38. Alasan Cinta

504 18 8
                                    

Author POV

Keana melepaskan genggam tangan Danu ketika dirasa sudah mulai menjauh dari Aska.

"Kau gila ?" ucap Danu dengan nada sedikit kesal.

"Gue bingung Dan" ucap Keana

Danu hanya menghela nafas panjangnya. Menghadapi kebodohan yang telah dibuat oleh temannya.

"Sudalah, gue mau latihan sepak bola. Lu harus menjelaskan semuanya ke Bang Aska" ucap Danu pergi meninggalkan Keana sendirian.

"Dia pikir gue juga mau bilang kek gitu tadi" ucap Keana berjalan sambil menghentakkan kakinya kesal.

Keana berdiri kesal disamping gerbang sekolahnya. Kejadian beberapa menit yang lalu benar benar membuat moodnya hilang. Dirinya Meratapi kebodohan yang dibuat oleh dirinya sendiri.

Tangan kanannya memukul mukul pelan bibirnya. Yang dengan mudahnya berucap bahwa dirinya telah menemukan pengganti Aska. Yaitu Temannya sendiri.

"Bodo banget sih gue" ucap Keana

"Dasar omongan sendiri kaya orang gila" ucap Farrel yang entah kapan kedatangannya.

"Sejak kapan abang disitu" ucap Keana menghampiri kakaknya yang masih bertengger di motornya.

Farrel tak menggubris ucapan Keana ia lebih memilih menyalakan motornya. Daripada membalas ucapan adiknya ini.

"Besok ikut gue yuk" ajak Farrel, dengan perlahan motornya menjauh dari kawasan sekolah Keana.

"Kemana bang!" ucap Keana sedikit teriak. Takut kakaknya tidak mendengarnya karena suara motor yang berlalu lalang.

"Psikiater!! Kayaknya kejiwaan lu sedikit terganggu semenjak putus dari Aska!!" ucap Farrel sedikit terkekeh.

"Sialan lu bang!! Boda jangan anggap gue adik lu!!" ucap Keana sambil memukul punggung kakaknya dengan tangan kanannya.

"Oh dengan senang hatiiii!!!hehehhe" ucap Farrel tertawa puas.

"Bodo!!"

*****

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah bebe-

Davin mengusap mengusap wajahnya kasar. Sama halnya yang dilakukan oleh pria berkumis tebal dengan perut yang sedikit maju kedepan.

"Gimana vin, bisa dihubungi ?" tanya pria tersebut

"Gak bisa om" ucap Davin mendaratkan bokongnya duduk di sebelah pria tersebut. Yang notabenenya adalah ayah dari temannya Aska.

"Udah tan, jangan nangis terus. Aska pasti pulang kok" ucap Putra sambil mengelus lembut punggung wanita yang ada disampingnya.

Jarum pendek berada diantara jam sebelas dan dua belas. Namun, laki laki bernama Aska tidak kunjung pulang menampakkan batang hidungnya.

Membuat hati wanita berumur sekitar empat puluhan tersebut dilanda gelisah. Mengkhawatirkan anak laki laki satu satunya yang dia memiliki. Doa terus ia panjatkan berharap sang putra pulang dengan keadaan selamat tanpa kurang satu apapun.

"Kalian berdua pulang saja, pasti orang tua kalian khawatir" ucap pria berkumis sambil menyentuh bahu Davin.

"Gak om kita udah ijin sama orang tua om" ucap Putra
"Tan, aku anter keatas ya" ucap Putra sambil berjalan mengandeng wanita berumur sekitar empat puluhan ini.

Dua orang laki laki berbeda usia ini tersentak ketika mendengar suara pintu terbuka. Dengan kompaknya mereka berdua menoleh kearah pintu, untuk mengerahu siapa yang datang dijam setangah duabelas malam ini.

Aska&KeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang