

Stella membenarkan tanpa ragu. Ia teringat dulu keluarganya pernah dinner di salah satu restoran dan menghabiskan dana sampai berpuluh-puluh juta hanya untuk makanan yang porsinya sedikit sekali dan tidak bikin kenyang.

TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang