Eza menepati janjinya, dia mengajak Ayesha bertemu Ayahnya untuk meminta restu. Pernikahan mereka tinggal menghitung hari, dan ini saatnya Eza memperkenalkan Ayesha kepada Ayahnya.
Dan disinilah mereka sekarang, untuk pertama kalinya Ayesha berhadapan langsung dengan Ferdi, Ayah dari Eza.
Bukan hanya dengan Ayahnya saja, namun disini juga ada Ibu dan adik tiri dari Eza. Ayesha adalah tipe orang yang bisa melihat karakter seseorang hanya dalam sekali bertemu, dan Ayesha bisa melihat jika Ibu dan adik tiri dari Eza tidak menyukai kehadiran mereka.
Eza juga pernah menceritakan jika hubungannya dengan Ratna, ibu tirinya memang kurang baik, hal ini dikarenakan Ayahmya menyerahkan seluruh warisannya atas nama Eza dan Lavanya. Untuk Shafa, adik tirinya, Eza merasa baik-baik saja. Eza juga sudah menganggap Shafa seperti adik kandungnya.
"Dia Ayesha, calon istri saya. Beberapa hari lagi kami akan menikah, jadi kedatangan kami kemari untuk meminta restu dari Ayah."
Ayesha bisa merasakan kecanggungan diantara ayah dan anak ini. Bahkan Eza menggunaka bahasa formal saat berbicara dengan Ayahnya.
"Ayah akan merestui apapun pilihan kamu. Ayah yakin, kamu memilih wanita yang tepat."
"Terima kasih atas restu dari Ayah. Saya harap kalian semua hadir di acara pernikahan kami."
"Pasti kamu datang, iya kan, Mah?"
Ratna hanya mengangguk singkat, kamudian memalingkan wajahnya. Sepertinya Ratna benar-benar tidak menyukai Eza. Ratna memang terlihat seperti ibu tiri yang kejam.
"Kak Eza kenapa nikahnya buru-buru banget? Emang udah yakin sama pilihannya?" Shafa berucap sembari melihat Ayesha dari atas sampai bawah.
Ayesha jelas sadar jika Shafa tidak menyukainya. Ini semua mungkin dikarenakan Shafa memiliki perasaan kepada Eza. Ketika mereka datang, awalnya Shafa senang melihat kehadiran Eza. Namun, saat Eza mengenalkan Ayesha sebagai calon istrinya, gadis itu terlihat memberengut.
"Kakak ga salah pilih, Ayesha memang wanita yang tepat untuk dijadikan pendamping."
Ayesha tersenyum mendengar penuturan Eza. Ayesha sengaja menggenggam tangan laki-laki itu, menunjukkan kepada Shafa jika Eza adalah miliknya.
Melihat hal itu tentu membuat Shafa memanas. Bertahun-tahun dia menyimpan perasaannya kepada Eza. Dia tidak rela jika Eza menikah dengan laki-laki lain.
"Shafa mau ngomong sama Kak Eza sekarang, penting! Cuma berdua!"
Shafa bangkit dari duduknya dan berjalan entah kemana.
Sebelum menyusul Shafa, Eza terlebih dahulu menandang Ayesha seolah meminta ijin. Saat Ayesha mengangguk baru Eza berlari menyusul Shafa.
Ayesha tidak bisa hanya diam menyaksikan kepergian mereka berdua. Ayesha bangkit, dan berniat menyusul mereka berdua.
"Kamu mau kemana?! Kamu ga denger Shafa hanya ingin berbicara berdua dengan Eza!"
Ratna mencekal tangan Ayesha untuk menghentikan langkahnya.
"Saya calon istri Eza, jadi saya berhak ikut kemanapun calon suami saya pergi." Ucap Ayesha lembut namun tegas.
Ratna hanya bisa terdiam. Gadis dihadapannya ini bukan gadis sembarangan, terlihat dari cara bicara gadis itu dan cara menatapnya.
Ayesha memiliki senyum yang manis namum mematikan. Senyuman yang bisa membuat lawannya menyerah sebelum berperang.
***
"Kak Eza ga boleh nikah sama perempuan itu!"
"Kamu ini bicara apa? Dia calon istri Kakak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Girl
RomanceSequel My Crazy CEO Niat hanya ingin menjauhkan Eza dari gebetan kakaknya, malah membuat Ayesha pusing setengah mati! Eza, laki-laki yang dulu menghindarinya tiba-tiba datang dan menyatakan cinta pada Ayesha. Gila! ini gila! Warning 17+