Sepuluh

5.4K 602 60
                                    


Kaki Jennie perlahan menuruni tangga dengan hati-hati. Posisi tangga yang berbelok membuatnya was was dan memperhatikan tiap langkahnya.

Jennie akan tinggal di rumah besar keluarga Taeyong untuk sementara waktu, sampai pernikahan mereka di laksanakan minggu depan.

Sekarang sudah waktunya sarapan, Nyonya Lee sudah memanggilnya untuk sarapan bersama.

Jennie sedikit menunduk saat semua mata memperhatikannya di ruang makan. Nyonya Lee tersenyum hingga kemudian mempersilahkan Jennie ikut duduk bergabung dengan keluarga kecilnya.

"Aigoo, Jennie~ya kau sangat bersinar ya, aku iri denganmu." Nyonya Lee memuji Jennie terang-terangan, membuat wajah Jennie memerah akibat merasa malu.

"Benarkah? Lagi pula Eomma sangat cantik dan awet muda."

"Heish, kau bisa saja."

Jennie awalnya akan duduk di ujung dekat Dongmin, namun tangan Taeyong menariknya untuk duduk di sebelahnya, membuat Dongmin mengernyit tidak suka.

"Ah, benar sekali. Kau sangat bersinar akhir-akhir ini, kenapa ya?" Lee Domgmin akhirnya membuka suara, menciptakan topik baru yang membuat Nyonya Lee tertarik.

Nyonya Lee memajukan tubuhnya ke arah Jennie, meskipun terhalang meja makan. "Apa kau membeli skin care baru? Bisa kau beritahu, apa merk skin care mu itu?"

Jennie terkekeh melihat calon mertuanya yang menurutnya bertingkah lucu, padahal menurutnya Nyonya Lee sudah sangat cantik tanpa menggunakan skin care.

"Sudahlah Eomma, lebih baik perhatikan saja Appa yang sedari tadi terlihat suntuk." Taeyong berceletuk sembari menunjuk Tuan Lee.

Nyonya Lee lantas menengok ke arah suaminya yang memelototi anaknya itu.

"Aku tidak menggunakan apa pun kok, aku juga tidak mengerti kenapa aku merasa ada yang berubah dengan wajahku."

Nyonya Lee mengangguk-anggukan kepalanya, sebelum akhirnya para pelayan datang dan membawakan makanan ke hadapan mereka.

Jennie mendadak menutup mulutnya dengan tangan ketika melihat hidangan yang nampak lezat di meja makan.

Taeyong yang menyadari perubahan wajah Jennie segera menyentuh pundaknya pelan, menatapnya seolah berkata 'kau baik-baik saja?'

Jennie merasa perutnya di aduk aduk sehingga menimbulkan pusing dan mual.

Taeyong segera berdiri dan menarik Jennie, membuat semua orang menatapnya bingung. "Sepertinya Jennie tidak enak badan, aku akan membawanya ke kamar."

"Baiklah, cepat bawa dia ke kamar." Tuan Lee mengijinkan anaknya itu pergi dengan calon menantunya.

Nyonya Lee terlihat khawatir dan ingin menyusul mereka, namun ia tidak bisa meninggalkan suaminya saat makan malam.

Dongmin yang menatap punggung keduanya menjauh hanya memberikan tatapan tajam sembari meremat sumpit di tangannya dengan kuat.

'Sepertinya ada yang tidak beres.'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie memandang kaca dengan mata berair. Kemudian ia kembali memuntahkan isi perutnya ke wastafel, matanya memicing heran karena ia hanya memuntahkan cairan bening.

"Jennie, kau tidak apa-apa?" Taeyong mengetuk pintu pelan, membuat Jennie segera membasuh wajah dan tangannya.

Jennie membuka pintu kamar mandi, dilihatnya Taeyong yang bersandar di depan pintu ikut menatap ke arahnya.

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang