"Perlahan, ia akan mengisi bagian yang berisi tangis menjadi kisah yang manis"
.
.
.
.
.
.
.
.Archie turun dari mobil setelah melihat Stella turun di depan gerbang rumahnya. Raut wajah cewek itu tampak tidak tenang padahal bukan kah ia pulang ke rumahnya sendiri?
Archie diam saja. Tidak ingin bertanya terlalu banyak. Mungkin Stella sedang ada masalah pikirnya.
"Thanks".
Suara pelan itu sukses membuat sudut bibir Archie membentuk segaris senyum.
"Iya sama-sama". Jawabnya sambil garuk-garuk bagian belakang kepalanya sendiri.
Tanpa basa-basi Stella langsung membuka gerbang rumahnya dan melengos masuk tanpa melirik lagi ke arah Archie.
Sambil memandangi punggung cewek itu segaris senyum lagi-lagi terukir di bibir Archie.
"Kok ada ya bidadari nggak bersayap tapi tetap cantik?". Bathin Archie.
Seketika ia merutuki otaknya sendiri. Kenapa tingkahnya seperti laki-laki yang baru pernah sekali ketemu perempuan cantik?
Padahal mah mantannya kan sudah bertebaran dimana-mana. Dan bisa di kategorikan tidak ada yang jelek dan buluk. Archie jamin itu!
Cuman... Yah....
Stella....
Cewek itu unik. Sifatnya yang susah di tebak, galak, pendiam, judes, garis wajah yang dingin tapi juga sendu, entah kenapa tampak cantik sekali di mata Archie.
"Pake susuk kali tuh cewek, bisa gitu gue kepikiran terus muka dinginnya?!". Bathin Archie lagi seraya membuka pintu mobilnya bermaksud ingin pulang.
Namun, baru saja tubuh Archie akan masuk. Langkah kaki Stella yang terburu-buru berlari dari dalam membuat Archie seketika menoleh.
"Loh, kok keluar lagi?". Tanya Archie.
Dengan sedikit kikuk, Stella membenarkan rambutnya panjangnya kemudian menyelipkannya ke belakang telinga.
"Anu--". Stella tergagap.
"Anu-- itu gue mau bilang--".
Karena tidak sabar Archie jadi penasaran setengah mati.
"Anu apaan sih sayang?". Goda Archie dengan senyum usilnya.
Seketika Stella mendelik kesal.
"Itu, makasih juga udah ngusir Almira tadi. Kalau dia ganggu gue lagi, lo tanggung jawab ngusir dia". Ketus Stella dengan mulut manyunnya.
Archie terkekeh. "Yaelah, Stel gemes amat sih muka lo". Ucap Archie dalam hati.
"Itu doang yang mau lo bilang?".
"Iya".
"Lagi dong!"
"Hah? Lagi apa?"
"Bilang sesuatu"
"Sesuatu apaan sih? Jan ngaco terus!". Seru Stella kesal di balik gerbang rumahnya.
"Bilang sayang kek gitu". Archie sengaja mengedipkan matanya pada Stella hingga membuat cewek itu jengah.
"Emang ya, lo ini nggak bisa di baikin dikit. Dasar baperan!". Tukas Stella.
"Udah sana. Pulang lo!". Usir Stella sengaja.
"Yah, di usir duluan. Yaudah deh, selamat malam sayangnya Archie".
Dan... Cowok itu tersenyum sangat manis hingga sebenarnya jantung Stella sendiri langsung berdegup kencang di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL ME WHAT IS LOVE (kaistal)
FanfictionArchie adalah cowok dengan karakter sampah yang menurut Stella benar-benar mampu mencemari kehidupannya. Pluviophile bernama Stella Gianni Moon itu tidak pernah merasa nyaman saat berbagai kegiatan entah di sekolah atau di luar mempertemukannya deng...