Memang sesekali harus merelakan pekerjaan untuk berlibur bersama keluarnya. Milyaran uang yang di dapat tidak akan sebanding dengan waktu berkumpul bersama keluarga.
Pantai memang pilihan yang tepat untuk menghilangkan penat di tengah kesibukan yang mereka lalui. Suasana dipantai mampu menghapus sejenak beban pekerjaan yang di tanggung.
Ayesha menghirup dalam-dalam udara di sekitar pantai. Sesekali memejamkan matanya menikmati damainya suasanya disini.
Yah, Ayesha sendirian. Yang katanya kemaren liburan keluarga berubah menjadi liburan dengan pasangan masing-masing. Sesampainya disini bukannya berkumpul bersama, tapi malah disibukkan dengan pasangan masing-masing.
Papa dan Kakaknya sudah jelas dengan istri-istri mereka. Alvin adiknya, dia bersama Ara. Ayesha tak yakin jika Ara adalah kekasih Alvin, yang Ayesha tau Alvin dan Ara nempel mulu kayak lem! Sedangkan Lavanya dan Erlan, Ayesha sengaja meninggalkan mereka berduaan. Kali saja ada keajaiban diantara mereka berdua.
Jangan tanya soal Eza. Karena Ayesha tak ingin melihat laki-laki itu. Sesampainya disini, Ayesha memang sengaja menghilang dari pandangan Eza. Ayesha tak mau saja kalau liburannya terusik dengan tingkah Eza.
Ketika Ayesha menutup matanya, sebuah tangan melingkar sempurna di perutnya. Ayesha sontak mematung, jantungnya berdegub sangat kencang. Ada orang yang ingin melecehkannya!
Ayesha langsung menginjak kaki orang tersebut kemudian memelintir tangannya.
"Aduh, Ay, sakit!"
Ayesha membulat, setelah berbalik ternyata Eza yang tadi memeluknya dari belakang! Kenapa Eza jadi cabul gini sih?!
"Heh! Om-om mesum, lo ngapain peluk-peluk gue?!"
"Mau romantis aja." Ucap Eza dengan santainya, sambil memengangi tangannya yang tadi di pelintir oleh Ayesha.
Eza tak mengerti, kenapa gadis itu sangat bar-bar. Setiap sentuhan yang berikan Ayesah selalu menyakiti fisiknya.
"Romantisan aja sama cewek lain!"
"Gamau, saya maunya kamu."
Eza masing meringis sambil memegangi tangannya. Hal itu tentu tak luput dari pandangan Ayesha.
Ayesha menarik tangan Eza, tangannya memerah karena ulah Ayesha. Ayesha ini manusia apa hulk sih, sekalinya pelintir kok bisa kayak gini?
"Makanya jadi orang tuh jangan cabul! Gini kan jadinya!"
"Saya ga cabul!"
"Waktu itu lo cium gue! Tadi lo peluk gue! Setelah itu apa lagi?! Lo mau perkosa gue?!"
"Boleh?"
Ayesha melotot, tak percaya dengan apa yang Eza lontarkan. Orang kayak Eza gini emang perlunya di santet ya!
Ayesha hampir saya mengayunkan tangannya untuk memukul kepala Eza, tapi dia tahan. Yang tangan tadi aja belum sembuh, masa mau ancurin kepalanya juga.
"Ngomong sama lo tuh emang susah banget!"
Eza tersenyum, bukannya dia tak mengerti jika Ayesha sedang kesal. Hanya saja, melihat Ayesha seperti ini malah membuatnya lebih menyukai gadis itu.
"Kamu ga berenang?"
"Pengen sih, tapi males basah-basahan."
Eza memgangguk sebentar, kemudian melepas kaos yang dia kenakan. Melihat itu membuat Ayesha menelan ludahnya kasar. Masa iya Eza mau macem-macem disini?
"Mau ngapain lo?! Jangan gila ya!"
Eza menaikan sebelah alisnya. Ini kenapa Ayesha jadi panik gini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Girl
RomanceSequel My Crazy CEO Niat hanya ingin menjauhkan Eza dari gebetan kakaknya, malah membuat Ayesha pusing setengah mati! Eza, laki-laki yang dulu menghindarinya tiba-tiba datang dan menyatakan cinta pada Ayesha. Gila! ini gila! Warning 17+