Satu

453 30 2
                                    

"Gue minta maaf, sya."

"Gapapa, Noah."

dear arasya

HARI INI Arasya ada janji bertemu dengan anggota basket Galigardo.

"BANG ANDRE?" Arasya berteriak dari luar kamar Andrean.

"IYA, APAAN. GUA DI KAMAR MANDI! MASUK AJA," Andrean berteriak dari dalam.

"ENGGA, ARASYA MAU IZIN KELUAR. BOLEH NGGA?"

Tidak ada jawaban.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Andrean keluar dengan handuk melilit tubuhnya. "Kemana?"

"Ke.." Bukannya menjawab, Arasya justru memperhatikan Andrean dari atas sampai bawah.

"Heh! Bocah Bader banget yak." Andrean menepuk bahu Arasya.

Arasya cengengesan, "Abisnya Abang ngapain coba pake Anduk kaya gini?"

"Lah gua disalahin." Andrean berdecak, "Yang ada elu, sya. Ngapain tereak-tereak? Udah tau gua lagi mandi."

Arasya melempar senyum tak berdosa. "Arasya mau ijin kan, sama Abang."

"Kemana?"

"Kumpul sama anak Galigardo."

"Lah, bukannya kaga ada Arga?" tanya Andrean, yang tanpa sadar menampar Arasya.

Arasya tersenyum tipis. "Ngga ada Arga bukan berarti pertemanan aku sama temen-temennya putus, bang."

"Oh, yaudah. Sono gidah." Andrean mengamati Arasya, "Udah makan belom?"

"Udah."

"Yaudah, salim dulu sini ama gua." Andrean mengulurkan tangannya.

Arasya menyambut dengan secerca tawa, "Udah kaya sama mertua aja."

"Ya kan nanti gue Abang iparnya Arga, selow aja." Andrean menepuk-nepuk bahu Arasya. "Gue ngga malu-maluin diajak kondangan kok. Jadi Lo tenang aja, oke?"

Arasya tertawa, "Apaansi, bang? Udah ah, Arasya jalan ya?"

"Iya udah Sono. Hati-hati dijalan," jeda, "Yang dihati, jangan jalan-jalan."

"Ea." celetuk Arasya membuat ia dan Andrean tertawa keras.

"Jangan kebanyakan ketawa, ntar anduknya lepas panik." []

Tutor biar bisa ngetik panjang per-part? Udah lupa nih hehe

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang