Hari ini Eza masih terbaring lemas di tempat tidur. Kejadian semalam membuatnya tidak bisa masuk kerja hari ini. Terpaksa, Eza mengcancel pertemuannya dengan pasien dan meminta Dokter lain untuk menggantikannya.
Semalam, Eza harus bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tak tanggung-tanggung, obat yang dia minum ikut terbuang sia-sia.
Eza mendengar ada yang menekan bel unitnya. Ketika dia ingin bangkit untuk membukakan pintu, badannya limbung lagi. Akhirnya Eza memutuskan mengabaikan bunyi tersebut. Daripada Eza tiba-tiba pingsan dengan memaksakan kondisinya.
Samar-samar bunyi lain terdendar dari telinga Eza. Sebuah panggilan masuk dari Ayesha. Meskipun Eza sakit, namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya jika berkaitan dengan Ayesha.
"Za, gue ada di depan unit lo nih! Bukain dong!"
Jadi yang menekan bel tadi, Ayesha.
"Kamu langsung masuk aja. Passwordnya 2212, saya ada di kamar."
"Oke!"
Ayesha menekan empat angka yang diberitahukan Eza. Setelah pintu terbuka, Ayesha langsung menuju kamar Eza.
Ketika Ayesha sampai di kamar Eza. Ayesha melihat Eza yang terbaring lemah di tempat tidur, wajah laki-laki itu terlihat sangat pucat.
"Tumben kamu mau kesini."
"Karena kemaren lo bilang ga enak badan, jadi gue kesini bawain lo bubur."
Eza menatap horror kearah bungkusan yang dibawa Ayesha. Ya Tuhan! Yang kemaren aja bikin Eza sakit ga sembuh-sembuh, gimana yang ini?! Yang ada Eza pingsan tujuh hari tujuh malem.
"Tenang aja, ini bukan masakan gue kok."
Eza tercengang, bagaimana gadis itu bisa tau kalau Eza sedikit was-was dengan masakannya. Padahal Eza tidak bilang apapun sejak semalam.
"Gue tau, lo sakit kayak gini gara-gara pancake buatan gue kemaren. Gue udah coba, dan rasanya ancur."
Eza tersenyum kaku. Bukannya ingin menghina pancake buatan Ayesha, hanya saja pancake itu sedikit berbahaya!
"Rasanya ga seburuk itu, Ay."
Eza berbohong, iya ga buruk, tapi buruk banget!
"Ga buruk apanya! Gue aja cobain sampe mau muntah kok! Lagian udah tau ga enak, kenapa di makan sampe abis sih!"
Ayesha memang jahat dan kejam, tapi dia bukanlah wanita yang tega membiarkan seseorang sakit karena masakannya. Ayesha tentu merasa bersalah. Meskipun Eza sering membuatnya kesal, tetap saja laki-laki itu tak jarang bersikap baik padanya.
Maka dari itu, hari ini, Ayesha berniat menebus kesalahannya. Dia ingin mengunjungi Eza dan membawakan laki-laki itu bubur. Dan, ada satu hal lagi yang Ayesha khawatirkan sejak semalam, Ayesha takut Eza meninggal karena pancake buatnya.
"Saya ga mau mengecewakan kamu. Kamu sudah membuat itu susah payah, masa ya ga saya habiskan."
Manis bener deh mulutnya, kebanyakan makan serbuk marimas apa ya!
Ayesha memutar bola matanya malas. Eza tuh kebiasaan! Suka banget buat Ayesha melting-melting ga jelas! Ga tau apa itu bikin hati Ayesha ribet.
"Yaudah makan dulu. Makan sendiri aja ya, gausah manja!"
Ayesha membuka bungkusan yang dibawanya. Dan menberikannya kepada Eza.
"Aku ga bisa makan sendiri, Ay. Lemes banget."
Ayesha memutar bola matanya malas. Sakit aja masih bisa modus! Kalo ga karena rasa bersalahnya, Ayesha juga ogah dateng kesini!
"Yaudah, iya!"
Ayeshapun menyerah, Ayesha yang menyebabkan Eza seperti ini jadi, Ayesha juga yang harus bertanggung jawab atas keadaan Eza. Syukur-syukur Eza masih hidup karena memakan pancakenya, kalo ga kan Ayesha juga yang ribet!
Meskipun dengan wajah yang penuh dengan paksaan. Ayesha tetap menyuapi Eza dengan telaten, hingga laki-laki itu menghabisakan bubur yang tadi Ayesha beli. Setelah selesai dengan dengan sesi makannya, Ayesha membantu Eza untuk meminum obat.
"Gimana, udah agak mendingan?"
"Lumayan, cuma masih pusing aja."
"Sorry ya, gara-gara gue lo jadi kayak gini."
"Ini bukan sepenuhnya salah kamu. Ini salah saya juga yang telat makan kemaren."
Ayesha mendengus, udah tau Ayesha yang salah. Tetap saja laki-laki itu menyalahkan dirinya sendiri. Ya mungkin memamg benar, Eza kemaren tidak sarapan, tapi kalau tidak memakan pancake buatannya Eza tidak mungkin mutah-mutah semalam.
"Ay, bisa bantuin aku ke kamar mandi ga? Aku kebelet nih."
Ayesha mengangguk, kemudian menuntun Eza berjalan kekamar mandi. Eza mengalungkan lengannya kepundak Ayesha, sedangkan Ayesha melingkarkan tangannya kepinggang Eza. Hal itu semata-mata Ayesha lakukan hanya untuk membantu Eza berjalan. Tidak tau saja, jika jantung Eza berdebar kencang saat melakukan skinship sedekat ini dengan Ayesha.
Untung saja kamar mandi Eza terletak satu ruangan dengan kamarnya. Jadi, Ayesha tidak perlu jauh-jauh menuntun laki-laki itu.
"Yaudah sana, gue tungguin di luar aja ya!"
"Iya lah, emangnya kamu mau ikut masuk? Kalo aku sih gapapa."
Ayesha melotot, keadaan sakit seperti ini aja masih bikin Ayesha sebel!
"Gak!"
"Tutup dong, Ay pintunya. Emang kamu mau lihat saya ga pakai celana?"
Tanpa membalas ucapan Eza, Ayesha menuntup pintu itu dengan keras. Hingga menimbulkan suara yang cukup kencang.
Selang beberapa menit, Eza keluar dari kamar mandi. Ayesha mendengus, tadi tutup pintu aja nyuruh Ayesha, sekarang bisa buka pintu sendiri. Dasar modus!
Ayesha kembali menuntun Eza kembali ke ranjangnya, masih dengan tatapan kesalnya karena merasa di permainkan oleh lelaki itu.
"Gue balik ya!"
"Jangan dong, Ay! Kan saya belum sembuh."
"Ya gue harus ngapain, biar lo sembuh?!"
"Peluk, boleh?"
Ayesha melemparkan bantal hingga mengenai muka Eza.
"Gak boleh!"
Pertikaian keduanya terhenti saat mendengar bunyi bel dari unit Eza. Eza menyengir menatap Ayesha, memberi kode pada Ayesha agar membukakan pintu. Percuma juga Ayesha nolak, pasti alasannya 'badan aku masih lemes'.
Dengan langkah gontai, Ayesha menuruti permintaan Eza. Tidak apa-apa lah sehari ini gadis itu menjadi babu dari Eza. Ayesha membuka pintu unit Eza. Untuk memeriksa siapa yang datang sepagi ini.
"Kamu siapa?"
****
Hallo semuanya
Tumben banget kan ya aku baliknya cepet wkwk
Oh iya, karena chap sebelumnya votenya menurun, jadi aku mulai targetin lagi untuk vote
Aku bakalan lanjut lagi kalau vote 14 dan 15 tembuh 200 vote ❤
Happy Reading ❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Girl
RomanceSequel My Crazy CEO Niat hanya ingin menjauhkan Eza dari gebetan kakaknya, malah membuat Ayesha pusing setengah mati! Eza, laki-laki yang dulu menghindarinya tiba-tiba datang dan menyatakan cinta pada Ayesha. Gila! ini gila! Warning 17+