MALAM DI DAM SQUARE

919 76 26
                                    

Selfi sudah memutuskan untuk mengunjungi beberapa museum lukisan yang ada di Belanda. Dia juga sudah menyusun kemana saja dia akan pergi menghabiskan waktu berliburnya. Dua hari sudah dia berada di belanda dan dia sudah mengelilingi kota Amsterdam. Banyak sekali lokasi yang ditujunya seperti Museum lukisan Van Gohg, Rijkmuseum, Anne Frank Huis yang merupakan saksi kekejaman nazi di Belanda, dan tidak lupa tempat yang sangat di sukainya di Belanda, Keukenhof. Taman bunga tulip terbesar di Belanda, meski sedang tidak pada saat mekar tapi Selfi cukup senang. Dan hari kedua ini dia mengelilingi Amsterdam dengan menaiki kapal-kapal yang melewati bebeberapa kanal yang ada di kota tersebut.

Dam Square, jantung kota Amsterdam. Sejak siang hingga malam menjelang, Selfi dan ayahnya menghabiskan waktu di tempat tersebut.  Dam Square bisa dikatakan sebagai alun-alun kota Amsterdam. Tempat tersebut dikelilingi oleh beberapa bangunan terkenal dan wajib dikunjungi seperti Koninklijk Palaeis Amsterdam (Royal Palace of Amsterdam), Nieuwe Kerk (New Church), Museum Lilin Madame Tussaud, pilar putih National monumen, dan beberapa pusat perbelanjaan mewah serta deretan kafe dan restauran.

"Bagaimana Dam Square di malam hari? Lebih indah bukan?"tanya Reza kepada Selfi saat mereka sedang menikmati makan malam di salah satu restauran.

"Iya, semakin malam semakin ramai saja.."jawab Selfi senang.

"Kamu seneng?"

"Sangat.. Apalagi bisa jalan berdua sama ayah gini.. I Love You Dad.."

"Daddy always loving you.."

Setelah menyelesaikan makan malam, mereka berdua kembali berjalan menikmati malam di Dam Square. Selfi sungguh senang namun pikirannya terus saja melayang ke tempat kakaknya berada. Rindu itu masih menggelayuti hati Selfi, kerinduan pada kakaknya juga semua sahabatnya. Selfi tidak lagi sering menghubungi Randa, dia hanya akan sesekalk menelepon dan selebihnya bertukar pesan singkat.

Mata Selfi tertuju pada beberapa musisi jalanan yang sedang beraksi di salah satu trotoar jalanan Dam Square. Selfi menarik tangan ayahnya untuk melihat musisi tersebut. Ada tiga orang dalam grup musisi itu, seorang penyanyi, seorang pemain biola dan seorang pemain keyboard. Selfi sempat heran melihat musisi tersebut.

"Di bilang musisi mereka main di pinggir jalan, dibilang pengamen ini sih terlalu hebat, alat musiknya lengkap cuy.."batin Selfi heran.

"Pengamen disini beda sama di Indonesia sayang.. Kalo disini, mereka harus minimal memiliki sertifikat berkesenian, jadi tidak sembarang..."ucap Reza.

"Wah, hebat sekali.."seru Selfi takjub.

Selfi menikmati permainan musik mereka, gesekan biola yang di dengar Selfi membuatnya kembaki merindukan sosok sang kakak.

"Kakak lagi apa ya? Ah jangan lagi Sel, semakin kau biarkan rasa itu akan semakin besar Sel, kau harus bisa tahan..."batin Lesti menepis kerinduannya.

"Kenapa sayang?"tanya Reza.

"Entahlah ayah.. Selfi juga tidak tau apa yang sedang kurasakan saat ini.."

"Kau merindukan kakak?"

Reza menatap manik hitam putrinya itu, mata yang indah seperti milik mendiang istrinya. Reza melihat ada kerinduan yang terpancar disana, namun dia juga melihat ada sebuah keraguan.

"Kenapa sayang, ada yang mengganggumu?"tanya Reza lagi memastikan jika putrinya itu baik-baik saja.

"Ayah, apa itu cinta?"

Pertanyaan Selfi membuat Reza mengernyitkan dahinya. Reza tahu jika putrinya sudah beranjak remaja, tapi pertanyaan tersebut terlalu tiba-tiba untuknya.

I LOVE YOU (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang