But i call my own
—
ANDREAN berlari sekencang-kencangnya, menerobos pasar yang sedang ramai-ramainya.
"Permisi!" teriak Andrean, tidak enak karena beberapa orang merasa terganggu dengan langkahnya.
Bruk.
Bawaan seorang pedagang jatuh.
Andrean yang sudah terlanjur berada cukup jauh, melirik jam tangannya. Sayangnya ia tidak punya waktu untuk membantu pedagang itu membereskan bawaannya. "I'M SORRY, SIR!" Teriakan itu mewakili semuanya.
Pedagang tadi hanya memandang Andrean yang perlahan menjauh.
Langkah Andrean terus berlanjut.
Mulai dari hari ini, berlari setiap pagi akan menjadi rutinitasnya.
Andrean berhenti, kakinya benar-benar lelah. Napasnya memburu. Cowok itu celingak-celinguk melihat sekelilingnya. Beberapa orang menatapnya, sisanya tidak peduli.
Andrean kembali berlari.
Hingga langkahnya terhenti didepan sebuah gedung perusahaan besar.
Andrean merapikan seragamnya, lalu melangkah masuk kedalam kantor yang super sibuk ini.
Setelah bertanya pada beberapa pegawai, dan ditunjukkan sebuah ruangan.
Andrean masuk kedalamnya.
Seorang laki-laki tinggi, lebih tinggi darinya menyambut kedatangannya.
"Jadi kamu office boy baru yang akan melayani saya?" (Menggunakan bahasa Inggris)
Andrean mengangguk mantap.
"Kalau begitu, Tolong buatkan saya secangkir kopi."
Andrean kembali mengangguk, dan keluar dari ruangan. []
KAMU SEDANG MEMBACA
HI, ARASYA
Teen Fiction[NEW VERSION] SEKUEL DARI CERITA GOODBYE ARGA. Ada hari kita sedih, ada hari kita bahagia. Itulah alasan mengapa aku yakin esok masih ada ruang untukku bahagia. @copyright2019 ; dhiyaauliahnf