Stella melipat tangannya di depan dada, garis wajahnya yang memang sejak lahir sudah dingin dan sendu kali ini tersamarkan dengan aura kekesalan yang sedang ia diamkan.
"Orange juice favorite neng Stella, diminum biar kaleman".
Tangan Archie maju menyodorkan segelas minuman yang barusan ia pesan buru-buru.
Mata Stella mendelik tapi ia hanya diam. Tidak berniat menyentuh minuman itu sama sekali. Jelas ia masih kesal.
"Abang tau neng cemburu, tapi dengerin penjelasannya dulu dong". Canda Archie sambil terkekeh.
Stella menghembuskan nafas kasar. "Ini bukan soal cemburu ya archimedes!". Geram Stella.
Tawa Archie menyembur begitu saja. "Jangan sembarangan ganti nama gue, itu dulu aqiqahannya nyampe nyembelih dua kambing tau nggak?!".
Gemas. Stella menoyor kepala cowok didepannya.
"Lo pikir gue becanda ha?".
"Wah, lo biasanya kaleman depan orang-orang napa jadi gini depan gue? Fix ini beneran lo udah ngerasa nyaman kan sama gue? Bilang dah bilang Stel".
"Tadinya iya sekarang udah enggak!". Cetus Stella tanpa basa-basi.
Archie membelalakan mata tak percaya. "Lha kok udah enggak sih?".
"Siapa emang yang mau dimanfaatin cowok kaya lo Ar?". Kalimat pertanyaan dari Stella itu bikin Archie mengernyitkan dahinya.
"Dibuat nyaman tapi faktanya lo sendiri gak bisa move on dari mantan. Lo tuh mikir nggak sebelum deketin gue? Lo pikir kaya gitu tuh hebat apa?".
Archie makin terdiam.
Beberapa detik kemudian ia berdehem pelan. "Ini tuh nggak kaya yang lo pikirin Stel, Renna bukan mantan gue".
Raut wajah Archie terlihat serius namun seperti ada keraguan dalam nada bicaranya. Stella sungguh merasakan itu.
Stella menarik nafas dalam lalu memandang wajah Archie dengan tegas.
"Dia hanya nggak sempat lo pacarin tapi hati lo udah nyantol duluan, gini deh Ar kita jujur-jujuran aja. Coba lo kejar lagi dia bener-bener, mana tau lo masih punya kesempatan".
Ada sedikit denyutan menyakitkan dihati Stella setelah mengatakan kalimat itu kepada Archie. Namun, ia berusaha terus meyakinkan diri bahwa ia memang harus mengatakan itu.
"Gue rasa ini yang terbaik buat kita, gue juga capek ngartiin semua sikap lo selama ini. Disatu sisi lo kaya emang beneran suka sama gue tapi disatu sisi gue nggak ada sama sekali ngerasain cinta dan ketulusan yang gue pikir bakal berasa banget saat gue mau nyoba perlahan gak ngusir lo lagi. Ditambah lagi soal ini, lo ternyata belum move on sepenuhnya". Tutur Stella dengan penuh keyakinan.
Kalimat yang terdengar begitu tegas tapi sesungguhnya mengisyaratkan rasa sakit yang perlahan mencoba membuat hati Stella sedikit goyah.
"Oh ya satu lagi, gue baru tau kalau Renna itu suka coklat, suka naik sepeda, suka hal-hal romantis yang dibalut sama surprise seperti yang selama ini lo kasih ke gue. Gue cukup seneng nerima itu semua Ar, walaupun faktanya lo tanpa sadar mikir dan nganggep kalo favoritnya gue itu sama kaya favoritnya Renna. Gue rasa itu udah cukup buat ngasih lo alasan mending balik ke dia aja dan berhenti nganggap gue seseorang yang ingin lo lihat padahal seharusnya lo nggak perlu lihat gue".
Serangan ultimatum yang benar-benar membuat Archie kehabisan kata-kata.
