.
Vkook short story
Just for fun
Ditulis pada Minggu, 26 Mei 2019
Rate: T•~_My Prince_~•
.Pangeran salah satu kerajaan itu tengah berdiri dengan tangan mengelus lembut surai kudanya. Mata bulat dengan manik hitamnya menatap kagum pada hewan gagah ini. Katanya sih, kuda itu sama perkasanya dengan dia.
Jungkook namanya. Pangeran mahkota kerajaan Korea Selatan yang begitu dihormati rakyatnya. Air mukanya yang tegas juga sedikit dingin membuat siapapun membungkuk takut dibuatnya.
Melirik masalah Jungkook dengan kudanya, pangeran itu baru selesai mengelilingi taman istana tadi. Sedikit meregangkan otot karena kemarin dia baru pulih dari sakitnya.
Dan Jungkook yang tadi menunggangi kudanya dengan gagah, rambut yang terhempas angin, juga alis yang bertaut fokus, telah sukses membuat semua pekerja wanita melongo penuh kagum. Dalam hati mungkin mereka berkata, andaikan pangeran Jungkook mau menjadikanku sebagai istrinya, aku pasti akan sangat bahagia.
Namun salahkan sikap Jungkook yang benar-benar irit bicara. Hingga tak ada seorang pun yang mau memulai pembicaraan selain raja yang memerintahkannya. Bahkan dengan sahabatnya pun—Jimin, salah satu pangeran dari kerajaan yang bersahabat dengan kerajaannya.— dia masih memasang tampang cueknya.
Dan seperti sekarang. Saat salah seorang prajurit menghampiri dan langsung bersimpuh di depannya, Jungkook hanya menatap sekilas, lalu kembali fokus kepada kudanya.
Ck. Bahkan dia jauh lebih memperhatikan kuda daripada manusia.
"Ada apa?" Tanya Jungkook dengan nada datar. Prajurit itu sedikit menghela nafas. Jungkook benar-benar membuat takut.
"Maaf, Pangeran. Kau dipanggil menghadap Raja Yang Agung."
Jungkook mengernyit. Tak biasanya sang ayah memanggil di waktu dia senang sendiri.
"Kau boleh pergi. Aku akan menemuinya sebentar lagi." Prajurit itu bangkit, membungkuk hormat, lalu pergi dengan cepat.
Jungkook mengencangkan ikatan jok pada punggung kudanya. Lalu beralih, dan bersiap untuk pergi.
"Nah, kau baik-baik disini ya...
... Hoseok-ku." Jungkook tersenyum kecil, sedikit mengusap poni Hoseok, lalu pergi meninggalkannya.
.
Kini Jungkook tengah berdiri di depan singgasana Sang Raja. Menatap penuh cemas kendati ayahnya yang tak pernah terlihat seserius ini.
Meskipun dia seorang pangeran yang dihormati seluruh bangsa di Korea Selatan, tapi tetap, Jungkook akan takut jika Raja bertingkah seperti ini.
"Penuh hormatku, Ayah. Maaf jika lancang, tapi ada apa Ayah memanggilku kemari?" Tanya Jungkook sesopan mungkin. Jemarinya terlihat meremat pelan pakaian bangsawannya. Sedikit menghembuskan nafas dalam upaya pengikisan kegugupan yang kentara.
"Kau ini pangeran mahkota. Dan kau akan menjadi raja suatu hari nanti. Tapi apa kau pernah memantau atau sekedar memeriksa keadaan rakyat? Paling jauh pun, kau mengunjungi desa dengan waktu tempuh kurang dari satu jam." Sang Raja berkata dengan raut muka serius.
Jungkook tersentak. "M..Maafkan aku, Ayah. Aku... hanya—"
"Senang berkuda di taman istana? Bahkan kau terbata saat ini. Aku ingin, agar kau lebih dekat dengan rakyatmu. Tugas seorang raja bukan hanya berkuda. Kau terlalu sibuk dengan Hoseokmu itu. Aku memerintahkanmu untuk mengunjungi Desa Gangjeom. Tak ada penolakan."
Jungkook tak berkutik. Tubuhnya membungkuk patuh sebelum akhirnya dia berdiri dan memutuskan untuk mengikuti apa perintah sang ayah.
.
Jungkook segera menaiki Hoseok dengan beberapa prajurit kerajaan yang siap menjaganya. Oke, memang ini tugas seorang calon raja. Memperhatikan rakyatnya, dan menjadi pemimpin yang baik.
Sebenarnya raja juga ingin jika Jungkook memantau kondisi di beberapa desa lainnya. Namun dia urungkan niatnya kala mengingat jarak Desa Gangjeom yang cukup jauh dari sini. Sekitar 4 jam perjalanan.
.
.
____________Gimana nih? Jangan lupa tinggalkan jejak serta saran dan kritikannya ya...
-14y-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince-[kth×jjk] [END]
Fanfiction[Completed] "Disini, saat sungai mengalir beriring dengan ikan di dalamnya, kau dan aku saling bertatap. Hingga segalanya mulai merunyam sandiwara tanpa jejak." Salahkah jika seorang nelayan sederhana mulai mencintai pangerannya? Baginya, cinta tak...