-4-

5.7K 682 30
                                    

.

Sudah sekitar lima belas menit Jungkook berjalan dari pasar. Dan tibalah dia di sebuah kebun yang cukup besar. Jungkook meneruskan perjalanannya.

Jujur saja, Jungkook merasa senang melihat hasil kebun para petani yang tergolong bagus juga subur.

Setelah melewati kebun, Jungkook sampai di tempat yang tak jauh dari pinggiran sungai.

Dia memilih tak mendekat. Hanya diam dengan separuh tubuh tertutup semak-semak.

Matanya mengernyit, ada seorang laki-laki yang sedang menaiki perahu. Terlihatnya masih muda. Dan kali ini, Jungkook yakin jika itu adalah pemuda yang dia cari.

Pemuda nelayan itu menarik sesuatu dari sungai. Sebuah jala. Sepertinya jala itu cukup berat, terlihat dari cara pemuda itu menariknya. Seperti kesusahan.

Saat jala naik, dan benar saja. Ikan yang tersangkut cukup banyak. Jungkook memiringkan kepalanya. Memperhatikan lebih jelas tingkah nelayan itu.

Pemuda tadi tersenyum senang dengan tatapan penuh binar. Dia terlihat antusias saat mengeluarkan ikan-ikan tersebut dan memindahkannya ke salah satu bakul di perahunya. Dia juga menengadah dengan tangan terkepal di depan dada. Jungkook yakin jika pemuda itu tengah... bersyukur(?)

Sadar atau tidak, melihat senyuman pemuda itu, Jungkook juga ikut tersenyum. Meski senyumannya masihlah terbilang tipis. Senyuman pemuda tadi begitu tulus. Bahkan terlihat dari kejauhan.

Jungkook senang, karena melihat kebahagiaan kecil bagi rakyatnya.

Pemuda tersebut terlihat mendayung perahunya untuk menepi. Setelah sampai di pinggiran sungai, tangannya terangkat untuk menyeka keringat dari pelipisnya. Lelah yang kentara bercampur dengan kesenangan yang besar.

Rasa penasarannya sudah tuntas (?) Maka dengan cepat, Jungkook berlari meninggalkan sungai itu dan ingin segera pulang ke istana. Dalam hati, sebetulnya Jungkook ingin segera pulang karena tak mau kepergok memperhatikan nelayan itu.

Tanpa dia ketahui, pemuda nelayan itu menangkap sosoknya yang tengah berlari. Senyumnya meluntur dan berganti dengan bingung yang terpatri di wajahnya.

Kedua alisnya bertaut, lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat dia berdiri. "Bukankah itu pangeran? Kenapa dia berlari? Apa ada penjahat disini?"

.
.

Jungkook mendudukkan tubuhnya di kasur besarnya. Sedikit menghela nafas berat saat penat membuatnya sulit berfikir jernih. Meski sudah melihatnya secara langsung, Jungkook justru menjadi ingin tahu lebih tentang pemuda itu.

Jungkook memijat tungkainya dengan helaan nafas berat keluar dari bilah bibirnya. Bagaimana tidak? Setelah dari sungai, dia berlari menuju tempat Hoseok yang terbilang cukup jauh dari asal dia berdiri. Bisa saja dia minta tumpangan pada rakyat-secara, mereka pasti mematuhinya-untuk menghemat tenaga.

Bahkan dia sampai tak sadar jika penduduk disana menatapnya heran. Jungkook berlari seperti sedang dikejar setan. Dan pangeran itu juga melewati pasar, sehingga para pembeli serta pedagang langsung menyingkir untuk memberi jalan.

Anehnya, Jungkook tetap cuek dan terus memacu kakinya agar lebih cepat mencapai tempat Hoseok.

Entah kenapa pula, pemuda nelayan itu selalu mengisi fikirannya sejak dia berada di perjalanan. Padahal dia belum mengenalnya sama sekali. Ya, selama perjalanan pulang, wajah pemuda itu terus melintas di matanya.

Senyuman pemuda itu telah membuat dia berfikir jauh. Bahkan nelayan saja bisa tersenyum senang dengan hasil yang tak ada apa-apanya dibanding harta kerajaan yang dia miliki. Tapi lihatlah, seorang pangeran sepertinya seolah tak mensyukuri keadaan.

Jungkook memejamkan matanya. Dan tanpa dia sadari pula, senyuman terukir di bibir ranumnya. Lalu perlahan, kesadaran mulai menghilang dan berganti mimpi.
______________
Ehehehe:v

Next ya... jan lupa beri suara dan komen.

-14y-

My Prince-[kth×jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang