Stella: ar?
Stella: lo dimana?
Stella: lo marah sama gue?
Archie tertegun membaca pesan tersebut. Ia baru membuka hapenya sekarang.
Cowok itu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. Owen masih tertidur pulas di kasurnya sementara Archie entah kenapa tidak bisa begitu nyenyak tertidur tadi malam.
Kepalanya masih berdenyut dan sakit efek meminum terlalu banyak alkohol.
Kalau di pikir-pikir lagi, Archie rada menyesal juga sebenarnya.
'Ck ngapain sih gue mabok gara-gara cewek?'. Archie mengacak-ngacak rambutnya tak karuan.
Seumur-umur belum pernah Archie seperti ini. Bertingkah bego dan melakukan hal bodoh yang di dasari karena perempuan. Lebih tepatnya, patah hati.
Nggak tau kenapa ya rasanya tuh kaya hati Archie sakit banget. Berasa kaya ada yang patah di dalam dadanya, bener-bener terasa seperti remuk tidak berbentuk lagi. Belum pernah Archie merasa begitu.
Padahal yang ia lihat hanya Stella-- cewek yang belakangan menjadi fokus utamanya dimana-mana, tiba-tiba berlari ke depan gerbang di saat para murid belum terlalu banyak yang keluar.
Cewek itu tersenyum sangat cerah. Jelas sekali ia terburu-buru ingin pulang.
Dan Archie yang kebetulan baru keluar kelas bermaksud ingin menarik cewek itu lebih dulu untuk pulang bersamanya malah harus menyaksikan adegan yang setengah mati Archie kutuk sejak detik itu.
Sesosok pria yang mengenakan sweater rajut putih, celana warna mocca, dan rambut yang rapi beserta keren sudah membukakan pintu mobilnya pada Stella.
Mereka tampak bicara sebentar, dan entah apa yang Stella katakan sehingga pria itu justru mengusap-usap puncak kepala Stella.
Archie langsung naik pitam. Tidak terima begitu saja. Setelah biasanya dia yang selalu memperlakukan Stella begitu. Tentu saja harga diri Archie merasa tersentil.
Saat tubuh Stella sudah separuh masuk ke dalam mobil, tangan kanan Archie langsung menariknya keluar. Hal itu tentu memancing perhatian murid lainnya.
Stella yang menepis tangan Archie begitu saja seketika membuat cowok yang menjemputnya itu mendekat ke arah Archie.
Archie masih ingat dengan baik apa yang di katakan mas-mas bocah tersebut.
"Dek, Stellanya sudah janji pulang sama saya. Tolong jangan di ganggu dulu ya, sudah lama nggak ketemu soalnya".
Bajingan!
Archie langsung kesal setengah mati.
Kalau saja tidak ada Pak Ridwan kepala sekolah yang menyapa Archie waktu itu, sudah pasti lelaki yang menjemput Stella tersebut mendapat bogeman dari Archie.
Masa bodoh Stella mengatainya kekanak-kanakan atau apa, dia cemburu tentu saja!!
Memangnya apa lagi?
Tidak sadarkah cewek itu bahwa Archie beribu-ribu kali lipat marah sekali kepadanya?
Lihat saja, hari ini cewek itu nggak akan Archie hiraukan!!
***
Stella memandangi layar ponselnya dengan kening berkerut. Entah kenapa sebuah room chat di whatsappnya benar-benar mengalihkan dunia Stella sekarang.
"Apa telpon aja ya?". Gumam Stella seraya ragu-ragu ingin menekan ikon panggilan telepon.
"HEI ADEK MAU NELPON SIAPA KAMU HA?".
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)
FanfictionArchie adalah cowok dengan karakter sampah yang menurut Stella benar-benar mampu mencemari kehidupannya. Pluviophile bernama Stella Gianni Moon itu tidak pernah merasa nyaman saat berbagai kegiatan entah di sekolah atau di luar mempertemukannya deng...