Stella mengakhiri pembicaraan hari itu dengan senyum tipis segarisnya yang terasa menyayat sampai ke ulu hati Archie. Stella pun berdiri meninggalkannya begitu saja. Tanpa ada sedikitpun berbalik menatapnya kembali.
Archie amat kecewa. Bagaimana mungkin suasana awal yang Archie masih bisa bercanda mendadak dibombardir Stella dengan pernyataan yang membuat dirinya merasa tidak bisa berkata apa-apa.
Walau ia juga tahu pasti bahwa Stella lebih merasa kecewa karena beberapa fakta yang baru cewek itu ketahui sekarang. Dan parahnya, Archie justru tidak bisa menyangkal itu semua. Jelas hati kecilnya sendiri berbisik mengakui kebenaran yang dikatakan Stella barusan. Bahwa tanpa sadar selama ini dirinya menjadikan Stella bayangan masa lalunya.
Namun seberapa besar salahnya itu, Archie sungguh tidak ada maksud menyakiti hati cewek itu.
Demi apapun!
Tak pernah terpikir ingin menyakiti hati Stella sampai harus berakhir begini.
Kegamangan hatinya membuat Archie tidak mampu memisahkan antara masa lalu dan masa kini. Hingga tanpa disadari Stella lah yang ia korbankan saat ini.
Archie meremas rambutnya lalu mengacak-ngacaknya frustasi.
****
Stella berbaring dikamarnya dengan uring-uringan. Entah sudah berapa lama yang jelas Stella masih enggan bangun. Padahal hari sudah menunjukkan pukul enam sore. Berniat untuk mandi saja Stella tidak.
"Kenapa kok cowok-cowok pada punya mantan ya? Gue bahkan gak pernah pacaran loh". Dumel Stella dengan tatapan mata lelah yang penuh tanda tanya.
Drrrrrtttttt drrrrtttt...
Ponsel Stella bergetar tiba-tiba, dilihatnya si penelpon adalah Archimedes.
Stella langsung mereject telepon tersebut.
Apapun pesan yang dikirimkan oleh cowok itu sama sekali tak dapat membuat suasana hati Stella membaik. Apapun yang dilakukan cowok itu sama sekali tidak bisa merubah perasaan kesal, marah, kecewa, dan... Perasaan merasa dibohongi yang tengah Stella rasakan.
Meski selama ini Stella sudah pernah menduga bahwa Archie pasti akan menyakiti hatinya tetapi ketika hal ini terjadi Stella benar-benar tetap tidak dapat mengelak bahwa ini sungguh menyesakkan.
Meski sudah berkali-kali Stella memberi rambu-rambu kepada hatinya sendiri untuk berhati-hati, dan meski sudah besar upaya Stella untuk mencicil rasa move on sebelum sempat memiliki cowok itu ternyata tetap saja tidak akan cukup untuk menyudahi rasa kecewa didalam hatinya sekarang ini.
Bahkan Stella sudah mengalami patah hati sebelum memiliki.
Sesakit-sakitnya cewek lain yang dijadikan pacar oleh Archie kemudian diputuskannya begitu saja, rasanya tetap lebih sakit menjadi Stella.
Begitu diistimewakan hingga dikejar sedemikian tegarnya oleh Archie, namun ternyata tidak lebih dari sekedar seseorang yang menjadi objek pelampiasan perasaan cowok itu atas masa lalunya.
Ternyata benar, kita tidak akan pernah bisa menyembuhkan keburukan laki-laki tanpa menyakiti diri kita sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Baru update setelah beda tahun:')Senang bisa kembali membayangkan Archie-Stella walau dalam part patah hati part 1 :)
Vote ya gaes^^
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)
FanfictionArchie adalah cowok dengan karakter sampah yang menurut Stella benar-benar mampu mencemari kehidupannya. Pluviophile bernama Stella Gianni Moon itu tidak pernah merasa nyaman saat berbagai kegiatan entah di sekolah atau di luar mempertemukannya deng...