Empat puluh "Kita selesai."

244 17 12
                                    

Aku ingin mengatakan padamu, bahwa...

PAGI INI Arasya sudah rapi dengan rok pendek polkadot hitam dan baju putih polos. Rambut gadis itu kepang satu. Anak rambut yang bertebaran membuat Arasya terlihat imut.

"Erland, makan dulu sayang. Kita mau pergi." Arasya menghentikan langkahnya, ia kelelahan mengejar Erland yang terus menendang-nendang bola sepaknya sambil berlari.

Marvel keluar dari kamar, cowok itu mengenakan kemeja putih dan celana strit hitam.

"Kenapa, sya?" tanya Marvel melihat Arasya tengah mengusap dahinya.

"Erland nggak mau makan, Arasya udah cape ngejarnya." Arasya menatap Marvel. Wajah gadis itu benar-benar terlihat kelelahan.

Marvel terpaku sesaat oleh wajah imut Arasya—yang tumben begini—biasanya hanya cantik saja dan sedikit manis. Tetapi kemudian cowok itu menyadarkan dirinya. Melempar pandangan pada Erland yang tengah mencoba menjagling bola.

"Erland, makan dulu. Kita mau pergi. Kalau nggak makan ditinggal." tegas Marvel.

Erland menghentikan permainannya, dengan wajah cengengesan ia datang pada Arasya. Dan membuka mulut lebar-lebar—minta disuapi. Tanpa merasa bersalah sedikit pun karena telah membuat Arasya kelelahan.

Arasya memasukkan sesendok nasi dan naget kedalam mulut Erland.

Dengan cepat Erland melahapnya, dan Arasya kembali mengulangnya.

Marvel mengeluarkan ponsel, memotret Arasya dari dekat, dengan mode zoom.

Marvel: send a picture

Marvel: biaya foto = traktir makan

Ia mengirim pesan itu pada Arga.

Marvel menahan tawa geli, membayangkan reaksi Arga saat membaca pesan keduanya.

Arga: gua sentil dulu sini ginjal lu. Main traktir-traktir aja. Mksh btw.

"Cepat sekali ya mas." ucap Marvel pelan.

Tiba-tiba ide jahilnya muncul, ide yang pasti membuat Arga naik darah karenanya.

Pesan yang tadi:

Marvel: send a picture

Ia rubah, dihapus pesan menjadi:

Marvel: this message was deleted

"Mantap."

Marvel hendak memasukkan ponselnya, namun sebuah notif muncul bertubi-tubi.

Marvel hanya tertawa-tawa, pasti dari Arga.

Arga: yah yah, ga temen kita ye

Arga: jangan diapus pesan ngapa

Arga: yaelah vel. Gua kangen banget ini sama Arasya. Jangan gitu napa.

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang