.
.
.
Hari yang ditunggu telah tiba. Dimana Jungkook akan dinobatkan sebagai raja baru. Semua orang bersuka cita dengan acara ini. Kerajaan tentu akan membuat banyak pesta dan perayaan yang tentunya pula akan mengundang banyak rakyat.
Kini Jungkook tengah bercermin seorang diri. Menatap pantulan tubuh juga wajahnya yang terlihat tidak sebahagia hari ini. Jungkook harusnya senang. Namun hatinya berkata bahwa dia sama sekali tidak siap untuk menjadi pemimpin.
Jungkook menatap bekas cambukan di tubuhnya. Saat penobatan, akan ada sebuah proses dimana dia harus membuka pakaiannya dan membiarkan tubuhnya disiram dengan air suci. Lalu bagaimana nasibnya nanti saat semua orang melihat betapa mengerikan keadaan tubuhnya saat ini.
Seketika itu pula nafas Jungkook membara. Seketika amarah terhadap ayahnya memuncak. Laki-laki itu memejamkan matanya kuat demi meredamkan emosi. "Tenang, Jungkook. Jangan sampai kau terlihat tidak suka dengan penobatan ini."
Jungkook akhirnya memakai pakaian putih polos yang telah disediakan pelayan. Mengikatnya pelan, sebelum dia berjalan keluar untuk dihias wajahnya. Sang ibu menyambut dengan begitu hangat dan bangga. Mendapati putra semata wayangnya yang terlihat begitu siap.
"Kau sangat tampan, Putraku." Dan wanita itu hanya menggandeng tangan Jungkook untuk di oleskan beberapa hiasan di wajahnya.
.
.
.
Di aula istana, semua orang duduk di tempat masing-masing. Menantikan kehadiran pangeran yang sebentar lagi akan berganti menjadi raja.
Di tengah aula terdapat sebuah altar dimana begitu banyak bunga mengelilinginya. Ada beberapa buah lilin juga patung-patung kecil. Dari altar, sebuah jalan dari rangkaian bunga terarah menuju pintu. Lilin-lilin indah berjajar rapi di sampingnya.
Sebagai permulaan, para hadirin disuguhkan dengan penampilan kesenian tradisional yang disuguhkan para pekerja istana. Dimulai dari tarian, hingga acara musik.
*****
Taehyung dengan ragu melangkah di depan istana kerajaan. Astaga, gerbangnya saja sudah terlihat begitu mewah. Taehyung hanya terpukau menatap betapa indah bangunan ini.Ya, Taehyung akhirnya memutuskan untuk hadir setelah dia menimang semalaman yang berakhir dengan tidak tidurnya pemuda itu. Dia hanya tak mau menyesal atau merasa semakin bersalah karena dia tak menepati ucapannya dulu. Taehyung juga tak ingin hatinya terus penasaran dengan kabar Jungkook. Beruntunglah karena Bobby bersedia memberikan tumpangan kuda untuknya.
Hingga akhirnya seorang penjaga membuyarkan Taehyung dari lamunannya. "Kenapa kau diam disini?"
Taehyung bingung, "A..Ah ini." Akhirnya dia menyerahkan undangan yang diberikan oleh Jungkook. Beruntunglah karena Chae memaksa si nelayan untuk membawanya.
"Surat resmi dengan tanda tangan pangeran? Namamu Kim Taehyung?" Taehyung tentu kaget.
"T..Tentu. Bagaimana kau bisa tahu, Tuan?"
"Namamu tercantum disini. Aku yakin kau mengenal pangeran. Ikutlah denganku. Biar aku bawa kau untuk duduk di tempat penobatan."
Entah harus bersyukur atau justru petaka, hati Taehyung seakan jatuh dan ingin sekali rasanya dia berlari pulang. Astaga, kenapa dia jadi tidak sanggup? Tangan pemuda itu gemetar tak karuan. Matanya terus menatap sekitar yang begitu ramai juga penjagaan yang ketat. Begitu banyak orang menatapnya.
Taehyung masuk ke aula bukan dari pintu utama yang ada jalur bunganya. Dia dipersilakan duduk di barisan tengah. Taehyung menatap altar itu. "Apa nanti Jungkook akan dinobatkan disana?" Jantungnya berdetak tak karuan. Dapat dia rasakan bahwa telapak tangannya begitu dingin. Tunggu, untuk apa dia merasa seperti ini?
Tiupan sebuah kerang langsung menarik perhatian semua orang. Hening tiba-tiba melanda. Tak ada yang berbicara sedikit pun bahkan yang terdengar disana hanyalah suara nafas para hadirin.
"Acara penobatan akan segera dilaksanakan." Seluruh manusia yang hadir terlihat tidak sabar untuk melihat sosok pangeran mereka.
Yang pertama datang adalah Raja dimana aula langsung ramai dengan ucapan "Hidup!!" Dan ucapan selamat datang. Taehyung tidak ikut demikian. Dalam fikirannya, toh raja itu memang hidup, lalu untuk apa semua orang meneriakinya dengan kata itu?
Beberapa menit memberi jeda. Akhirnya orang yang ditunggu datang dengan banyak penjaga yang mengawalnya. Jungkook berjalan bersama sang ibu. Wanita itu menggandeng tangan Jungkook dengan sayang.
Tatapan Taehyung tak lepas dari pangerannya. Jungkook datang dengan pakaian putih polos yang menutup tubuhnya. Juga dengan kebawahan biru tua yang nampak begitu indah. Rambut Jungkook dikeataskan. Di keningnya terdapat beberapa hiasan berwarna hitam sebagai simbol pangeran mahkota.
Ratu terlihat begitu cantik. Rambutnya di gerai tanpa apapun. Wajahnya dihias sederhana, dan tubuhnya dibalut pakaian biru tua yang senada dengan celana Jungkook. Mereka tidak seperti ibu dan anak.
Yang Taehyung rasakan, hatinya begitu sakit. "Apakah itu istrinya Jungkook?" Taehyung tentu tak bisa menahan air matanya. Kerinduan yang dia pendam selama ini terobati dengan kecewa mendalam. Jungkook begitu tampan. Hatinya bahkan bergetar untuk sekedar menatap manik sekelam malam milik calon raja tersebut.
Dan berdirilah sekarang Jungkook di tengah altar. Bersimpuh dengan pandangan yang terkunci pada satu titik. Sedari tadi Jungkook mencoba melihat sekeliling namun dia tak bisa menemukan keberadaan Taehyung.
"Apa dia memang sudah tidak mau melihatku?" Jujur Jungkook kecewa dengan semua ini. Ingin rasanya dia berlari menaiki kudanya dan pergi menuju rumah Taehyung. Hanya untuk menjemputnya. Akan tetapi dia tidak tahu bahwa sang pujaan benar-benar ada disini.
Jungkook mengalihkan tatapannya pada sang ibu. Wanita itu tersenyum hangat untuk memberikan dukungan positif pada anaknya. Dia tahu benar jika Jungkook tengah amat gugup sekarang.
"Kita mulai penobatannya." Ucap seorang sesepuh kerajaan sambil memegang sebuah kitab.
________________
Alaaaahhh yang mau jadi raja.-14y-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince-[kth×jjk] [END]
Fanfiction[Completed] "Disini, saat sungai mengalir beriring dengan ikan di dalamnya, kau dan aku saling bertatap. Hingga segalanya mulai merunyam sandiwara tanpa jejak." Salahkah jika seorang nelayan sederhana mulai mencintai pangerannya? Baginya, cinta tak...