.
.Taehyung menghadirkan tatapan binarnya pada benda itu. Berdiri, lalu mencengkram ujung tambang dengan tenaga sekuat mungkin. Omong-omong, Jungkook masih diam di posisi semula.
Pemuda Kim terlihat begitu antusias namun juga kesusahan.
Jungkook memutuskan untuk berdiri dan ikut mencengkram tambang di ujung yang lain. Sial beribu sial. Ternyata ikan itu begitu kuat, perahu mereka sampai goyang dibuatnya.
Beruntunglah karena si ikan berenang melawan arus sehingga perahu tak akan terbalik.
"Taehyung, ikan ini sangat kuat!" Seru Jungkook dengan wajah yang mulai memerah.
"Kita harus menangkapnya, Pang—Jungkook! Pasti ikan ini sangat besar." Taehyung tertawa di sela pembicaraannya.
Arus yang deras, telah membawa darah Jungkook berdesir lebih cepat.
"Ikan ini mau dilepas saja?" Taehyung mengalihkan atensinya dan total menggeleng kala mendapati Jungkook yang tengah tersenyum padanya.
"Tidak, Jungkook. Aku masih penasaran. Kita tangkap, lalu lepaskan lagi."
"Ayo kita kalahkan ikan ini." Dan keduanya tertawa berbarengan.
Dengan susah payah, dua pemuda itu mencengkram, lalu menarik jala ke dalam pusaran tenaganya. Entah ini ikan apa, yang jelas dia begitu kuat hingga mampu membuat nafas dua orang ini tersenggal.
Keringat mulai mengucur dari pelipis Jungkook maupun Taehyung. "Lebih kuat lagi, Jungkook. Astaga,, ikan ini pasti sangat besar."
"Ayo, Tae! Masa kita kalah dengan ikan."
Taehyung menolehkan kepalanya ke arah Jungkook. Senyumnya terulas begitu saja saat melihat pangerannya tengah tertawa bahagia dengan wajah memerah dan rambut yang sudah basah. Taehyung tak dapat berbohong jika dia menyukai sosok Jungkook yang seperti ini. Maksudnya, tak ada kesan bangsawan darinya.
Taehyung kembali membebaskan tatapannya dari Jungkook. Dan tanpa mereka sadari pula, bahwa darah segar sedang mengalir dari telapak tangan keduanya.
Baik Jungkook atau Taehyung, keduanya menghembuskan nafas berat seiring dengan si ikan yang belum juga menyerah akan takdir. Takdir untuk ditangkap.
"Astaga, ikan ini begitu kuat." Pekik Jungkook dengan keringat berjimbun dari rambutnya.
"Sedikit lagi, Jungkook. Ikan ini akan menyerah." Keringat Taehyung juga tak kalah banyak dari yang Jungkook punya.
Hingga akhirnya...
Brakk..
Taehyung dan Jungkook sama-sama jatuh saat pergerakan jala itu berhenti. Mereka menarik-hembuskan nafas karena lelah yang melanda.
Jungkook menatap Taehyung di sampingnya. Senyum bangga terulas di bibir pemuda itu. Taehyung tampan jika begini, gumam Jungkook. Dia tak mengelak, karena itu adalah kenyataan.
"Kita berhasil, Tae." Taehyung membalas tatapan Jungkook dan mengangguk kuat.
Kemudian mereka berdiri, dan menarik jala itu. Saat benda tersebut terangkat, benar saja, ikan ini sangat besar dengan ekor yang tebal. Ikan-ikan kecil pula tersangkut disana.
"Besar sekali." Itu Jungkook.
"Ayo kita lepaskan. Kasihan dia, pasti kelelahan."
"Jangan. Kita sudah susah payah menangkapnya. Kenapa tidak kita makan saja?" Jungkook memegang pergelangan tangan Taehyung.
Yang lebih tua menggeleng, "Tidak, Jungkook. Aku baru menemui ikan ini dan siapa yang akan menghabiskan makanan sebesar ini? Jika kau mau ikan, masih ada yang tersangkut dimari."
Jungkook akhirnya luluh, bagaimana pun juga, kasihan ikan ini. Dia tertawa geli. Taehyung membuka jala, lalu menceburkan ikannya kembali ke sungai.
.
.Mereka telah turun dari perahu dengan Taehyung yang membawa beberapa ikan di bakulnya.
"Biar aku bawa." Baru saja Jungkook menyodorkan tangannya, Taehyung memekik. "Astaga, Jungkook. Tanganmu berdarah. Ah, maafkan aku, jika saja aku tak keras kepala menginginkan ikan itu, pasti kau masih baik-baik saja."
Jungkook cukup terkejut karena darah di tangannya kini sudah mengering. "Bukan salahmu, Tae. Aku tak apa."
Taehyung menurunkan bakulnya, meraih kain yang diikatkan di pinggangnya, lalu merobek kain itu cukup besar.
"Kemarikan tanganmu." Jungkook diam, dan memberikan tangannya dengan ragu.
"Tanganmu juga berdarah. Ikut aku ke istana dan kau akan ku obati disana." Taehyung berhenti bergerak, lalu menatap lurus mata Jungkook.
"Tak perlu berlebihan. Lukaku akan sembuh sebentar lagi. Tenanglah..." Taehyung menunduk, lalu kembali melanjutkan acara 'membalut tangan Jungkook' yang sempat dia tunda barusan.
Jungkook memperhatikan bagaimana telatennya Taehyung dalam mengikat balutan itu. Ke kanan, kiri, memutar, semuanya begitu teliti. Beberapa kali dia meringis kala rasa perih menjalari telapak tangannya. Namun rasa itu langsung terbiaskan saat Taehyung mengucap maaf.
Senyuman kembali terukir indah di bibir Jungkook. Menjadi peneduh akan sinar matahari yang kembali tampak setelah awan memayungi bumi. Matanya menatap wajah Taehyung yang begitu dekat. Bagaimana tangannya yang terluka, kini sedang mengobati tangannya yang juga terluka.
Dan pula,, mengapa kini jantung Jungkook seakan mau pecah? Wajah Taehyung terlihat lebih tampan sekarang. Entah karena jarak mereka yang dekat, atau memang hati Jungkook yang berkata jujur seperti itu?
Entahlah, Jungkook pun tak tahu apa yang terjadi padanya sekarang.
"Selesai." Taehyung tersenyum bangga, lalu kembali mengambil bakulnya.
Merasa bahwa Jungkook tak bergeming, Taehyung mendongkak. "Kook? Mau makan?"
Jungkook tersadar dari lamunan yang sedari tadi mengisi angannya.
"Boleh. Aku ingin membakar ikan ini." Jungkook berdehem untuk sekedar menetralkan rasa gugupnya.
"Ayo." Dan keduanya tertawa seiring dengan bersamanya mereka melangkah.
Dan siang itu, mereka habiskan dengan memakan ikan bakar di tepi sungai.
__________________
Ayoloh... hoho.Jan lupa vomment (jangan bosen bacanya #plakk)
Vote dan komen adalah salah satu cara menghargai karya orang. (Pasal 1 ayat 1 UU Wattpad dari tahun ke tahun)
Bye!
-14y-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince-[kth×jjk] [END]
Fanfiction[Completed] "Disini, saat sungai mengalir beriring dengan ikan di dalamnya, kau dan aku saling bertatap. Hingga segalanya mulai merunyam sandiwara tanpa jejak." Salahkah jika seorang nelayan sederhana mulai mencintai pangerannya? Baginya, cinta tak...