Satu tahun berlalu ternyata tak merubah apapun. Eza tetap saja mengusik hidup Ayesha. Penolakan Ayesha satu tahun yang lalu tak membuat Eza beranjak pergi dari hidupnya. Yang ada Eza tambah rusuh mengganggunya!
Ayesha kira kata-kata kejam yang dia lontarkan akan membuat Eza menyerah. Ternyata tidak!
Sekarang Eza bukan hanya tiba-tiba datang ke kantornya. Tetapi lelaki dua puluh sembilan tahun itu juga mengirimi barang-barang ataupun hal lainnya.
Seperti sekarang, hampir setiap hari Eza memberinya bunga. Tidak tanggung-tangung hanya satu atau dua, bisa sepuluh bucket bunga Ayesha terima sekaligus. Hal ini terjadi karena Ayesha tidak sengaja berucap jika dia sangat menyukai bunga. Dan setelah itu ruangan Ayesha sekarang sudah seperti toko bunga.
"Terus dimana lagi gue harus naruh berkas, semua dipenuhi bunga dari si Eza."
Ayesha mendesah lesu. Dia meraih bunga-bunga tersebut berniat untuk membuangnya. Namun niat itu Ayesha urungkan.
"Kalian kenapa cantik-cantik banget sih. Kan gue jadi ga tega buangnya!"
Ayesha mendekap bunga-bunga itu. Ayesha memang sangat mencintai bunga.
"Kamu seneng banget ya bunga dari saya?"
Ayesha diam sejenak. Kayak kenal suaranya.
Ayesha menoleh ke sumber suara. Ayesha membulatkan matanya saat tepat dibelakangnya terdapat Eza yang bersadar pada pinggiran pintu. Tak lupa senyuman manis yang menghiasi wajah lelaki itu.
Seakan sadar dengan kehadiran Eza. Ayesha melepaskan semua bunga yang ada didekapannya. Hingga bunga-bunga itu berserakan dilantai.
"Kok lo bisa masuk sini?"
"Ya lewat pintu lah."
Ayesha mendelik, dia juga tau lewat pintu ya masa lewat cendela! Kok Eza jadi nyebelin sih!
"Maksudnya bukan gitu, gue kan tadi udah suruh Erlan..."
Perkataan Ayesha terhenti saat dia mendengar suara berisik yang berada di depan ruangannya.
Ayesha berjalan melewati Eza, untuk memeriksa apa yang terjadi disana. Ayesha tercengang saat melihat apa yang ada didepan matanya sekarang.
"Siapa yang iket lo kayak gini?"
Ayesha membantu melepaskan tali yang mengikat tubuh Erlan. Hingga tali menyebalkan itu terlepas.
"Cowok lo yang gila itu udah iket gue!"
Erlan menunjuk ke arah Eza yang berada tepat di belakang Ayesha.
"Lo ngapain iket Erlan?"
"Dia ngelarang saya buat ketemu sama kamu. Saya ga suka penganggu."
Ayesha mendelik, enak banget ya kalo ngomong manusia satu ini!
"Dasar psikopat. Cowok gila!"
Ayesha menarik rambut Eza sekencang-kencangnya. Hingga membuat sang empu meringis kesakitan.
"Lepas, Ay. Sakit."
"Ay...ay..palelu! Panggil nama gue yang bener!"
"Yakan nama kamu Ayesha. Salah gitu saya panggil kamu Ay?"
"Salah!"
Ayesha semakin mengencangkan tarikan pada rambut Eza. Hingga Eza merasa sedikit pusing dikepalanya.
"Lepasin, Sha. Kasihan."
Erlan mencoba memisah tangan Ayesha yang ada di rambut Eza. Tapi hasilnya nihil, malah dia yang jatuh karena terdorong Ayesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Girl
Lãng mạnSequel My Crazy CEO Niat hanya ingin menjauhkan Eza dari gebetan kakaknya, malah membuat Ayesha pusing setengah mati! Eza, laki-laki yang dulu menghindarinya tiba-tiba datang dan menyatakan cinta pada Ayesha. Gila! ini gila! Warning 17+