Lima

211 15 0
                                    

"WAH, parah ini mah." Andrean berdecak. Tangannya memegang sebuah dokumen yang dilapisi map merah.

Arasya yang tak sengaja lewat dan melihat, bertanya. "Kenapa, bang?"

"Perusahaan bokap Lo kekurangan dana buat nambel uang-uang yang kepake di proyek kemaren."

"Proyek apa?"

Andrean menghela napas, ia memijat keningnya. "Nggak tau, tadi waktu rapat gue taunya udah gitu. Kayanya sebelum bokap Lo meninggal, beliau udah sempet nyelesain satu proyek."

Valdo meninggal dua bulan setelah kepergian Elvira.

"Terus gimana?" Arasya beralih mengambil dokumen yang Andrean pegang dan membacanya.

"Potensi bangkrut ini mah. Dana cadangan nggak ada, utang di perusahaan lain juga masih lumayan."

"Papa ngutang?" tanya Arasya.

"Nggak tau lah." Andrean duduk di kasurnya, menghela napas lelah dan beringsut membuka kemejanya. "Lo kapan wisuda? Gue mau cepet-cepet ke Oxford, buat lanjutin kuliah."

Arasya memandang Andrean penuh rasa bersalah. Pasti Andrean pusing memikirkan perusahaan Papa-nya. Maafin Arasya, bang. []

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang