DUA SAHABAT

959 72 12
                                    

Setelah melepas kepergian keluarganya untuk pergi ke Paris, Randa pun melanjutkan kegiatannya untuk bersiap-siap berangkat ke Medan bersama sahabatnya, Ridwan. Libur semester ini, mereka berdua mendapatkan tugas untuk mengamati kebudayaan di suatu daerah dan tepat sekali di kampung halaman Ridwan sedang ada acara budaya.

"Nanti gue tidur di rumah lo ya Wan.."ucap Randa saat mereka perjalanan pulang dari bandara.

"Okey sip,.."

Dua hari sudah Randa jauh dari Selfi, dua hari pula Randa merasakan kerinduan yang teramat dalam. Hari pertama dia jauh, Selfi terus saja menghubunginya. Randa senang karena dia juga tidak bisa jauh dari gadis kuatnya itu.

"Selfi masih sering nelpon Ran?"tanya Ridwan.

"Udah nggak sesering kemarin.. Mungkin dia lagi sibuk jalan-jalan.."jawab Randa.

"Nggak usah nahan diri Ran, kalo pengen telpon ya telpon aja.."goda Ridwan.

Ridwan tau dengan pasti jika sahabatnya itu menaruh rasa pada adik angkatnya. Terlihat jelas dari perilaku dan sifat Randa saat berada di dekat ataupun jauh dari Selfi.

"Apaan sih Wan.. Kata lo, gue harus bisa ngasih dia ruang.."ucap Randa.

"Iye sih, asal lo nggak uring-uringan aja ke gue..."goda Ridwan.

"Rese lo..."tukas Randa seraya menyenggol lengan Ridwan.

"Ran.."panggil Ridwan.

"Iya..."

"Nggak jadi deh..."

Randa mencebik kesal karena sahabatnya membuatnya penasaran

"Bakiak lo, manggil tapi nggak jadi.. Lo mau ngomong apaan sih, terlanjur penasaran nih gue.."seru Randa kesal.

"Nggak papa kok, manggil aja gue..."

"Serahlah.."

Randa kembali fokus dengan ponselnya, dia sedang melihat postinga -postingan Selfi di instagram.

"Gue cuma pengen tau isi hati lo yang sebenarnya Ran.. Selfi atau Nabila.." batin Ridwan.

Hening tercipta diantara dua sahabat itu, Ridwan mengarahkan pandangannya ke arah jalanan.

***

Gadis berseragam merah putih itu berjalan sendirian di lingkungan SMP AL-RASYID, dia celingukan seperti sedang mencari seseorang. Dia berjalan dengan penuh semangat hingga tak menyadari tali sepatunya terlepas dan terinjak sehingga dia jatuh. Gadis itu duduk dan memegangi kakinya yang nyeri di bagian pergelangan, dia ingin menangis tapi ditahan karena sudah janji kepada kakaknya tidak akan menangis lagi jika sudah naik ke kelas 6 SD.

"Kalo mau nangis ya nangis aja.."ucap seorang anak laki-laki berseragam putih biru seraya berjongkok di hadapan gadis itu.

"Sini abang pijat kakinya yang sakit.."

Gadis itu terlihat takut saat anak laki-laki itu berusaha memegang dirinya.

"Nggak usah takut, nama abang Ridwan.. Sekolah disini juga kok, sini daripada nanti bengkak loh.."

Meski ragu gadis itu tetap menselonjorkan kakinya, dengan sigap Ridwan membuka sepatu gadis kecil itu dan memijat perlahan pergelangan kakinya yang terkilir akibat terjatuh. Gadis itu sesekali meringis kesakitan saat Ridwan memijat tepat dibagian yang sakit.

"Hiks.. Hiks.. Sakit kak... Selfi jatuh kak.."rengek gadis itu.

Ridwan yang mendengarnya heran, dia heran karena gadis itu merengek seperti sedang mengadu pada seseorang.

I LOVE YOU (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang