-23-

3.1K 399 40
                                    

.

.

.

"Kita mulai penobatannya." Ucap seorang sesepuh kerajaan sambil memegang sebuah kitab. Semua orang yang ada disana berdiri dari posisinya duduk. Sesepuh itu berdiam di hadapan Jungkook. Sang Raja berdiri tegap di belakang anaknya.

"Puji terhadap Tuhan,
Hormat kami pada para pendahulu,
Dengan iringan nyanyian seluruh amal,
Seorang putra yang tidak bersalah kini berada di hadapan kami.
Seorang putra yang dinilai sudah mampu untuk melanjutkan tradisi keturunan.
Demi Tuhan dan darah surga,
Jungkook, apakah kau siap untuk menjadi seorang raja?"

"Aku siap." Jungkook menegak ludahnya kasar. Lanjutkan saja. Sudah terlanjur dirinya mengambil keputusan ini semua. Sedangkan Taehyung tanpa sadar meneteskan air matanya. Dia terharu saja melihat Jungkook.

"Dan di hadapan Tuhan yang maha esa, aku akan menuntunmu untuk mengucap sumpahmu terhadap kerajaan ini. Silakan menghadap ke rakyatmu disini. Peganglah kitab ini dengan tangan kananmu." Jungkook menuruti semua arahan yang diberikan si sesepuh.

"Ikuti perkataan ku." Jungkook mengangguk.

"Aku bersumpah. Demi setiap tetes darah di tubuh ini."

"Aku bersumpah demi setiap tetes darah di tubuh ini." Entah kenapa hati Jungkook seketika bergetar. Dia hanya mengingat apa yang telah dilakukan ayahnya beberapa hari lalu.

"Aku bersumpah. Demi setiap cinta yang kudapatkan dari setiap insan."

"Aku bersumpah demi setiap..." Jungkook berhenti dari aktivitasnya. Saat tanpa sengaja, manik hitamnya bertabrakan dengan mata coklat milik pemuda itu. Jungkook kemudian menunduk sebentar, dan kembali menatap ke depan.

Semua orang yang ada disana berbisik tak mengerti dengan yang terjadi terhadap Jungkook. Tapi hati si calon raja tidak baik-baik saja. Baru beberapa detik lalu Jungkook melihat keberadaan orang yang selama sebulan terakhir mengisi fikiran juga mengacaukan hidupnya. Jungkook cukup senang dimana dia merasa dihargai dengan datangnya Taehyung ke acara ini. Tapi hatinya juga belum siap untuk kembali terluka.

"Jungkook, kau baik-baik saja?" Tanya sang sesepuh sambil menyentuh bahu si pangeran.

"Tidak apa-apa."

"Lanjutkan sumpahmu, Jungkook." Kini sang ayah yang bersuara.

Jungkook menarik nafasnya dalam, untuk kemudian melanjutkan sumpahnya yang sempat tertunda. "Aku bersumpah demi setiap cinta yang ku dapatkan dari orang itu." Lalu Jungkook membulatkan matanya saat dia salah mengucap kalimat. Orang-orang yang ada disana merasa heran terhadap apa yang terjadi pada Jungkook hari ini.

"Maaf."

"Kita lanjutkan." Ucap sesepuh itu.

"Bersumpah lah demi jiwa dan ragamu."

"Aku bersumpah demi jiwa dan ragaku."

"Kau akan menjaga sepenuh hati kerajaan ini, melakukan apapun sebagai pemimpin, dan bersedia menukar nyawamu demi keselamatan kerajaan ini."

"Aku bersumpah bahwa aku akan menjaga sepenuh hati kerajaan ini, melakukan apapun sebagai pemimpin, dan bersedia menukar nyawaku demi keselamatan kerajaan ini." Selesai mengucap sumpah, Jungkook melirik sebentar ke arah Taehyung yang juga menatapnya.

"Sekarang lepaslah bajumu, Jungkook."

Pemuda itu tentu langsung melirik kaget pada sesepuh tersebut. Dia mendekat, "Bolehkah aku tidak melepas pakaianku?"

"Kau harus melepasnya. Ini sudah tradisi." Jungkook khawatir. Raja pun begitu. Masalahnya, bekas itu masih terpatri jelas di tubuh Jungkook. Dan apa yang akan dikatakan semua orang apabila mereka tahu penyebab Jungkook mendapatkan luka ini?

Jungkook kemudian pasrah. Dia melepas ikatan yang memasang kain itu. Dia bersimpuh. Kemudian dia melepaskan kain itu hingga hanya tersisa tubuh telanjang dadanya disini.

Semua orang yang hadir disini terkejut melihat punggung, dada, lengan, juga bahu Jungkook yang penuh luka bekas cambukan. Terutama Taehyung. Seketika kakinya bergetar tak menyangka terhadap apa yang dia lihat. Apa itu? Kenapa Jungkook bisa seperti ini?

Jungkook memejamkan matanya melihat keterkejutan hadirin terutama bagaimana kagetnya Taehyung saat melihat tubuh topless-nya. Sekarang sesepuh itu mengerti kenapa Jungkook tidak mau melepas pakaiannya.

Akhirnya sang sesepuh mengambil sebuah mangkuk tanah liat berisikan air suci. Sambil membaca doa, pria tua itu kemudian menyiramkan air tersebut secara perlahan dari ujung rambut Jungkook. Pemuda yang sedang dinobatkan itu hanya memejamkan mata menikmati semua.

Sesepuh kemudian mengambil secarik kain dan mengusap tubuh Jungkook yang basah dengan kain tersebut. Jungkook sesekali meringis kala lukanya ditekan tak sengaja.

Beberapa orang pelayan kemudian maju untuk memasangkan pakaian baru pada tubuh Jungkook. Namun sebelum mereka melakukannya,

"Tunggu." Semua perhatian total beralih pada si wanita. Taehyung menduga bahwa wanita itu memang tidak suka jika ada yang menyentuh Jungkook selain dirinya.

"Karena aku ibunya, aku ingin memasangkan pakaian ini untuk putraku." Dan silakan Taehyung merasa malu terhadap perasaannya barusan. Tapi Taehyung baru tahu jika ibu Jungkook masih hidup. Seingat dia dulu kerajaan mengumumkan bahwa ratu mereka telah pergi. Ah, Taehyung tak mengerti. Intinya wanita itu tidak lebih dari ibu bagi Jungkook.

Ratu lalu memasangkan pakaian biru tua itu dengan rapi di tubuh Jungkook. Memasangkan beberapa perhiasan, dan tersenyum melihat putranya yang begitu gagah.

Jungkook kemudian berdiri dengan percaya diri. Sesekali dia menatap ke arah Taehyung. Kemudian sang ayah memberikan tongkat kuasa ke tangah Jungkook yang langsung diterima baik oleh pemuda itu.

"Yang mulia, silakan pasangkan mahkotamu pada Jungkook." Raja mengangguk. Kemudian dengan bangganya, dia melepas mahkota tersebut dari kepalanya lalu memasangkan benda penuh permata itu di atas rambut hitam Jungkook.

"Dengan ini, pangeran mahkota Jungkook telah tiada. Dan yang berdiri di hadapan kita semua, adalah Raja Jungkook!" Ucap mantan Raja dengan begitu lantang.

Taehyung tersenyum senang setelah pengisi hatinya secara resmi menjadi seorang raja. Lihatlah mahkota dan tongkat itu. Begitu cocok di tubuh Jungkook. Namun senyumnya menghilang disaat Jungkook yang juga tersenyum senang menatap matanya. Taehyung menunduk. Begitu juga Jungkook yang langsung mengalihkan pandangannya.

Jungkook berjalan menuju pintu aula. Karena apa? Karena di luar aula, begitu banyak orang yang menunggu raja baru mereka.

Dan teriakan 'hidup raja Jungkook' langsung bergemuruh mengisi halaman istana kala Jungkook benar-benar sudah ada diluar aula. Diikuti dengan sang ibu dan ayah, Jungkook berdiri dengan cara seorang raja. Menatap seluruh rakyat yang kian memuji dan memuja dirinya.

Setelah ini, akan ada banyak acara perayaan juga festival, sayembara, dan lain sebagainya yang akan dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut. Keadaan kerajaan akan sangat bersuka cita menyambut raja baru mereka.

Namun bagi nelayan itu, festival dan perayaan tidaklah penting. Dia sudah sangat bahagia melihat Jungkook bisa berhasil dinobatkan sebagai seorang raja. Ada sebuah kebanggaan dimana dia pernah dicintai oleh raja mereka. Ah, tapi itu hanyalah masa lalu.

Taehyung menghapus jejak air matanya, kemudian dia melangkah pergi untuk pulang dan mungkin tak akan pernah lagi menjumpai Jungkook.

Pangeran-tidak

Raja Jungkook.

Rajanya.
________________
Seriusan ga akan lama lagi end

-14y-

My Prince-[kth×jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang