-24-

3.2K 384 35
                                    

.

.

Disaat banyak orang mencoba masuk gerbang dengan alasan ingin melihat raja mereka, Taehyung justru berjalan keluar dengan pandangan yang entah menerka ke sebelah mana. Tangan pemuda itu hanya menggenggam undangan yang seolah menjadi tiketnya untuk masuk.

Banyak bunga yang dilempar dari atap-atap rumah warga. Begitu indah dan terkesan romantis. Taehyung terus berjalan dengan sesekali menangkap kelopak bunga yang jatuh. Anak-anak tentu berlompat riang menikmati hujan bunga yang jarang terjadi dalam hidup mereka.

Saat itu pula langkah Taehyung terhenti di waktu yang bersamaan dengan melintasnya sebuah bunga di depan wajahnya. Dan detik itu pula, entah mengapa hati Taehyung bergetar. Matanya terlalu enggan untuk menatap fokus dan lebih memilih untuk memberikan tatapan kosong.

Ingatannya entah bagaimana berpusat pada hari itu.

Beberapa kelopak bunga berwarna pink jatuh tertiup oleh angin siang itu.

Semilir angin sedikit mengacaukan surai kecoklatan milik Taehyung. Di waktu bersamaan dimana iris coklatnya menangkap halus manik hitam milik seseorang di atas kuda. Yang dia lihat hanya bagian mata, kening, dan rambut. Bagian lain di wajah pemuda itu terhalang oleh kepala kuda yang ditungganginya.

Hati Taehyung damai melihatnya.

Sebuah bunga berwarna oranye tiba-tiba jatuh ke atas kepala pemuda itu. Taehyung otomatis sadar dan langsung menangkap si bunga. Sesuatu terselip diantara kelopaknya.

Sebuah gulungan kain.

Taehyung membukanya. Beberapa baris kalimat muncul disana. Taehyung hanya mengernyit bingung, tak paham kendati dia tak bisa membaca. Awalnya Taehyung merasa masa bodoh. Namun hati kecilnya berteriak penasaran.

Dia kemudian meminta bantuan seseorang yang kebetulan ada di dekatnya. Ditanyalah orang itu oleh Taehyung. Namun si nelayan harus menelan ludah kecewa kala orang itu juga tidak bisa membaca.

Taehyung mencari orang yang dirasa terlihat pintar untuk membaca tulisan di kain ini. Beruntunglah dia menemukan seseorang yang bisa. Itu seorang remaja lelaki.

Si remaja membacakan isi tulisan kain itu. Katanya, kain itu berisi,

"Kau tidak akan pernah bergerak jika kau sendiri tidak mau bergerak. Hidup adalah lingkaran. Dan tak mungkin seseorang akan berada di poros yang sama sedangkan kau terus mengitarinya. Ada banyak hal yang tak mungkin bersatu di dunia ini. Jika langit dan bumi bersatu, berarti itu kiamat."

Setelah mendengar ucapan panjang dari si remaja, Taehyung merasa seratus persen bahwa tulisan ini ditujukan untuk dirinya. Tapi siapa yang memberikan ini? Atau mungkin pesan ini hanya kebetulan? Entahlah, Taehyung tak tahu.

Taehyung sudah melihat Bobby berdiri dengan kudanya di depan sebuah toko tutup. Pesan di kain itu benar adanya. Setiap orang tak mungkin ada di poros yang sama. Sebelum Taehyung menghampiri Bobby, pemuda itu berbalik untuk memandang Jungkook yang samar-samar terlihat di tempat yang sama seperti tadi. Dengan gelarnya sebagai raja.

Taehyung tersenyum. Mungkin saat pertama kali mereka bertemu, Jungkook yang perlu pergi dan tak sengaja menemui Taehyung di tempat sederhana. Dan disaat terakhir mereka bertemu, Taehyung yang perlu pergi dan sengaja menemui Jungkook di tempat yang begitu megah. Di istana. Biarlah untuk terakhir kali Taehyung menitikan air mata. Benar-benar terakhir sebelum dia meninggalkan tanah kediaman Rajanya.

Jungkooknya.

Dengan tangan yang membawa gulungan undangan juga kain pesan tadi, Taehyung menghampiri Bobby. Memeluk sahabatnya itu sebentar, kemudian cepat mengajaknya pulang.

Sebelum kuda mereka mulai melaju, Taehyung kembali berbalik, untuk sekedar berucap, "Selamat tinggal, Jungkook. Terima kasih." Kemudian kuda itu mulai berjalan membawa dua pemuda di atasnya untuk pulang.

Sekarang Taehyung harus benar-benar bangkit. Mulai menata hidup barunya, dengan kenangan yang tak mungkin dia lupakan. Biarlah kini Jungkook juga memperhatikan jabatannya. Mengurus rakyatnya. Termasuk Taehyung. Dan mungkin Jungkook akan segera menikah. Entahlah, itu semua bukan urusan si pemuda Kim.

Yang pasti, semua orang juga menginginkan kebahagiaan kan di hidup mereka?
******

Taehyung sampai di rumah di hari menjelang sore. Tapi dia mengernyitkan keningnya kala terlihat banyak orang disana.

Saat dia masuk,,

"Kakak!!"

"Chae? Ummm boleh kau beritahu siapa tamu kita?" Taehyung tersenyum ramah sambil mendudukkan dirinya di tempat kosong di samping sang adik.

Tamu-tamu itu terdiri dari dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Apakah mereka merupakan orang tua dan anaknya?

"Mereka adalah keluarga Park. Dan yang di tengah adalah Park Chanyeol." Laki-laki jangkung itu kemudian membungkuk hormat pada Taehyung. Pemuda Kim mau tak mau membalasnya.

"Maaf jika aku lancang. Tapi, bolehkah aku tahu tujuan kalian kemari?" Pemuda bernama Chanyeol terlihat berdehem untuk mencairkan suasana.

"Begini, Taehyung-ssi. Aku tahu bahwa Chae sudah remaja dan dia mulai beranjak dewasa. Oleh karena itu, kedatanganku kemari adalah untuk melamar adik perempuanmu."

Salahkan Taehyung yang justru langsung tersedak. Chae kemudian memukul pelan punggung sang kakak. Beruntunglah itu tak bertahan lama.

"Tenang, Taehyung-ssi. Kau tak perlu khawatir tentang masa depan adikmu. Aku sudah memiliki pekerjaan dan keluargaku merupakan keluarga yang cukup mapan. Aku dan Chae sudah saling mengenal sejak beberapa bulan lalu dan aku fikir dia adalah orang yang cocok untukku."

"Aku... Sebetulnya terkejut dengan ini semua. Tapi kau akan menikahi adikku. Bukankah keputusan terbesar ada pada Chae? Jika adikku setuju, aku pun setuju." Taehyung tersenyum lepas melihat adiknya yang juga tersenyum bahagia.

"Kau mau, Chae?" Tanya Taehyung yang hanya dibalas anggukan malu dari adiknya. Semua yang ada disana tertawa melihat betapa lucu kelakuan calon menantu keluarga Park.

"Tapi dengan satu syarat!" Tiba-tiba gadis itu bersuara. Keadaan langsung hening.

"Aku... tak mau membiarkan kakakku tinggal sendiri sebelum dia memiliki pendamping. Jadi jika kau tidak keberatan, aku ingin kakakku tetap tinggal bersamaku."

Kini ibu dari Chanyeol tersenyum dan angkat bicara. "Anakku sudah memiliki sebuah rumah untuk kalian tempati. Dan rumah itu cukup luas. Ada beberapa kamar di dalamnya dan itu artinya kakakmu bisa ikut tinggal disana."

"Iya. Dan Taehyung-ssi ini orang yang baik. Aku tak keberatan." Chanyeol yang kini bersuara.

Taehyung menggeleng. "Tapi aku tak apa tinggal sendiri. Itu kan rumah kalian."

"Ya intinya aku tidak mau berpisah dengan kakakku!!" Ya... Dan yang selanjutnya terjadi adalah perbincangan ringan diantara lima orang di rumah sederhana itu. Keluarga Chanyeol merupakan orang-orang yang supel dan asik diajak bicara. Sehingga suasana tidak pernah canggung.

Berkali-kali mereka tertawa bersama entah itu karena menggoda si bungsu Kim atau karena hal lainnya. Biarlah kali ini Taehyung melupakan berat di bahunya. Melupakan biru yang selalu menaungi hatinya. Sebentar lagi, satu kebahagiaan akan hadir di hidupnya.

Taehyung bahagia. Ya, untuk saat ini dia bahagia.
_______________
Jadi ini sedikit penghubung aja ya

-14y-

My Prince-[kth×jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang