18. Calon Mantu Mama Alya

11.3K 1K 53
                                    

Hari ini ada yang berbeda dengan makan malam keluarga Rafardan. Jika biasanya hanya ada anak bungsu mereka, kali ini bisa di katakan full team. Kedua anak mereka Arkan dan Ayesha yang super sibuk, bisa meluangkan waktu untuk makan malam bersama keluarga. Apalagi sekarang ada anggota baru dikeluarga Rafardan, selain Qira yang menjadi menantu, ada juga dua bayi kecil yang menghiasi keindahan keluarga Rafardan.

Bukan hanya itu, khusus hari ini Lavanya sahabat Ayesha juga ikut makan malam bersama keluarga Rafardan. Itu semua atas permintaan Alya, karena sudah lama sekali Alya tidak bertemu dengan Lavanya. Padahal sewaktu SMA hampir setiap hari Lavanya bermain di rumahnya. Hingga Alya sudah menganggap Lavanya seperti anaknya sendiri.

Ketika semua sudah menyelesaikan makanannya. Alya membuka suara, menyampaikan rencana yang sudah dia susun bersama suaminya--Azzam.

"Mama sama Papa besok mau ajak kalian semua liburan. Jadi, Mama minta kosongkan semua jadwal kalian. Mama ga mau di bantah!"

Arkan dan Ayesha saling berpandangan. Besok mereka ada meeting dengan client besar. Jika mereka tidak datang bisa dipastikan client tersebut memutuskan kontrak kerja mereka. Apalagi dari awal sudah di buat kesepakatan jika setiap pertemuan harus dihadiri kedua belah pihak, tanpa di wakilkan.

Tapi mau bagimana lagi. Seorang wanita itu tidak bisa di bantah, apalagi Alya. Wanita yang memiliki prinsip wanita selalu benar.

"Telat gapapa kan, Mah? Soalnya besok Arkan--"

"Ga boleh, Arkan! Kehilangan satu client ga akan buat kamu miskin!"

Arkan langsung bungkam. Tuhkan bener Mamanya ga bisa dibantah. Arkan memijat pangkal hidungnya. Hilang sudah milyaran rupiah yang akan dia dapatkan.

Arkan mengerucutkan bibirnya, menghentak-hentakan kakinya pada lantai. Alya mengerti, jika anak sulungnya sudah seperti ini, tandannya Arkan tidak menyukai keputusan Alya.

"Gausah sok ngambek! Udah tua juga!"

"What tua?! Mama ga lihat ap--"

"Mas, udah, kan udah lama juga kita ga liburan sama Mama Papa. Kalo masalah client ga usah dipikir, kalau rejeki ga akan kemana."

Qira berucap lembut sambil mengelus tangan kokoh Arkan. Tak ingin membuat suami kekanakannya ini semakin merajuk.

"Yaudah nanti coba aku hubungi orangnya minta ganti jadwal. Kalau ga bisa yaudah, memang bukan rejeki aku."

Alya mencebik, kalau udah sama Qira luluh juga kan tuh si Arkan. Memang cuma Qira yang bisa mengatasi tingkah absurd Arkan. Kok mau ya Qira nikah sama anaknya yang kayak gini?

"Nya, kamu ikut juga ya besok." Ucap Alya dengan sangat lembut, tak ada nada memerintah di dalamnya.

"Iya, Mah."

Tak ada alasan bagi Lavanya untuk menolak permintaan Alya. Meskipun besok dia masih banyak pekerjaan, namun menolak permintaan Alya adalah tindakan yang tidak sopan. Mengingat betapa baiknya Alya selama ini dengannya.

"Kalau begitu ajak Erlan sekalian aja, Mah." Ayesha menyahut, sambil menyenggol pelan lengen Lavanya.

Mendengar itu, Lavanya sontak melotot kearah Ayesha. Memberi isyarat agar tidak mengajak Erlan. Karena Lavanya yakin hatinya tidak akan baik-baik saja, saat berpapasan langsung dengan Erlan.

Ayesha tersenyum, mencoba mengisyaratkan kepada Lavanya, jika semuanya akan baik-baik saja.

"Wah boleh tuh, biar makin rame. Tapi tanya dulu tuh sama Bosnya, boleh libur apa ga tuh?" Alya melirik kearah Arkan.

Dominant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang