46. Puncak

368 17 10
                                    

Author POV

Keana bangun lebih awal. Dirinya membantu nenek menyiapkan sarapan. Keana didik ketika kita bertamu, kita sebagai seorang gadis harus bangun lebih awal. Dan membantu pekerjaan pemilik rumah. Terlebih kita bertamu ke keluarga calon kita.

Keana tersenyum membayangkan dirinya sebagai masa depan Aska. Menyiapkan makanan, menyiapkan baju kerja, dan mencium tangan ketika Aska pergi berangkat kerja. Oke, khayalan Keana terlalu jauh untuk murid SMA kelas sebelas.

"Udah kamu tata ke ?" tanya nenek keluar dari arah dapur.

"iya nek" ucap Keana tak lupa senyuman manisnya yang menghiasi wajahnya.

Kini dirinya dan nenek lebih dulu duduk di meja makan. Menunggu Aska dan kakek selesai mandi.

"wih, siapa yang masak? " tanya Aska dengan handuk yang masih di atas kepala.

Mendengar pertanyaan Aska, Keana buru  buru mengangkat tangannya. Mengartikan bahwa dirinya lah yang memasak. Aska yang melihatnya mengerutkan dahinya menggoda sang kekasih.

"Kenapa kakak ga percaya? " tanya Keana

"Bukannya ga percaya cuman ragu aja" ucap Aska tersenyum miring.

"Apa bedanya? " sewot Keana

"Beda huruf" ucap Aska lalu duduk di depan Keana. Menatap makanan di depannya dengan penuh napsu.

"Kakek lama banget sih " keluh Aska

"Sabar" ucap Keana sambil mengeluarkan ponsel lalu memotret makanan yang ada di meja. Senyumnya mengembang melihat hasil fotonya.

"Biar apa sih Ke, dasar kaum hawa " Ucap Aska sambil memasukan sepotong timun kedalam mulutnya.

"Dasar kaum Adam sirik" balas Keana.

"Sudah jangan ribut mulu "ucap Nenek yang sejak tadi hanya diam melihat keduanya. Akhirnya menegur mereka.
"Nanti jodoh lo " sambung nenek.

"Amiin" ucap Keduanya kompak sambil tersenyum lebar.

Sang nenek hanya dapat menggelengkan kepalanya.

***
"Bagus kan" ucap Keana

Saat ini ia sedang menghubungi kedua temanya melalui panggilan video. Dirinya berputar untuk menunjukan keindahan disekitarnya.

"mau ke puncak" ucap Elina

"ga ajak ajak Ke" ucap Melda dari sebrang sana

"Ga nanti kalian ganggu aku sama kak Aska"

"Justru kita yang bakal jagain kalian,iya ga El"  ucap Melda

"iya betul menjaga dari kejadian keji dan mungkar" ucap Elina membuat ketiganya tertawa.

"Kak Aska mana Ke ?" tanya Elina

"Dia sedang berbicara sama kakeknya entah ngomongin apa? "ucap Keana sedikit melirik Aska dan mengangkat bahunya sedikit lalu menurunkannya kembali.

"ngomongin lu kali Ke, ga cocok untuk jadi cucu menantu " Ucap Melda membuat Elina tertawa kencang hingga memegangi perutnya.

"Bener banget Mel" ucap Elina

"Awas ya kalian berdua, dahlah buang waktu ngobrol sama kalian berdua.. Bey! " ucap Keana memutuskan panggilan secara sepihak.

Dirinya menggerut tidak terima atas apa yang dibilang oleh temannya. Namun raut wajahnya berubah ketika Aska datang menghampirinya dengan senyumnya.

"udah pamernya" ucap Aska

"udah" jawab Keana

Aska berjalan mundur sambil memegang ponsel di depannya. Ia menekan ikon kamera dan memotret Keana yang sedang berdiri di depannya.

"Ngapain sih Kak" tanya Keana

"lagi ambil gambar"

"Kakak mau foto pemandangannya ?"

"iya" ucap Aska tersenyum, kemudian ia berjalan menuju Keana dan memperlihatkan hasil jepretannya.

"Nih cantikkan" ucap Aska sambil menunjukan ponselnya kepada Keana.

Keana tersenyum malu ketika melihat foto di layar ponsel Aska. Hasil jepretan Aska ternyata dirinya.

"kak malu aku" Ucap Keana sambil menutupi wajahnya dengan rambutnya.

"Aku foto lagi ya? " tanya Aska dan mendapat anggukan oleh Keana.

Aska kembali mengambil langkah mundur dan mulai memotret Keana. Bahkan ia rela berjongkok dan tengkurap di tanah demi mengambil gambar Keana.

***

Setelah pulang dari puncak Keana merengek ingin bersepeda di kebun teh. Ia melihat anak anak daerah yang bermain di sepanjang kebun teh. Ada yang bersepeda ada juga yang sedang berlari larian.

"ayo Kak biar kayak di film Heart Kak" ujar Keana

"Emang sepada Aska masih Kek? " tanya Aska

"itu dibelakang tapi nanti di kasih angin dulu bannya kempes" ujar kakek sambil memasukkan sepotong mangga kedalam mulutnya.

"iya Kek" ujar Aska

"tar sorean ya Ke " tambah Aska

"siap" ucap Keana sambil memasukkan sepotong mangga kedalam mulut Aska. Tentu saja diterima baik oleh Aska.

Sesuai permitaan Keana tadi. Sore ini keduanya bersepeda di area kebun teh. Banyak anak anak juga yang bersepedaan seperti mereka. Keana tidak berhenti bersorak gembira ketika dibonceng Aska. Sesekali Keana mengejek anak kecil yang berhasil di lewati Aska.

"wle, kakak duluan" ucap Keana sambil menjulurkan lidahnya. Membuat para anak anak daerah mengejar mereka.

Setelah bersepeda Keana dan Aska duduk di depan sebuah warung kecil. Mereka memesang secangkir kopi dan beberapa cemilan.

"nih kak" Keana menyodorkan segelas kopi ke Aska. Keduanya meminum segelas kopi sambil melihat orang berlalu lalang. Keana menyenderkan kepalanya kepundak Aska. Sambil memakan cemilan yang mereka beli.

"Ke aku mau jujur boleh gak? " tanya Aska setelah beberapa detik bertahan dengan posisi seperti ini.

"jujur apa kak"

"posisi ini ga nyama Ke, kepalamu berat"

"tapi romantis kak" ucap Keana tidak ingin mengubah posisinya sekarang. Ia hanya dapat menghela nafas.

"Kalau kau tidak salah membawa Thermohigromerer pasti tidak akan terjadi seperti ini!!" teriak seorang perempuan membuat Keana mengahlihkan pandangannya kepada perempuan tersebut.

"iss, kenapa aku selalu melihat ke uwu kan orang lain!" teriak perempuan tersebut setelah melihat Aska dan Keana. Kemudian ia pergi dari tempat tersebut. Menyisakan tanda tanya bagi Aska dan Keana.

"maaf ya dia lagi pms" ucap teman perempuan tersebut mendapat anggukan dari Keana.

"pms sampai segitunya" ucap Keana mengangkat kepalanya, membuat Aska menghela nafas lega.

***

Tbc

Maaf baru muncul, maaf juga menghilang entah berapa bulan saya lupa...

Semoga kalian enjoy sama part ini, jangan lupa vote dan komen 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aska&KeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang