7

1.3K 170 4
                                    

*vote dulu boleh? Hehe

Sampai di rumah, aku langsung membuka kotak misterius itu. Kira kira isinya apa ya?

Saat aku membukanya, benar seperti dugaanku, isinya jam tangan.

Tali jamnya berwarna pink muda, dan jamnya berbentuk segi enam berwarna silver. Sisi jamnya ada gliternya gitu.

Bagus...

Tapi buat apa ya Jaemin ngasih jam tangan?

Akhirnya aku membuka aplikasi chat roomku dengan Jaemin, ingin mengucapkan terima kasih.

Jaemin : udah dibuka?
Jaemin : suka ngga?

Minju : iya
Minju : suka kok.
Minju : makasih ya
Minju : btw, dalam rangka
apa ya lo ngasih gue
hadiah?

Jaemin : ngga tau
Jaemin : lagi pengen
aja

Minju : oh.
Minju : dashi hanbeon
jeongmal kamsahamnida

Jaemin : nee 😆

Setelah itu aku tidur.


----------------

*author pov

"Aaaaaaa!" Dua orang gadis menjerit ketakutan ketika mereka jatuh dari jembatan tinggi.

Jadi tadi mereka sedang berfoto bersama kawan kawannya di jembatan besar yang bawahnya laut, lalu kedua gadis itu tidak sengaja tergelincir dan sekarang mereka terjatuh. Untunglah mereka masih berpegangan pada sisi jembatan.

"Tolooong!" Panggil Minju.

Kawan kawannya segera berusaha menolong, tetapi tidak berhasil.

"Jaeminnn tolongin akuuu!!" Panggil Chaewon sambil menangis.

"Aku takut Jaeminn!" Jerit Minju.

Jaemin mengulurkan tangannya ke arah Chaewon, bukan Minju. Padahal Minju berharap Jaemin akan menolongnya.

"Jaemin, tolong aku..." lirih Minju sedih.

"Gaes, bantuin Minju tuh!" Jaemin memeluk Chaewon ketika gadis itu berhasil naik kembali ke atas jembatan.

Sayangnya tidak ada yang mau peduli dengan Minju. Semuanya lebih peduli dengan Chaewon.

"Huuuuu...." Minju menangis.

Tangan Minju langsung melemah sehingga pegangannya lepas.

"Aaaaaaaa!!!!"










*author pov end

"Aaaaaaa!"

Aku terbangun dari tidurku.

Ternyata aku baru saja mengalami mimpi yang sangat menyeramkan. Bagaimana bisa semua orang termasuk Jaemin lebih mementingkan Chaewon daripada aku?

Padahal di mimpiku tadi, aku juga hampir terjatuh, tetapi kenapa Chaewon yang ditolong?

Memangnya Chaewon itu siapa dibandingkan aku?

Oke, aku tau sekali lagi aku memang egois. Aku merasa diriku lebih penting daripada siapapun. Tapi jika kalian jadi aku, apakah kalian tidak berpikiran hal yang sama?

Apakah kalian rela orang yang kalian suka malah menolong orang lain, bukan kita?

Aku langsung keluar kamar dan berlari menuju ruang tamu. Kebetulan disana ada papa yang sudah pulang. Ia sedang menonton televisi.

"Papaaaa..." aku memeluk papa sambil menangis. Ingin sekali rasanya aku menceritakan semua ini kepadanya.

"Ada apa, sayang?" Tanya papa.

"Pa, aku mau cerita sesuatu..." kataku sambil mengahapus air mataku.

"Iya? Mau cerita apa?" Tanya papa sambil mengelus kepalaku.

"Tadi aku mimpi. Jadi aku ceritanya jatuh dari jembatan sama Chaewon, tapi aku ngga ditolongin. Chaewon yang lebih dipentingin daripada aku!" Aku bercerita dengan nada tinggi.

"Oh... jadi maksud kamu, kamu marah karena sahabat kamu itu lebih diutamakan daripada kamu?" Tanya papa tersenyum.

"Iya, pa..." aku mengangguk.

"Apa kamu sayang dengan temanmu itu?" Tanya papa. Aku hanya mengangguk lemah.

"Jadi ada istilah, rela mengorbankan sesuatu demi orang lain, sekalipun menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Mungkin kamu harus belajar istilah itu sayang..." jawab papa.

"Tapi dianya aja ngga mau berkorban buat aku kan pa?" Aku mulai marah karena papa tidak memihak padaku.

"Itulah. Jika memang kamu menyayangi Chaewon, kamu harus rela berkorban buat dia." Jawab papa.

"Hiih... ngga mau." Aku menggelengkan kepala.

"Kamu tau kan kalo papa pengen punya anak yang baik?" Tanya papa.

"Iya. Semua orang juga pasti maunya punya anak yang baik." Jawabku.

"Jika kamu bisa melakukan seperti istilah yang tadi papa bilang, berarti kamu anak baik. Anak kebanggannya papa." Papa kembali mengelus kepalaku.

"Jadi kalo aku mati karena ngga ditolongin, itu namanya rela berkorban? Kalo misalkan itu jadi kenyataan, papa mau ngebanggain siapa lagi? Anak papa kan udah mati!" Jawabku kesal sambil meninggalkan papa.

Aku melangkahkan kaki dengan berat menuju kamar.

Di dalam kamar aku memeluk boneka teddyku sambil menangis.

Mengapa aku jadi egois dan kurang ajar begini?

Aku tidak seharusnya bertindak seperti itu barusan kan?

Papa pasti sedih. Aku harus meminta maaf padanya besok. Untuk saat ini aku mau menenangkan diri dulu.


------------------





[COMPLETED] Really Like You | Na Jaemin x Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang