SWEET PARIS

886 73 26
                                    

Fildan dan Lesti berjalan-jalan di indahnya malam kota Paris. Setelah berhasil membujuk Putri agar mau ditinggal bersama tantenya, kini dua orang tersebut bisa menikmati waktu mereka hanya berdua.

"Delapan tahun lamanya kita nggak pernah seperti ini sayang.."ucap Fildan.

"Masak sih? Perasaan kita selalu berduaan.."sanggah Lesti.

"Iya, tapi kan nggak pernah liburan seperti ini.. Anak-anak kita sekarang sudah besar, Randa dan Selfi sudah beranjak remaja, Putri juga sudah menunjukkan kepintarannya dalam bersosial. Cepat sekali waktu berlalu ya..."

Fildan menerawang menatap langit Paris yang kosong tanpa bintang. Memorinya memutar lagi kejadian yang telah dilewatinya selama delapan tahun menjadi orang tua untuk tiga orang anak hebat.

"Aku juga tidak menyangka kita bisa sampai pada saat ini kak.. Jujur diawal-awal dulu aku sangat takut, mendidik Putri saja belum tentu aku bisa, tapi sudah diberi tanggung jawab untuk merawat Selfi lalu Randa.. Sungguh saat itu yang kupikirkan hanyalah bagaimana caraku menjadi madrasah terbaik untuk mereka.."

Lesti menyandarkan kepalanya di bahu Fildan. Laki-laki yang telah berhasil mendapatkan hatinya dan meluluhkan hati orang tuanya. Jika kembali diingat, kisah cintanya tidaklah semudah dan selancar jalan tol. Rintangan dan hambatan datang silih berganti, entah dari keluarga Fildan ataupun keluarganya sendiri.

"Aku mencintaimu Lesti Larasati, kau adalah istri dan ibu terbaik di dunia ini.."ucap Fildan.

"Aku juga mencintaimu, laki-laki hebat ku, ayah hebat dari anak-anak yang hebat..."balas Fildan.

"Berduaan di bawah langit gini jadi inget awal-awal pacaran ya.. Dulu kita harus ngumpet-ngumpet dari kak Reza dan keluarga kita..."ucap Fildan bernostalgia.

"Hahaha.. Iya aku ingat, saat itu kakak sampek harus bohong alasan mau belajar buat UN biar kita bisa keluar.... Tapi ya emang kita salah sih, masih SMP pacar-pacaran.."sahut Lesti.

"Tapi kamu mau kan saat itu.."

"Iya. Karena aku kasihan lihat kakak terus berusaha mendekatiku.."jawab Lesti kemudian tertawa lirih.

"Ah masak, bukannya kamu juga mendem rasa.. Dan kamu itu paling anti manggil aku kakak..."

"Habis kakak tuh ngeselin.. Hal yang nggak akan pernah aku lupakan adalah pas kakak ngerjain aku hingga basah kuyup.."dengus Lesti.

"Dan setelah itu kamu sakit, kakak jadi sangat merasa bersalah banget.."

***

Semua siswa kelas 9 diminta berkumpul di Aula SMP Al-Rasyid karena akan ada pemberitahuan mengenai sistem ujian nasional yang akan diselenggarakan dua bulan lagi. Semua siswa berkumpul sesuai perintah, namun ada seorang anak laki-laki yang tidak mengindahkan perintah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Fildan Al-Rasyid, putra kedua Harun Al-Rasyid. Remaja yang badungnya minta ampun tapi tetap memiliki sopan santun yang baik.

Fildan sedang membuat jebakan untuk seorang gadis yang sejak awal masuk SMP sudah mencuri hatinya. Fildan bukan tipe orang yang bisa mengutarakan perasaan dengan terang-terangan. Namun dia akan selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan-tindakan yang membuat gadis itu kesal.

"Lesti pasti kesel nih nanti.. Entah kenapa aku selalu suka liat dia ngambek dan marah.."gumam Fildan.

Fildan menunggu di depan aula hingga pengumuman selesai, dia meminta seorang siswi menyampaikan pesannya kepada Lesti untuk datang ke ruang UKS, tempat dia memasang jebakan. Fildan bersembunyi di suatu sudut dekat pintu masuk, dia melihat gadisnya berjalan bersama dua sahabatnya. Sebuah senyum tercetak dibibir Fildan melihat senyuman gadis yang dicintainya selama tiga tahun lamanya itu.

I LOVE YOU (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang