SAAT Arasya melangkah masuk, Dyxon, Raden, dan Ian yang tadinya berkutat dengan PlayStation langsung melepasnya dan menghampiri Arasya.
"Kenapa?" tanya Arasya. Ia jadi tidak enak pada Dyxon, Raden, juga Ian.
"Lo nggak apa-apa kan, sya?" Ian mewakili Dyxon dan Raden.
Pasti Arga. Arasya tertawa pelan. "Nggak apa-apa kok, emangnya kenapa?"
"Tentang Arga?" tambah Dyxon.
Arasya hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Ia sedang Tidak mau membahas soal dia.
"Piala-nya ada di tas gue, sya. Udah di duplikat. Yang asli gue kasih ke Bundanya Arga." Raden menjeda, "Mungkin Lo penasaran sama pialanya?"
Jadi, menang?
"Arasya liat yang punya Raden aja." ucap Arasya berjalan meninggalkan empat orang itu, termasuk Noah, pergi melihat piala yang Raden sebutkan.
Arasya menemukan tas Raden dengan mudah, ia sangat mengenali tas cowok itu dari dulu.
Arasya membuka resleting tas itu, sesuatu langsung menyembul dari dalam. Sebuah piala.
Dengan gemetar Arasya memegangnya. Jadi benda ini yang berhasil membuat Arga mati-matian berjuang?
"Pasti kamu nggak akan pernah nyesel, Ar." bisik Arasya dalam hati. []
KAMU SEDANG MEMBACA
HI, ARASYA
Teen Fiction[NEW VERSION] SEKUEL DARI CERITA GOODBYE ARGA. Ada hari kita sedih, ada hari kita bahagia. Itulah alasan mengapa aku yakin esok masih ada ruang untukku bahagia. @copyright2019 ; dhiyaauliahnf