•realized•

471 86 26
                                    

"I actually fell for you even before I realized I did"
.
.
.
.

Hari ini suasana sekolah tidak seperti biasanya. Ramai murid-murid mengenakan pakaian adat, profesi, hingga ada yang berbusana ala tokoh publik ternama. Guru-guru pun tidak ketinggalan, mereka turut berpakaian berbeda dari biasanya dan mereka memilih busana tempo dulu-- lengkap dengan gaya jadul khas tahun 70an.

Stella berdecak kesal sambil membenarkan cepolan rambutnya. Cewek itu mengenakan jas putih kedokteran milik mbaknya.

Bukan karena Stella merasa pede bakal jadi dokter atau ingin memamerkan cita-citanya segala macam, melainkan Stella hanya menghindari 'ribet'.

Bukan kah ribet kalau Stella harus meminjam atau menyewa busana profesi yang di pakai hanya untuk hari ini? Kalau ada yang gratis di rumah, kenapa harus cari-cari keluar rumah?

Namun, tetap saja Stella merasa bete. Sepatu yang ia gunakan hari ini mendadak ternganga lebar. Sepatunya kembali rusak disaat yang tidak tepat. Stella benar-benar merutuki hal tersebut.

"Kenapa sih di saat lagi perlu, lo malah rusak?". Gerutu Stella seraya mencopot sepatunya. Cewek itu duduk di sisi lantai lorong depan kelasnya dengan wajah frustasi.

"Alamat nyeker sih ini gue pulang". Ringis Stella sendirian.

Berulang kali ia coba mengutak-atik sepatu tersebut tapi sia-sia karena kerusakannya terlalu parah.

Stella menghela nafas pasrah. Padahal acara baru saja di mulai, musibah malah sudah terjadi saja padanya.

"LOH STELLA?". Suara cowok dari arah belakang seketika membuat Stella menoleh.

"Eh iya?". Sahut Stella agak canggung.

"Lo nggak ke lapangan? Acara kan udah mulai, noh bentar lagi ayang beb lo bakal nyanyi". Ungkap Davis sambil tertawa.

Stella menggeleng. "Nanti aja deh gue kesana".

"Kenapa nggak sekarang?". Davis jadi kepo, hingga kemudian kedua matanya menangkap ke arah kaki Stella. Dimana salah satu sepatunya rusak.

"Wah anjir sepatu lo rusak Stel?".

Stella mengangguk lesu.

"Bentar-bentar sini gue foto". Davis tanpa basa-basi memoto kedua kaki Stella tersebut.

"Lo mau ngapain pake foto sepatu gue segala?". Tanya Stella tidak mengerti.

"Tenang aja. Lo bakal segera dapat sepatu baru, gue jamin". Davis cengar-cengir sambil mengetikkan sesuatu di hape nya.

Davis send a picture...

Davis : buat yang ngerasa cowoknya stella, peka dikit lha ini nggak liat apa sepatu pacar rusak

Davis terkikik geli menatap hapenya. Barusan ia sengaja mengirim foto tersebut ke grup.

Owen : woy ar dimane lu

Owen : tuan puteri masa dibiarin nyeker si

Beno : gue sih gengsi kalau sampai nggak bisa beliin pacar sepatu yang baru dan mahal

Davis : hooh ben, masa cowo tajir tapi sepatu cewenya ampe rusak gini

Owen : turun martabat si archie

TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang