PACAR? BUKAN KOK!

829 77 23
                                    

Selfi tertidur di pelukan Alam dan Alam memindahkan Selfi ke kamarnya. Alam menggendong tubuh Selfi dengan hati-hati agar tidak membangunkan kekasihnya itu. Setelah memastikan Selfi tidur dengan nyenyak, Alam kembali duduk di teras rumah karena kantuknya tiba-tiba hilang. Pikiran Alam berkelana kembali mengingat kejadian demi kejadian yang telah dia lewati sedari kecil hingga kini dia mulai mengerti tentang kehidupan.

"Sepertinya semua ini sia-sia Sel, aku merasa hatimu tetap bukan untukku.. Apa masih ada harapan untukku bisa merebut hatimu dan menjadikanmu seutuhnya milikku?"gumam Alam lirih seraya memandang langit malam.

Alam berusaha menepis semua pikiran buruk tentang hubungannya. Dia berusaha untuk tetap yakin jika hubungan akan tetap berjalan dengan baik sampai selamanya. Alam begitu mencintai Selfi dan tidak mau melihat gadisnya itu bersedih. Tekad Alam untuk membuat Selfi melupakan Randa masih sangat besar, dia masih berusaha membuat Selfi hanya memikirkannya dan mencintainya sepenuhnya.

"Belum tidur Al?"

Sebuah suara berat mengagetkan Alam dan membuatnya yang terpejam langsung membuka matanya.

"Om Fildan.."

Fildan duduk di kursi sebelah Alam dan ikut menikmati angin malam yang semakin kencang berhembus.

"Ada apa kok masih disini, sendirian lagi. Nggak takut ditampakin.."ucap Fildan.

"Om Fildan apaan sih percaya gituan?"kekeh Alam.

Fildan ikut tertawa dan teringat kejadian konyolnya dulu saat salah mengira Selfi yang maskeran sebagai hantu.

"Ya siapa tau aja, ada yang iseng maskeran sambil jalan-jalan lagi.."

"Om bisa aja, untung Selfi nggak disini, kalo denger pasti ngambek itu anak.."

Fildan menghembuskan nafasnya dan kembali mengatur dirinya.

"Jadi kamu sedang ada masalah apa?"tanya Fildan mulai serius.

"Tidak ada om, Al baik aja kok.."jawab Alam.

"Apa semua anak muda seperti itu?"

"Seperti itu bagaimana maksudnya?"

"kalo ditanya ada apa jawabnya pasti baik-baik aja padahal dia sedang tidak baik.."jelas Fildan.

Alam hanya tersenyum kecil.

"Tapi Alam baik om, insyaallah..."ucap Alam menyakinkan.

Fildan hanya menatap Alam sekilas lalu memalingkan pandangannya menatap langit yang menghitam.

"Kehidupan itu kayak buku, banyak cerita yang bisa dituliskan.. Entah senang, sedih, marah apapun itu.. Setiap ceritanya pasti memiliki kesan tersendiri untuk kita.. Dan pasti ada cerita yang paling membekas hingga sangat susah dihilangkan bahkan terus saja dipikirkan.. Setiap cerita itu memang tidak harus untuk diceritakan tapi jika dia membuat luka dan menyiksa lalu kenapa harus dipendam sendiri?"

Fildan menggembuskan nafasnya untuk melepaskan semua bebannya. Selama beberapa bulan pikirannya terus saja kepikiran kisah yang dilalui oleh putranya. Fildan sudah tau jika keputusan Randa untuk tetap mengikuti program pertukaran meski Lesti telah melarang adalah untuk menyembuhkan lukanya. Fildan tidak menyalahkan siapapun karena hati tidak bisa dipaksakan. Dia cukup kaget saat mengetahui jika Selfi telah memiliki pacar padahal dia tak pernah terlihat dekat dengan laki-laki lain kecuali Ridwan dan Randa.

"Udara semakin dingin diluar, masuk dan beristirahatlah, besok kita harus berangkat pagi-pagi.."ucap Fildan seraya berdiri dan meninggalkan Alam.

Alam mengangguk patuh dan melemparkan senyuman mengiringi kepergian Fildan yang masuk ke dalam rumah.

I LOVE YOU (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang