29. Terbongkar

13.6K 1.2K 61
                                    

Meskipun Ayesha dan Eza sudah menjalin hubungan. Ternyata, masih banyak hal yang Ayesha tak ketahui tentang kekasihnya itu. Seperti tempat yang mereka pijaki saat ini. Ayesha bahkan baru tahu hari ini, jika restoran mewah ini adalah milik Eza. Padahal restoran ini menjadi langganan Ayesha sejak beberapa bulan yang lalu.

Selain itu, Ayesha juga baru tahu jika Eza mewarisi seluruh perusahaan milik Ayahnya. Padahal yang Ayesha ketahui, hubungan keluarganya dan Ayahnya tidak terlalu baik. Mengingat betapa bencinya Lavanya kepada sang Ayah.

Sampai detik ini Ayesha belum mengetahui kenapa semua itu bisa terjadi. Eza berjanji akan memberitahu Ayesha sekarang, sambil makan malam bersama.

"Jadi, bagaimana bisa kamu memegang seluruh perusahaan Ayah kamu?"

Eza menghela nafasnya, mempersiapkan diri untuk memberitahu Ayesha tentang segalanya.

"Setelah aku pulang ke Indonesia, Ayah menyerahkan semua aset yang dia miliki untuk aku dan Lavanya. Ayah sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan kami bertiga. Katanya, hanya dengan cara itu dia bisa menebus semua apa yang dia lakukan. Awalnya aku menolak, karena aku merasa aku ga butuh semua itu, tapi kata Mama, aku dan Lavanya berhak menerima semua itu. Karena hanya kami anak kandung Ayah."

"Lavanya tau soal itu?"

"Ga sama sekali, belum waktunya aku kasih tau semua ini ke dia."

Ayesha mengangguk paham. Lavanya memang tipe orang yang keras kepala, jika dia tau ini sekarang pasti Lavanya akan marah besar. Karena sampai detik ini Lavanya masih membenci Ayah kandungnya.

Pasti berat untuk Eza dan Ibunya menjelaskan semua ini kepada Lavanya. Entah apa nantinya reaksi Lavanya jika dia tahu jika Kakak kesayangannya mengelola bisnis yang dimiliki orang yang paling dia benci.

Tapi selain hal itu, ada hal lain yang Ayesha pikirkan. Pantesan Eza gampang banget beli apa-apa, ternyata pekerjaannya ga cuma dokter toh. Beneran jadi miliarder anak gue nanti!

"Kapan kamu kasih-"

Ucapan Ayesha terhenti saat seorang wanita menghampiri meja mereka. Wanita itu menatap sinis kearah Ayesha.

"Bangga kamu menjadi perebut calon suami orang?"

Ayesha masih tak bereksi apapun. Hanya menatap datar wanita itu. Meskipun dia tau pernyataan itu dilontarkan untuknya.

Semua pasang mata memandang kearah Ayesha. Karena suara lantang wanita itu, menarik perhatian mereka semua.

"Zetta! Jaga bicara kamu!"

Kini Eza yang bersuara. Dia bangkit dari duduknya. Mememberi tatapan membunuh kepada Zetta.

Ayesha menarik pergelangan tangan Eza. Memberi isyarat untuk Eza kembali duduk. Awalnya Eza menolak, Eza tak terima Zetta berkata seperti itu kepada kekasihnya. Tapi, rentetan kalimat dari Ayesha berhasil membuat Eza kembali duduk.

"Kamu diem aja, sayang. Biar aku yang urusin wanita ini. Jangan bicara sebelum aku suruh."

Ayesha berucap sangat lembut. Saking lembutnya, hingga membuat tubuh Eza meremang. Lembuatnya Ayesha itu mematikan! Eza hanya berharap, semoga besok tidak ada berita yang menggemparkan dunia!

Ayesha bangkit dari duduknya. Mensejajarkan tubuhnya dihadapan Zetta. Meskipun tinggi badannya kalah jauh, tetapi Ayesha tidak minder. Toh Ayesha lebih segala-galanya ketimbang Zetta.

"Merebut calon suami orang? Bukannya julukan itu pantas ditujukan untuk kamu?"

Ayesha berusaha berbicara setenang mungkin. Dia tak ingin bersikap bar-bar. Karena itu akan mencoreng nama besar Rafardan. Terlebih saat ini dia berada di restoran berkelas. Pasti salah satu tamu disini adalah rekan bisnis Papa dan Kakaknya.

Dominant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang