Dua puluh enam

162 11 0
                                    

AUSTIN melambungkan ponselnya ke udara, lalu menangkapnya.

Ia masih bimbang, antara menelfon Arasya atau tidak. Karena ia ingin mengajak bertemu gadis itu.

Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Terima kasih, Arasya.

Keputusan Austin akhirnya bulat. Ia akan menelfon gadis itu.

Austin menekan tombol panggilan. Terdengar bunyi.

Panggilan diterima.

"Arasya?"

"Siapa?"

Lah, kok suara cowok? "Ini nomornya Arasya kan? Lo cowok-nya?"

Tidak ada jawaban. Hanya terdengar grasak-grusuk kemudian sambungan terputus.

Austin melihat layar ponsel. Shit. Ia membanting ponselnya ke atas kasur.

Dasar, Ponsel tak berguna. []

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang