•viridity•

549 99 17
                                    

"Sangat mengingat rasanya, bahkan sangat kesulitan melupakannya"
.
.
.
.
.

Archie membaringkan tubuhnya di ranjang UKS yang masih kosong. Sementara di ranjang satunya, sudah di tempati oleh Stella.

Cewek itu masih belum bangun sejak pingsan tadi. Tapi dokter UKS bilang, Stella tidak apa-apa. Ia hanya terlalu terkejut dan kebetulan tekanan darahnya sedang rendah.

Archie tak bisa menahan senyumnya sejak tadi. Rasa bibir Stella terus-terusan dominan dilidahnya.

Oke, katakan saja ia jahat sudah bertindak seperti itu pada Stella. Apalagi cewek itu sampai di buat pingsan hari ini.

Tapi Archie sama sekali tidak menyesal melakukannya.

Ia justru bertambah senang sekarang. Bahkan ia tidak menyangka cewek dengan kata-kata pedas itu memiliki rasa bibir yang manis seperti strawberry.

Archie bisa gila kalau memikirkannya terus menerus.

Bagaimana ini rasanya Archie ingin lagi? Hahaha

Archie geleng-geleng kepala sambil senyam-senyum layaknya orang bodoh. Dan saat ia berbalik menatap ke ranjang di sebelahnya, tubuh Stella sedikit bergerak.

Cewek itu mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Perlahan, ia mencoba membuka mata meski kepalanya masih terasa pusing.

Archie yang melihat hal tersebut langsung turun dan menghampiri Stella. Ia memang sengaja menunggui Stella disini, selain karena ingin menghindari mata pelajaran membosankan, Archie juga khawatir pada keadaan cewek ini.

"Stel, masih pusing?". Tanya Archie memastikan.

Seketika, saat mendengar suara khas dari Archie-- kedua mata Stella langsung terbuka lebar. Ia ingat betul kejadian terakhir yang menimpanya, dan itu semua karena cowok sialan satu ini.

"Ngapain lo disini? Dasar cowok nggak tau malu, nggak tau diri, nyebelin, berani-beraninya lo lakuin itu ke gue hah?!!!!". Maki Stella tanpa henti.

Archie menelan ludahnya berat. Coba kalau yang tadi ia cium bukan Stella, pasti mereka auto senyam-senyum dan merasa bangga sudah di cium Archie.

Tapi memang dasar Stella, kayaknya hal apapun yang berbau Archie dia akan tetap benci.

"Hehe sorry ya, gue khilaf". Sahut Archie garing.

Stella berdecak kesal. Bisa-bisanya hal semacam itu ia jadikan candaan beralasan khilaf.

Stella pun menarik selimutnya dan memutuskan untuk memunggungi Archie. Badannya masih terasa lemah, dan ia benar-benar tidak mau melihat wajah Archie lagi. Jadi daripada memperdebatkannya sekarang, Stella memilih memejamkan matanya mengambil waktu beristirahat sejenak karena sore nanti ia harus kembali les.

"Lo marah Stel?". Tanya Archie polos.

"Stel, jangan marah dong".

"Gue becandanya keterlaluan ya?".

"Tela-tela..."

"Jangan marah dong sama Archie".

"Stella cantik".

Geram. Stella menyibak selimutnya dengan kasar. "Lo kenapa sih Ar?". Tanya Stella kesal.

"HA?".

"IYA LO KENAPA?".

"Kenapa apanya?"

"Kenapa lo melakukan itu? Lo nggak lihat berapa banyak mata yang lihat kelakuan lo itu? Lo nggak malu?".

TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang