What if we rewrite the stars?
—
ARGA berulang kali mencoba menghubungi nomor tak dikenal yang menelponnya waktu itu.
Sayangnya jawaban tetap sama, "Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, silahkan hubungi beberapa saat lagi."
Arga menghela napas keras-keras. "Tolooong banget, jangan sampe gue absen kebun binatang dulu baru diangkat."
Arga nyaris menyerah. Cowok itu berbaring diatas tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar apartemennya.
Tiba-tiba ponselnya berdering.
Arga terlonjak, menatap layar ponsel, nomor tak dikenal itu! buru-buru ia mengangkatnya.
"H-Halo?" Bahkan ia tegeragap.
"Arga, ini gue Marvel."
NGGAK MUNGKIN! Arga kembali melihat layarnya. Benar, nomor yang waktu itu. Tapi apa itu Marvel teman lamanya, yang hilang? "Jangan bercanda, gue tau Lo bukan Marvel."
"Yah, palkor."
Arga menautkan alis, Palkor? Kata-kata yang sering diucapkan Marvel dulu. "Eh, serius? Lo Marvel?"
"Iya elah."
"Lo sama Arasya? Kok bisa?" Arga memperbaiki posisinya, duduk tegap.
Kini Arga mulai diliputi rasa penasaran bagaimana Marvel dan Arasya bisa bertemu.
"Iya. Bisa lah."
"Cerita dah."
"Waktu itu gue liat story Lo di Instagram. Yang, ‘see you very soon’. Itu foto cewek yang lu jadiin background Arasya kan?"
"Iya." Arga mengangguk, walau ia tau Marvel tak mungkin melihatnya.
"Terus selama beberapa hari gue liat Lo spam snap yang gue kira itu tunjukkan buat Arasya. Nah, disitu gue mikir. Cowok sejentel Lo ga mungkin kaya gitu kalo dia yang Lo maksud liat snap Lo. Pasti malu banget kan? Makanya disitu juga gue langsung mikir pasti Lo nge-block dia."
Terbaca rupanya, Arga tertawa pelan.
"Selama beberapa lama tuh, gue pantengin kelakuan Lo."
Arga tertawa.
"Nah, lama-lama gue gregetan."
"Akhirnya gue nanya sama Lo, kan?"
"Kapan?" Arga menyahut.
"Yang gue tanya, ‘Kenapa?’ Lo bilang ‘Gapapa’ tapi ujung-ujungnya Lo cerita."
Arga berpikir sejenak. Emang pernah? ... Oh iya! Waktu itu. Sudah lama sekali. "Oh, iya-iya. Terus?"
"Terus gue minta whatsapp Bang Andrean."
Bagian itu... Arga ingat. "Oh, Iya."
"Gue kenalan sama dia. Tapi gue manggilnya ga pake 'Bang', ahahaha. Males banget anjir."
"Palkor." komentar Arga setengah tertawa.
"Males gue, Ar." jeda, "Terus si Andrean nganggep gue temen deket kali, soalnya lama-lama dia cerita tentang apa aja soal dia ke gue."
"Sampe suatu hari dia cerita kalo dia mau ke Inggris. TERKEJUT SEKALIGUS SENENGLAH GUE!"
"Rencana gue lancarkan. Untuk mempertemukan Lo dengan Arasya. Berhubung gue tinggal disana, karena semenjak lulus SMP gue pindah kesana, ke kampung bokap. Dan gue dikasih rumah sendiri. Yaudah, gue suruh aja si Andrean titipin Arasya dirumah gue. Berhubung katanya dia masih bingung mau tinggal dimana di Inggris." Marvel menarik napas, melanjutkan, "Finally, Arasya sama Erland beneran dititipin dirumah gue. Tapi nggak sama Andrean. Dia milih buat kuliah sekaligus nyari kerja tanpa dua adiknya. Katanya takut nggak bisa mencukupi kebutuhan mereka."
Sunyi, senyap. "Gue kasian, Ar. Sama Andrean."
Arga termenung. "Sama."
"Lo nggak ada niat bantu?"
Tidak ada jawaban.
"Kapan Lo mau ketemu Arasya?"
Masih tidak ada jawaban.
"Jangan bikin rencana gue gagal, Ar. Masalahnya si Arasya lagi deket sama Pilot, namanya Austin." jeda, "Gue nggak mau bikin Lo benar-benar kehilangan dia." []
KAMU SEDANG MEMBACA
HI, ARASYA
Teen Fiction[NEW VERSION] SEKUEL DARI CERITA GOODBYE ARGA. Ada hari kita sedih, ada hari kita bahagia. Itulah alasan mengapa aku yakin esok masih ada ruang untukku bahagia. @copyright2019 ; dhiyaauliahnf