•proud•

513 87 12
                                    

"I looked at him as an enemy, until I realized I love him"

.
.
.
.
.
Sebenar-benarnya tipe cowok semacam Archie (buat aku) adalah tipe yang paling-paling ku dambakan ahaha, iyalah siapa yang ga mau sih punya cowo secakep Kai dengan ketajiran yang melintir, plus sifat dan sikapnya yang konyol dan kadang lawak, walaupun minusnya doyan mainin ati cewek :') tapi... siapa yang sanggup menolak? Wkwk

Okelah langsung aja kita lanjutkan cerita ini ;)
.
.
.
.
.
Stella terkesiap saat tepukan kencang mendarat di bahunya. Wajah Devi yang sumringah seketika memenuhi pandangannya.

"Gue pikir siapa, ternyata elo Dev". Ungkap Stella seraya mengusap pelan dadanya akibat terkejut.

"Tebak deh tebak apa yang mau gue ceritain sama lo hari ini Stel!". Cewek yang punya popularitas lebih terkenal dari Stella di kelas itu pun tampak antusias sekali ingin menyampaikan sesuatu pada Stella pagi ini.

"Hmm... Apa ya? Lo... Sama Jefri udah baikan ya?". Tebak Stella.

Seketika wajah Devi merengut.

"Kok lo mikir gue bakal baikan sih sama Jefri?". Sinis cewek itu.

"Loh emang baiknya gitu kan? Biar lo nggak galau lagi gitu".

"Iyasih gue emang galau gara-gara hampir tiap hari berantem mulu sama tuh cowok, tapi sekarang dan selamanya gue jamin gue nggak bakal galau lagi!". Seru Devi seraya mengguncang-guncang tubuh Stella.

"Hmm emang kenapa? Jangan suruh gue nebak lah, gue nggak jago nebak-nebak". Jujur Stella, terus terang daya intuisinya tidak tinggi sama sekali.

"GUE... PUTUS SAMA JEFRI!!!". Teriak cewek itu kesenangan.

Stella melongo. Telinganya tidak salah dengarkan? Devi tadi bilang putus sama Jefri bukan? Kalau iya berarti pendengaran Stella nggak salah!

"Gimana ceritanya bisa putus? Kok lo jadi seneng sih?". Stella jadi bingung sendiri.

"Ish bodo amat sama tuh cowok, lagian gue emang nggak bener-bener tulus kok pacaran sama dia, sayang juga enggak".

"Lha? Bukannya elo yang kemaren-kemaren curhat ke gue pengen banget jadi pacarnya si Jefri?". Tanya Stella lagi.

"Iyalah pengen, dia hartanya kan lumayan juga buat diporotin ahahaha". Suara tawa Devi terdengar ngeri di telinga Stella.

"Oh gitu ya".

Stella hanya bisa mengangguk-ngangguk mengerti pada alasan yang di utarakan Devi tersebut. Agak serem juga sebenarnya menjadi cowok kaya menurut Stella. Pasalnya, ia cukup tahu bagaimana selama ini manjanya Devi pada Jefri sehingga Jefri royal sekali pada cewek itu. Stella tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Jefri sekarang setelah mereka putus terlebih lagi kalau Jefri tahu alasan Devi memutuskannya.

"Oya Stel, lo kemaren hari minggu jadi ke gramed?". Tanya Devi sebab pagi itu Stella sempat mengajak Devi untuk menemaninya kesana.

Tentu saja rencana itu gagal karena kedatangan Archie yang benar-benar tidak di undang.

"Nggak jadi Dev".

"Loh kenapa? Lo bilang novel yang lo tunggu-tunggu kemaren udah ada di gramed?".

"Ada seseorang yang mendadak datang terus ngerepotin gue pake banget". Curhat Stella.

"Eh? Emang siapa coba yang datang ke rumah lo?".

Stella sudah akan mengucapkan nama Archie namun seketika terhenti karena gerombolan murid yang berlarian ke arah lapangan basket.

TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang