Epilog

17.6K 1.2K 91
                                    

Ayesha menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan suaminya. Mendengar kata suami membuat Ayesha tersipu malu. Pasalnya sudah dua bulan dirinya menyandang status sebagai istri dari Eza.

Hari ini adalah hari yang special bagi Eza. Laki-laki itu berulang tahun yang ke tiga puluh. Ayesha sengaja mempersiapkan segala sesuatunya sendiri, kecuali cake dan makanan lainnya. Meskipun Ayesha yang memasak semua makanan tersebut, tapi Qiralah yang mengarahkan Ayesha. Karena Ayesha sadar betul jika masakannya akan berantakan. Dengan bantuan Qira, Ayesha bisa memastikan jika makanan yang dia buat seratus persen enak. Bahkan Qira yang mencicipi masakannya memuji enak.

Ayesha mengintip dari cendela. Senyumnya mengembang saat mobil Eza sudah memasuki pekarangan rumah.

Ayesha segera mematikan semua lampu. Hanya ada lilin-lilin kecil yang berjajar dilantai untuk menjadi penerang di ruangan ini. Ayesha berdiri didalam lilin-lilin yang mengitarinya dengan membawa sebuah cake yang berbentuk doraemon. Menjadikan Ayesha terlihat bersinar di kegelapan.

Pintu terbuka, menampakan Eza dengan tatapan binggungnya saat melihat kondisi rumah yang gelap. Kemudian matanya teralih pada satu cahaya yang bersinar. Disanalah istrinya berdiri.

"Happy Birth Day, sayang."

Eza langsung berlari menghampiri Ayesha. Kemudian memeluk erat istrinya.

"Kamu ngapain berdiri ditengah lilin kayak gini? Nanti kebakar loh."

"Ih kamu tuh ya. Gabisa diajak romantisan emang!"

Ayesha menggembungkan pipinya. Melihat itu membuat Eza mencubit pipinya Ayesha gemas.

"Bercanda, sayang."

"Tiup dulu lilinnya."

Sebelumnya Eza memanjatkan doa terlebih dahulu. Doa Eza hanya satu, agar selamanya Eza bisa hidup bahagia bersama Ayesha.

"Makasih ya, Sayang."

"Oh ya, aku punya kado buat kamu."

"Apa?"

Ayesha mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru dan terdapat pita kecil disana.

Saat kotak tersebut sudah ada di tangan Eza, laki-laki itu langsung membuka kotak tersebut. Didalam sana terdapat benda pipih panjang berwarna biru. Sebagai seorang dokter, Eza jelas tau apa benda tersebut. Saat Eza mengeluarkannya dalam kotak, Eza bisa melihat dengan jelas dua gadis merah yang tertera di benda tersebut.

"Aku hamil?" Ucap Eza sambil mengusap-usap perutnya.

"Aku yang hamil! Bukan kamu!"

"Kamu hamil?!"

Ayesha mengangguk.

Eza tak bisa berkata-kata. Matanya memancarkan binar-binar kebahagian. Sebentar lagi dia akan menjadi seoarang Ayah.

Eza memeluk Ayesha erat, tak lupa mengecupi puncak kepala istrinya. Kemudian Eza mensejajarkan tubuhnya dengan perut Ayesha. Eza mengusap pelan perut Ayesha kemudian menciumnya.

"Ini adalah kado terindah yang pernah aku dapat. Aku sebentar lagi jadi Ayah!"

"Aku jadi Bunda!"

Eza kembali menegakan tubuhnya. Diciumnya bibir Ayesha lembut dan penuh kasih sayang. Ayesha mengalungkan tangannya di leher Eza, sesekali Ayesha menelusuri rambut Eza dengan jemarinya.

Eza melepaskan tautannya. Ditatapkan wajah Ayesha, saat Ayesha mengangguk, Eza langsung menggendong tubuh Ayesha untuk masuk kedalam kamar.

Eza merasa ini adalah ulang tahun yang paling membahagiakan. Selain bersama dengan istrinya kini Eza diberikan anugrah mejadi calon Ayah.

Dominant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang