Empat

233 18 1
                                    

Pukul empat sore, Arasya baru pulang dari rumah Dyxon.

Noah yang mengantarnya.

Dengan langkah berat Arasya melangkah masuk kedalam rumahnya.

Suara tawa riang langsung terdengar.

Membuat langkah Arasya terhenti. Sesil?

Sekuat tenaga Arasya berlari kedalam, saat ia menemukan Sesil tengah bermain di sofa dengan Erland, ia langsung memeluknya erat.

"Kakak kangen Sesil." Tiba-tiba saja Arasya terisak.

"Sesil juga," suara Sesil masih sama, menggemaskan seperti dulu.

Arasya melepas pelukannya, Sesil menatapnya. "Kenapa Sesil bisa ada disini?"

"Mau main sama Kak Asya, tapi malah adanya dia." Telunjuk Sesil mengarah pada Erland.

"Apa?" Erland melotot galak.

Sesil membalasnya, "Apa!"

Arasya tersenyum, "Udah jangan berantem. Kalian main lagi gih. Tadi Kakak liat lagi main kok. Masa Kakak Dateng malah berantem?"

Sesil mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. "Nggak mau main sama dia!"

Erland mengerucutkan bibirnya, melipat tangan diatas dada. "Aku juga! Nggak mau main sama kamu!"

"Yaudah!"

"Yaudah."

Arasya jadi membayangkan, bagaimana jika ia dan Arga seperti Sesil dan Erland. Ah.. dia lagi. []

HI, ARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang