Tujuh belas

171 13 1
                                    

But i call my own

ANDREAN berlari sekencang-kencangnya, menerobos pasar yang sedang ramai-ramainya.

"Permisi!" teriak Andrean, tidak enak karena beberapa orang merasa terganggu dengan langkahnya.

Bruk.

Bawaan seorang pedagang jatuh.

Andrean yang sudah terlanjur berada cukup jauh, melirik jam tangannya. Sayangnya ia tidak punya waktu untuk membantu pedagang itu membereskan bawaannya. "I'M SORRY, SIR!" Teriakan itu mewakili semuanya.

Pedagang tadi hanya memandang Andrean yang perlahan menjauh.

Langkah Andrean terus berlanjut.

Mulai dari hari ini, berlari setiap pagi akan menjadi rutinitasnya.

Andrean berhenti, kakinya benar-benar lelah. Napasnya memburu. Cowok itu celingak-celinguk melihat sekelilingnya. Beberapa orang menatapnya, sisanya tidak peduli.

Andrean kembali berlari.

Hingga langkahnya terhenti didepan sebuah gedung perusahaan besar.

Andrean merapikan seragamnya, lalu melangkah masuk kedalam kantor yang super sibuk ini.

Setelah bertanya pada beberapa pegawai, dan ditunjukkan sebuah ruangan.

Andrean masuk kedalamnya.

Seorang laki-laki tinggi, lebih tinggi darinya menyambut kedatangannya.

"Jadi kamu office boy baru yang akan melayani saya?" (Menggunakan bahasa Inggris)

Andrean mengangguk mantap.

"Kalau begitu, Tolong buatkan saya secangkir kopi."

Andrean kembali mengangguk, dan keluar dari ruangan. []

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang